12 mins read

Follow Up Automation: Pengertian, Cara Kerja, dan Jenisnya, Tutup Deal Lebih Cepat!

Tayang
Ditulis oleh:
Follow Up Automation: Pengertian, Cara Kerja, dan Jenisnya, Tutup Deal Lebih Cepat!
Mekari Qontak Highlights
  • Follow up automation membantu bisnis menjaga komunikasi konsisten dengan prospek tanpa campur tangan manual
  • Sistem otomatis dapat menghemat waktu, mengurangi human error, dan meningkatkan konversi penjualan
  • Setiap pesan dapat dikirim sesuai perilaku pelanggan melalui email, teks, atau panggilan
  • Mekari Qontak menghadirkan solusi Qontak Sales Suite untuk follow up automation multi-channel yang efisien

Pernahkah Anda menerima email otomatis berisi ucapan terima kasih setelah mendaftar newsletter atau mengunduh e-book? Itulah contoh sederhana dari follow up automation.

Follow up automation membantu bisnis dalam menjaga komunikasi dengan prospek tanpa harus dilakukan secara manual. Selain menghemat waktu, sistem ini dapat menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih personal.

Artikel ini akan membahas pengertian, manfaat, cara kerja, hingga contoh penerapan follow up automation di berbagai industri. 

Di akhir, Anda juga akan mengenal bagaimana Mekari Qontak menghadirkan solusi otomatisasi cerdas untuk mempercepat closing penjualan. Pastikan Anda membaca sampai tuntas!

CTA Banner follow up automation

Apa Itu Follow Up Automation?

Follow up automation adalah sistem digital yang secara otomatis menindaklanjuti prospek atau pelanggan berdasarkan tindakan mereka, seperti mengisi formulir, mengklik tautan, atau melakukan pembelian. 

Proses ini biasanya dijalankan melalui platform seperti CRM (Customer Relationship Management) untuk mengirim pesan otomatis lewat email, WhatsApp, atau SMS sesuai dengan status dan perilaku pelanggan.

Dengan otomatisasi ini, bisnis Anda tidak perlu lagi mengandalkan follow up manual yang kerap memakan waktu dan berisiko terjadinya human error. Prospek dan pelanggan pun akan mendapatkan pelayanan yang konsisten.

Pelayanan yang baik ini sekaligus juga akan membuat tim sales dan customer service dapat lebih menjaga hubungan tanpa kehilangan peluang penting.

Baca juga: Mengenal Follow Up: Pengertian, Cara, dan Contohnya dalam Bisnis

Manfaat Follow Up Automation

Berikut beberapa manfaat utama yang bisa bisnis Anda rasakan ketika follow up automation diterapkan dengan tepat:

1. Menghemat Waktu dan Sumber Daya

Proses follow up yang sebelumnya dilakukan secara manual kini dapat berjalan otomatis. Tim sales tidak perlu lagi mengirim pesan satu per satu, sehingga waktu bisa dialokasikan untuk tugas yang lebih krusial.

2. Meningkatkan Efektivitas Komunikasi dengan Pelanggan

Follow up automation juga membuat komunikasi dengan pelanggan yang lebih relevan dan efektif. Pesan akan dikirim pada waktu yang tepat sesuai perilaku pelanggan, seperti saat mereka membuka email atau mengunjungi website.

Baca juga: Cara Membangun Komunikasi Efektif dengan Pelanggan

3. Mengurangi Human Error

Dengan sistem otomatis, risiko kelalaian seperti lupa follow up prospek atau salah kirim pesan dapat berkurang. Setiap langkah sudah terprogram secara otomatis sesuai workflow yang konsisten sehingga kemungkinan human error lebih sedikit.

4. Meningkatkan Tingkat Konversi dan Retensi Pelanggan

Follow up automation juga membuat setiap prospek akan tetap terlibat hingga tahap pembelian atau bahkan setelahnya. Konsistensi ini membantu meningkatkan kepercayaan pelanggan dan memperbesar peluang terjadinya repeat order.

Baca juga: Cara Meningkatkan Repeat Order untuk Bisnis Anda!

5. Mendapatkan Insight dari Kebutuhan Prospek

Data dari aktivitas follow up automation akan menunjukkan preferensi dan pola perilaku pelanggan. Informasi ini bisa digunakan untuk menyesuaikan pendekatan penjualan dan membuat interaksi dengan pelanggan yang lebih personal.


