Jumlah pengguna E-commerce di Indonesia juga terus meningkat selama beberapa tahun terakhir. Jumlah tersebut akan terus bertambah seperti dikutip dari data Statista bahwa pengguna E-commerce di Indonesia diprediksi meningkat sebesar 133,78 juta pengguna pada tahun 2029 atau bertambah +53,62% dari tahun 2024.
Berdasarkan fakta tersebut, sangat disayangkan jika pelaku bisnis di Indonesia tidak memanfaatkan kesempatan tersebut dengan memulai bisnis online.
Oleh karena itu, sebelum memulai toko online Anda sendiri, ada baiknya untuk menyimak ulasan lengkap mengenai E-commerce dan perbedaannya dengan marketplace pada artikel berikut.
Apa itu E-Commerce?
Electronic Commerce (E-commerce) adalah aktivitas jual beli produk atau jasa yang dilakukan secara daring melalui jaringan internet. Kegiatan ini melibatkan semua proses dalam menjalankan bisnis, mulai dari pemasaran, pemesanan, pembayaran hingga pengiriman produk dilakukan secara online.
Dengan memulai membuka E-commerce, bisnis dapat menjangkau pasar yang lebih luas dengan distribusi murah dan efisien. Hal tersebut membuat bisnis bisa menawarkan berbagai produk dengan harga kompetitif.
Jenis-jenis E-Commerce
Di sisi lain, E-commerce dikelompokan menjadi beberapa jenis kategori. Setiap jenis dibedakan berdasarkan pengguna akhirnya seperti berikut:
- Business to customer (B2C) meliputi transaksi antara bisnis dan konsumen, sebagai contoh: produk fashion, peralatan rumah tangga dan makanan
- Business to Business (B2B) mencakup penjualan yang melibatkan bisnis dengan bisnis, seperti produsen, grosir atau pengecer
- Customer to customer (C2C) berkaitan penjualan yang terjadi antara konsumen, seperti yang banyak terlihat pada platform eBay atau Amazon
- Direct to customer (D2C) meliputi penjualan produk langsung kepada pelanggan akhir, tanpa melalui pengecer, distributor atau grosir seperti layanan berlangganan Netflix
- Customer to Business (C2B) melibatkan konsumen yang menyediakan produk atau layanan yang dibeli oleh sebuah bisnis, seperti iStock yang menawarkan gambar dari berbagai fotografer
- Business to administration (B2A) mencakup transaksi yang terjadi antara bisnis online dengan administrasi seperti produk atau layanan terkait dokumen hukum, jaminan sosial dan lainnya
- Customer to administration (C2A) mirip dengan B2A, tetap konsumen yang menjual produk atau layanan kepada administrasi, seperti konsultan online untuk pendidikan atau perpajakan
Baca juga: Pengertian Social Commerce dan Perbedaannya dengan E-Commerce
Manfaat Berjualan di E-commerce
Berdasarkan penelitian dari Gartner yang mengungkapkan bahwa 75% pelanggan B2B lebih memilih pengalaman berbelanja tanpa berinteraksi dengan sales, sehingga toko online memiliki peluang besar untuk dipilih.
Alasan lain menyebabkan bisnis harus mulai untuk membuka E-commerce adalah
- Kemudahan pelanggan dalam mengakses toko online kapan saja mereka butuhkan selama 24 jam, hanya melalui perangkat mobile atau desktop mereka
- Bisnis memiliki fleksibilitas dalam menawarkan berbagai pilihan produk dibandingkan toko fisik
- Biaya investasi relatif lebih hemat dibandingkan dengan toko fisik, karena sebagian dari E-commerce tidak membutuhkan sewa toko dan karyawan
- Pelanggan bisa berasal dari mana saja bahkan lintas negara
- Lebih mudah dalam menargetkan pelanggan yang ada, atau pelanggan yang paling menguntungkan, untuk mendorong pembelian berulang
- Memberikan pengalaman berbelanja yang dipersonalisasi mulai dari pencarian di situs hingga penetapan harga dinamis dan rekomendasi produk yang disusun sesuai perspektif pelanggan
- Memanfaatkan teknologi untuk menyederhanakan operasi, memasarkan produk, meningkatkan kolaborasi tim, dan memberikan layanan pelanggan yang lebih cepat
Perbedaan E-commerce dan Marketplace
E-commerce dan marketplace sering kali disamakan, namun sebenarnya keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara e-commerce dan marketplace:
1. Definisi dan Pengelolaan
- E-Commerce: E-commerce adalah toko online yang dimiliki oleh satu penjual atau perusahaan. Penjual memiliki kontrol penuh atas seluruh proses penjualan, mulai dari pemasaran, pengelolaan stok, hingga pengiriman.
- Marketplace: Marketplace adalah platform di mana banyak penjual dapat bergabung untuk menjual produk mereka. Di sini, penjual tidak perlu khawatir tentang pengelolaan platform, karena semua aspek teknis, termasuk pembayaran dan pengiriman, diatur oleh marketplace.