Cara Kerja Follow Up Automation

Agar follow up automation dapat berjalan efektif, bisnis perlu memahami bagaimana sistem ini bekerja dari awal hingga pesan terkirim ke pelanggan. Berikut langkah-langkah utamanya:

1. Menetapkan Pemicu (Trigger)

Proses dimulai dengan menentukan tindakan pelanggan yang akan memicu otomatisasi, seperti mengisi formulir, membuka email, atau meninggalkan keranjang belanja. 

Tindakan pelanggan ini menjadi pemicu untuk sistem otomatisasi yang menjadi titik awal sistem untuk mengirimkan pesan follow up yang sesuai konteks.

2. Membuat Urutan Pesan (Sequence)

Selanjutnya, hal yang dilakukan setelah ditetapkannya pemicu adalah membuat alur pesan berurutan. Alur/urutan pesan (sequence) ini juga dikirim secara otomatis oleh sistem otomatisasi. 

Setiap pesan yang dibuat memiliki tujuan tertentu, misalnya untuk memperkenalkan produk, memberikan penawaran, atau mengingatkan pelanggan untuk melakukan tindakan berikutnya.

3. Menentukan Waktu (Timing)

Jika alur pesan sudah diurutkan, selanjutnya yaitu penjadwalan waktu pengiriman pesan. Hal ini sangat penting agar pesan yang dikirim tidak terkesan spam oleh pelanggan. 

Dengan menentukan waktu pengiriman pesan yang tepat, bisnis Anda dapat menjaga komunikasi dengan pelanggan tetap alami dan tidak mengganggu mereka.

Baca juga: Panduan Cara Mengatasi Spam WhatsApp dan Tips Mencegahnya

4. Personalisasi Pesan (Personalization)

Penting untuk Anda tidak melupakan tahap ini, yaitu mempersonalisasi pesan. Pesan yang dikirim otomatis bisa disesuaikan dengan nama, minat, atau aktivitas pelanggan. 

Pendekatan ini berguna untuk memberikan sentuhan personal kepada pelanggan yang pada akhirnya akan meningkatkan peluang mereka untuk merespons positif pesan yang bisnis Anda kirim.

Baca juga: Panduan Personalisasi Email Marketing yang Efektif

5. Mengimplementasikan dalam Sistem (System)

Setelah semua elemen siap, sistem otomatis kemudian diaktifkan dalam platform seperti CRM atau marketing automation tools

Dengan begitu, seluruh proses follow up akan berjalan tanpa intervensi manual dan tetap bisa dipantau melalui dashboard analitik.


Saluran yang Digunakan dalam Follow Up Automation

Saluran yang Digunakan dalam Follow Up Automation
Sumber: Canva

Dalam praktiknya, follow up automation bisa dijalankan melalui berbagai saluran komunikasi tergantung preferensi pelanggan dan jenis bisnis. Berikut tiga saluran yang paling umum digunakan:

1. Follow Up Melalui Email

Email masih menjadi saluran utama dalam sales automation. Selain karena mampu menjangkau banyak prospek secara personal, follow up melalui email juga dapat memberikan kesan profesional kepada pelanggan. 

Melalui pesan otomatis seperti pengingat, penawaran, atau ucapan terima kasih, bisnis Anda dapat menjaga komunikasi tetap profesional sekaligus meningkatkan peluang konversi.

2. Follow Up Berbasis Teks

Jika bisnis Anda menginginkan respons yang lebih cepat, gunakan pesan berbasis teks seperti SMS atau WhatsApp. Saluran ini efektif untuk pendekatan kepada pelanggan karena sifatnya yang langsung dan personal.

Saluran ini juga cocok digunakan untuk mengingatkan pelanggan tentang janji temu, promo terbatas, atau follow up cepat setelah interaksi awal.

Baca juga: Cara Membuat Pesan Otomatis di WhatsApp Biasa dan Bisnis

3. Follow Up Melalui Panggilan Telepon

Meski berbasis otomatisasi, banyak yang belum memahami bahwa panggilan telepon tetap memiliki peran penting dalam menjalin hubungan yang lebih humanis. 

Sistem follow up automation dapat menjadwalkan panggilan follow up untuk prospek potensial, membantu tim sales merespons dengan waktu yang tepat tanpa kehilangan momentum.


Jenis-Jenis Follow Up Automation Berdasarkan Tujuan

Berikut di bawah ini merupakan beberapa jenis follow up automation yang paling umum digunakan dalam strategi penjualan modern:

1. Follow Up Demo atau Meeting

Follow up automation membantu bisnis Anda dalam mengirimkan pengingat sebelum dan sesudah jadwal demo atau pertemuan dengan prospek. 

Sistem dapat menindaklanjuti dengan mengirimkan pesan yang berisi rangkuman hasil meeting atau ajakan untuk melanjutkan ke tahap berikutnya.

Baca juga: Sales Meeting: Definisi, Tujuan, dan Tips Agar Pertemuan Berjalan Efektif

2. Follow Up Prospek Baru

Setiap kali prospek baru masuk ke sistem CRM, sistem otomatisasi akan segera mengirim pesan sambutan yang memperkenalkan bisnis serta penawaran utama. Dengan pendekatan ini, calon pelanggan akan merasa diperhatikan sejak awal.

3. Follow Up Trial Pengguna (Uji Coba)

Untuk pengguna yang sedang mencoba produk, sistem otomatis bisa mengirim pesan edukatif untuk memperkenalkan fitur unggulan. 

Di akhir masa trial, sistem follow up automation juga akan mengirimkan pesan pengingat yang bertujuan untuk mendorong pengguna agar melakukan pembelian penuh.

4. Follow Up After Sales

Setelah transaksi selesai, sistem otomatisasi dapat mengirim ucapan terima kasih, panduan penggunaan, atau permintaan ulasan. Cara ini tidak hanya dapat menjaga hubungan baik tetapi juga meningkatkan loyalitas pelanggan.

Baca juga: Mengenal Pentingnya After Sales Service, Contoh dan Tips Sukses

5. Follow Up Quotation (Penawaran)

Jika penawaran belum direspons/ditindaklanjuti oleh prospek, sistem dapat mengirim pesan pengingat secara berkala. Cara ini tetap dengan mempertimbangkan agar tidak menimbulkan kesan spam kepada prospek.

Lewat pendekatan ini juga, bisnis Anda akan dipermudah dalam menjaga peluang tanpa terlihat memaksa calon pelanggan.

6. Follow Up Tagihan Pembayaran

Selain itu, sistem follow up automation juga dapat mengingatkan pelanggan tentang tagihan yang mendekati jatuh tempo. Pesan yang dikirim tetap dengan memperhatikan etika sopan namun tetap tegas agar pelanggan segera melakukan pembayaran.

7. Follow Up Kontak yang Tidak Responsif

Untuk prospek yang berhenti merespons, sistem bisa mengirim pesan ringan seperti pertanyaan atau penawaran khusus. Tujuannya yaitu untuk memancing kembali keterlibatan prospek dan membuka peluang untuk berkomunikasi lagi.

8. Follow Up Kontak Re-Engagement

Bisnis dapat menggunakan sistem follow up automation untuk menghubungi pelanggan lama dengan kampanye re-engagement. Strategi ini penting untuk memperkenalkan produk baru atau bahkan menghidupkan kembali minat mereka terhadap brand.

9. Follow Up Perpanjang Layanan (Renewal)

Sebelum masa berlangganan berakhir, sistem otomatis mengirim pengingat agar pelanggan memperbarui layanannya tepat waktu. Selain berfungsi untuk mempertahankan pelanggan jangka panjang, cara ini juga efektif untuk mengurangi churn rate.

10. Follow Up Keranjang Belanja yang Ditinggalkan (Abandoned Cart)

Untuk bisnis yang berfokus pada sistem penjualan e-commerce, sistem follow up automation dapat mengirim pesan pengingat kepada pelanggan yang meninggalkan produk di keranjang. 

Pesan yang dikirim bisa disertai penawaran menarik seperti diskon atau bonus. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan, untuk mendorong mereka menyelesaikan pembelian.


Fitur-Fitur yang Harus Ada pada Follow Up Automation

Fitur-Fitur yang Harus Ada pada Follow Up Automation
Sumber: Canva

Agar follow up automation dapat berjalan optimal, bisnis perlu memperhatikan fitur-fitur utama yang menunjang efektivitas komunikasi kinerja tim. Berikut elemen penting yang wajib dimiliki sistem follow up automation:

1. Segmentasi Audiens

Fitur segmentasi membantu bisnis Anda dalam membagi prospek dan pelanggan berdasarkan beberapa aspek, seperti perilaku, minat, atau tahap penjualan. Jika segmentasi tepat, pesan akan lebih relevan dan peluang konversi akan meningkat.

Baca juga: Customer Segmentation: Definisi, Jenis, dan Contoh Penerapan

2. Visual Workflow Builder

Fitur ini memudahkan bisnis Anda dalam membuat alur follow up otomatis dengan tampilan visual yang mudah dipahami. Tim Anda dapat merancang skenario komunikasi tanpa perlu kemampuan coding, cukup dengan drag-and-drop saja.

3. Pesan yang Dipersonalisasi

Mengingat setiap pelanggan memiliki kebutuhan yang berbeda, memanfaatkan fitur personalisasi merupakan solusinya. Fitur ini berfungsi untuk menyesuaikan pesan berdasarkan nama, preferensi, atau aktivitas masing-masing pelanggan. 