Baca juga: Marketplace: Pengertian, Manfaat, Jenis, dan Tipsnya
2. Aktivitas Dashboard and Promosi Branding
- E-Commerce: Penjual memiliki kontrol penuh atas branding toko dan bagaimana produk disesuaikan dengan keinginan pelanggan.
- Marketplace: Penjual biasanya memiliki kontrol terbatas atas branding, karena tampilan dan branding umum diatur oleh marketplace.
3. Biaya
- E-Commerce: Menjalankan e-commerce membutuhkan investasi yang lebih besar dalam hal pengembangan situs web, pemasaran, dan pengelolaan operasional.
- Marketplace: Biaya di marketplace lebih rendah karena platform tersebut sudah menyediakan infrastruktur, namun biasanya ada komisi atau biaya per transaksi yang dikenakan oleh marketplace.
4. Skala dan Jangkauan
- E-Commerce: Cocok untuk bisnis yang ingin membangun identitas brand yang kuat dan memiliki kontrol penuh terhadap pengalaman pelanggan.
- Marketplace: Ideal untuk penjual yang ingin mencapai lebih banyak pelanggan dengan biaya yang lebih rendah dan tanpa harus mengelola situs web mereka sendiri.
Baca juga: Mengenal Social Commerce dan Perbedaannya dengan E-Commerce
Tantangan dalam Menjalankan Business E-commerce
Meskipun memberikan sejumlah manfaat, tidak selamanya membuka toko online berjalan lancar. Sebagian bisnis online sering kali menghadapi tantangan selama menjalankan E-commerce mereka.
Berikut tantangan yang kerap pelaku bisnis online selama menjalankan E-commerce:
1. Persaingan yang Ketat
Pertama, kemudahan dan fleksibilitas E-commerce membuat banyak bisnis peruntungan dengan membuka toko online. Hal ini membuat tingkat persaingan bisnis sangat ketat untuk mendapatkan pelanggan yang sama.
Oleh karena itu, bisnis online perlu membedakan diri dari pesaing dengan menawarkan produk unik, harga kompetitif dan pengalaman pelanggan luar biasa.
2. Keamanan dan Perlindungan Data
Selanjutnya, tantangan yang kerap bisnis hadapi adalah terkait isu keamanan. Pelanggan perlu diyakinkan bahwa uang dan informasi pribadi yang mereka bagikan saat bertransaksi terjamin keamanannya.
Maka dari itu, E-commerce perlu memiliki gateway pembayaran yang aman, sertifikat SSL, dan langkah-langkah keamanan lainnya untuk melindungi data pelanggan mereka.
3. Logistik dan Pengiriman
Kendala lainnya yang mungkin dihadapi sebagian toko online adalah pengiriman produk. Beberapa kali sering ditemukan pelanggan kecewa karena produk yang mereka terima rusak.
Oleh karena itu, toko online perlu memiliki sistem pengiriman dan logistik yang efisien untuk memastikan produk dikirimkan kepada pelanggan tepat waktu dan dalam kondisi baik.
4. Kebijakan Pengembalian dan Tuntutan Layanan Pelanggan
Selain masalah pengiriman, toko online juga perlu memiliki memiliki kebijakan pengembalian yang kuat dan sistem layanan pelanggan yang efisien untuk menangani pertanyaan dan keluhan pelanggan.
Sebagian E-commerce mengalami kesulitan, terutama untuk bisnis yang menjual produk kompleks atau teknis, atau bisnis kecil yang memiliki sedikit atau tidak ada staf.
5. Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan
Terakhir bagian yang tak kalah penting adalah membangun kepercayaan pelanggan. Sebagian bisnis mungkin kesulitan dalam memberikan kepuasan pelanggan, sehingga kepercayaan terhadap bisnis juga tidak terbagun. Dalam hal ini, bisnis online perlu memberikan produk berkualitas dan pelayanan prima.
Contoh Bisnis E-commerce yang Berkembang di Indonesia
Terlepas dari semua tantangan yang pelaku bisnis online hadapi, nyatanya perkembangan E-commerce cukup pesat di Indonesia. Pelanggan bisa dengan mudah menemukan pilihan E-commerce tempat mereka dapat berbelanja online.
Berikut beberapa contoh E-commerce yang bisa Anda temui di Indonesia:
1. Marketplace Online
E-commerce pertama yang paling populer di Indonesia adalah Marketplace online yang berperan sebagai platform atau perantara yang menghubungkan antara pihak pembeli dengan penjual.
Layaknya tempat berjualan, Marketplace menetapkan aturan tertentu tentang apa yang dapat dijual di platform mereka dan mengambil komisi kecil pada setiap produk yang terjual. Marketplace online yang terkenal di Indonesia adalah Shopee, Tokopedia, Lazada, Blibli dan Bukalapak.