Dengan begitu, personalisasi pesan ini dapat membantu menciptakan hubungan yang lebih hangat dan alami dengan pelanggan sehingga brand loyalty meningkat.

4. Dukungan Multiple Channel

Sistem yang baik harus mengintegrasikan berbagai saluran komunikasi seperti email, WhatsApp, SMS, atau panggilan otomatis. Dengan hal ini, bisnis Anda akan mampu menjangkau pelanggan melalui saluran komunikasi yang paling sering mereka gunakan.

5. Penjadwalan Pengiriman Pesan

Bertujuan agar pelanggan tidak merasa terganggu, fitur ini membantu mengatur waktu pengiriman pesan secara strategis. Dengan penjadwalan secara otomatis ini, komunikasi dengan pelanggan dapat tetap konsisten tanpa harus membebani tim sales.

Baca juga: Cara Mengirim Pesan WhatsApp Terjadwal dengan Mudah

6. Integrasi Omnichannel

Database pelanggan akan tersinkronisasi dengan mulus jika sistem otomatisasi terintegrasi dengan berbagai platform seperti CRM, chat, dan sistem ticketing. Ini membuat setiap interaksi pelanggan tercatat dengan baik dan mudah ditindaklanjuti.

7. Pengelolaan Frekuensi Follow Up Prospek

Fitur ini membantu mengatur seberapa sering sistem mengirim pesan follow up agar tidak terlalu sering atau terlalu jarang juga. Dengan frekuensi yang seimbang, bisnis Anda dapat menjaga ketertarikan pelanggan tanpa meninggalkan kesan spam.

8. Fitur A/B Testing

Melalui fitur A/B Testing, bisnis Anda akan mudah dalam membandingkan dua versi pesan atau strategi follow up untuk melihat mana yang lebih efektif. Selanjutnya, hasil dari testing tersebut dapat digunakan untuk mengoptimalkan kampanye di kemudian hari.

9. Dashboard Analitik dan Pelaporan

Terakhir, fitur penting untuk pengukuran yaitu fitur analitik. Fitur ini memudahkan manajemen dalam memantau performa follow up secara real time. Selain untuk mengukur efektivitas pesan, data ini juga dapat memberikan insight untuk bahan evaluasi strategi berikutnya.

Baca juga: Rekomendasi Aplikasi Analisis Data Terbaik untuk Perusahaan

Contoh Implementasi Follow Up Automation Berdasarkan Industri Bisnis

Setiap industri memiliki karakteristik dan kebutuhan komunikasi yang berbeda, sehingga penerapan follow up automation pun perlu disesuaikan dengan konteks bisnisnya. 

Berikut ini merupakan beberapa contoh penerapan follow up automation di berbagai sektor bisnis:

1. Follow Up Automation pada E-commerce

Dalam industri e-commerce, sistem follow up automation bisa digunakan untuk menindaklanjuti pelanggan dengan kasus abandoned cart atau belum menyelesaikan transaksi. 

Secara otomatis sistem akan mengirim pesan pengingat baik disertai dengan penawaran diskon atau rekomendasi produk serupa. 

Setelah transaksi selesai, follow up automation juga bisa mengirim konfirmasi pesanan, update pengiriman, hingga permintaan ulasan. 

Baca juga: Platform E-Commerce Chat Terbaik yang Banyak Toko Online Gunakan

2. Follow Up Automation Jasa Profesional

Bagi penyedia jasa profesional seperti konsultan atau agensi, sistem follow up automation membantu untuk menindaklanjuti prospek setelah pertemuan awal. 

Pesan dapat berisi ringkasan diskusi, penawaran up selling atau cross selling, hingga ajakan untuk menjadwalkan sesi pertemuan berikutnya.

Sistem otomatisasi juga bisa mengirim pengingat jadwal dan pengumuman penting kepada klien secara otomatis. Selain memberikan nilai profesionalisme, proses ini juga akan meningkatkan efisiensi layanan bisnis Anda.

3. Follow Up Automation Edukasi dan Kursus Online

Pada lembaga pendidikan, follow up automation dapat berfungsi untuk berkomunikasi dengan siswa atau calon peserta kursus. Misalnya untuk mengirim pengingat jadwal kelas atau update materi terbaru.

Selain itu, sistem ini juga dapat menindaklanjuti peserta yang belum menyelesaikan pendaftaran dengan mengirim pesan ajakan. Cara ini penting sebagai upaya meningkatkan jumlah pendaftar aktif.

Baca juga: CRM untuk Pendidikan: Kelola Data, Pendaftaran, dan Siswa Lebih Mudah

4. Follow Up Automation Layanan Kesehatan

Untuk layanan kesehatan seperti klinik atau rumah sakit, follow up automation bisa dimanfaatkan untuk mengingatkan pasien tentang jadwal konsultasi atau hasil pemeriksaan. 

Pesan pengingat ini dapat dikirim secara otomatis melalui SMS atau WhatsApp untuk memastikan pasien tidak melewatkan janji temu.

Setelah konsultasi, sistem juga dapat menindaklanjuti dengan pesan perawatan lanjutan atau survei kepuasan pasien. Cara ini dinilai efektif untuk meningkatkan pengalaman pasien agar lebih personal dan terjaga dengan baik.

Baca juga: Begini Cara Chatbot Mengotomatisasi Layanan Kesehatan Klinik dan Rumah Sakit!

5. Follow Up Automation Layanan Berlangganan

Bisnis berbasis langganan seperti platform SaaS (Software as a Service) atau penyedia layanan digital dapat menggunakan otomatisasi untuk mengingatkan pelanggan tentang masa aktif layanan. 

Pesan yang dikirim dapat berisikan penawaran khusus, misalnya penawaran untuk pelanggan yang masa berlangganannya mendekati habis agar memperpanjang langganan.

Selain itu, sistem follow up automation juga bisa menindaklanjuti pengguna yang sudah tidak aktif dengan kampanye re-engagement. Cara ini sebagai upaya menjaga customer retention dan recurring revenue.


Follow Up Prospek dengan Efisien dengan Mekari Qontak

Pemanfaatan follow up automation dapat membantu bisnis menjaga hubungan dengan prospek secara konsisten tanpa membebankan tugas pada tim sales. 

Dengan sistem yang terstruktur, setiap pesan follow up dapat dikirim tepat waktu dan relevan dengan kebutuhan pelanggan.

Untuk hasil yang lebih optimal, gunakan Mekari Qontak yang menawarkan solusi Qontak Sales Suite. Solusi ini memudahkan bisnis Anda dalam mengotomatisasi follow up penjualan di berbagai saluran komunikasi seperti WhatsApp, email, dan telepon. 

Dengan begitu, semua aktivitas penjualan dan data pelanggan akan tercatat otomatis sehingga tim Anda bisa fokus pada strategi closing penjualan.

Mulai kelola prospek Anda dengan lebih efisien bersama Mekari Qontak. Dapatkan solusi lengkap untuk komunikasi, penjualan, dan CRM dalam satu platform terpadu yang siap membantu bisnis Anda tumbuh lebih cepat.

Segera konsultasikan kebutuhan Anda dengan tim Mekari Qontak di sini atau dapatkan demo gratisnya sekarang!

CTA Banner follow up automation

Pertanyaan yang Sering Diajukan Tentang Follow Up Automation (FAQ)

Apakah follow up automation cocok untuk bisnis kecil?

Apakah follow up automation cocok untuk bisnis kecil?

Ya, follow up automation sangat cocok untuk bisnis kecil karena dapat membantu menghemat waktu dan tenaga tim yang terbatas. Dengan sistem otomatis, bisnis tidak perlu melakukan tindak lanjut secara manual pada setiap prospek. Selain itu, solusi seperti Mekari Qontak menyediakan fitur yang mudah digunakan tanpa perlu keahlian teknis tinggi, sehingga cocok bagi UMKM maupun startup yang ingin tetap responsif terhadap pelanggan.

Bagaimana memastikan follow up tidak terasa spam?

Bagaimana memastikan follow up tidak terasa spam?

Kuncinya ada pada relevansi dan frekuensi. Pastikan pesan dikirim berdasarkan perilaku atau kebutuhan pelanggan, bukan sekadar jadwal tetap. Gunakan personalized message dengan menyebut nama penerima atau menyesuaikan isi pesan dengan konteks interaksi sebelumnya. Selain itu, batasi frekuensi pengiriman agar pelanggan tidak merasa terganggu, dan sediakan opsi opt-out bila diperlukan.

Apakah follow up automation perlu terintegrasi dengan CRM?

Apakah follow up automation perlu terintegrasi dengan CRM?

Sangat perlu. Integrasi dengan CRM membuat data prospek dan pelanggan tetap sinkron sehingga pesan yang dikirim lebih tepat sasaran. Sistem CRM juga membantu tim melihat riwayat interaksi, status prospek, dan peluang penjualan secara real-time. Dengan integrasi seperti yang ditawarkan Mekari Qontak, proses follow up automation menjadi lebih efisien, terukur, dan berdampak langsung pada peningkatan konversi.