Baca juga: Daftar Marketplace Online di Indonesia yang Paling Banyak Dikunjungi
2. Website Bisnis Online
Selain Marketplace, sebagian bisnis memilih untuk membuat website sendiri untuk mempromosikan dan menjual produk mereka. Website online bisa dimanfaatkan untuk menampilkan produk dan layanan bisnis lengkap dengan deskripsinya layaknya etalase pada toko fisik.
Dengan adanya website online, bisnis memiliki lebih banyak kendali atas penetapan harga dan branding.
3. Dropshipping
Dropshipping adalah model pendapatan E-commerce yang memungkinkan sebuah bisnis bertindak sebagai perantara antara pembeli dan pemasok dengan memasarkan dan menjual barang. Model bisnis tersebut menghilangkan biaya penyimpanan inventaris, gudang, dan pengiriman.
Sebagai gantinya, dropshiper hanya bertanggung jawab untuk menjalankan iklan dan mendapatkan lalu lintas ke situs E-commerce Anda.
Baca juga: Panduan Lengkap Memulai Bisnis Dropship untuk Pemula
4. Affiliate Marketing
Model E-commerce lainnya yang berperan sebagai perantara adalah affiliate marketing. Sesuai namanya, seorang affiliate marketing berperan mempromosikan produk. Kemudian, affiliate marketing akan mendapatkan komisi dari setiap produk yang berhasil yang mereka jual.
5. Media Sosial
Selain media komunikasi, media sosial juga berfungsi sebagai media mempromosikan toko E-commerce kepada masyarakat luas. Jika dilakukan dengan baik, pemasaran media sosial melibatkan pelanggan dalam suasana yang santai. Hal ini dapat menarik pelanggan baru.
Baca juga: Mengenal Engagement di Media Sosial dan Cara Meningkatkannya
Tips Sukses Berjualan di E-commerce
Setelah mengetahui E-commerce dengan baik, kini saat yang tepat untuk Anda membuka toko online sendiri. Dalam upaya mendukung usaha Anda, kami memberikan tips sukses berjualan di E-commerce seperti berikut:
1. Riset Pasar
Strategi berjualan di E-commerce pertama adalah riset pasar. Dalam hal ini, Anda perlu mengidentifikasi target pelanggan yang tepat untuk bisnis Anda. Kenali kebiasaan dan perspektif pelanggan yang membantu menentukan strategi tepat untuk mendekati mereka.
2. Bangun Website yang User-friendly
Selanjutnya, sebaiknya Anda membuat website bisnis sendiri. Melalui website tersebut, Anda memegang kendali penuh atas semua informasi produk yang disampaikan di dalamnya. Pastikan juga website tersebut user-friendly, sehingga tidak mengganggu pengalaman pelanggan saat berselancar.
3. Susun Strategi Marketing yang Efektif
Strategi berikutnya adalah menyusun strategi pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan dan perspektif pelanggan. Personalisasi setiap konten atau promo yang Anda buat agar dapat menarik minat pelanggan. Manfaatkan juga tools populer seperti media sosial untuk memperluas jangkauan pemasaran.
4. Kelola Manajemen Stok dan Logistik Secara Efisien
Kemudian, pastikan bahwa ketersedian barang di gudang selalu aman. Dengan begitu, tidak akan ada pelanggan yang kecewa karena kehabisan produk. Selain itu, atur alur logistik secara efisien mungkin. Tujuannya agar produk diterima tepat waktu dalam kondisi baik.
5. Berikan Layanan Pelanggan yang Prima
Terakhir yang tak boleh terlewatkan adalah memberikan layanan pelanggan sebaik mungkin. Personalisasi setiap interaksi yang terjalin dengan pelanggan. Dengan begitu, pelanggan akan merasa puas dan terbentuk kepercayaan mereka terhadap bisnis.
Kesimpulan
Demikianlah penjelasan terkait E-commerce yang populer bisnis kembangkan untuk meningkatkan penjualan secara daring. Metode penjualan ini membantu bisnis menjangkau pasar yang lebih luas dengan efisien dengan murah.
Meski begitu, berjualan di E-commerce bukan tanpa kendala. Sebagaian bisnis online menghadapi sejumlah tantangan seperti tingkat persaingan yang ketat hingga kesulitan dalam membangun kepuasan dan kepercayaan pelanggan.
Mekari Qontak menawarkan aplikasi CRM terbaik di Indonesia. Aplikasi CRM Mekari Qontak tersebut membantu bisnis membangun interaksi yang personal sehingga bisa meningkatkan kepuasan pelanggan.
Selain itu, aplikasi CRM Mekari Qontak dapat dihubungkan Aplikasi Omnichannel yang terintegrasi dengan berbagai platform E-commerce bisnis untuk memberikan layanan terpadu dalam satu sistem. Dengan begitu, tidak ada lagi pesan pelanggan yang terabaikan.
Yuk, konsultasikan kebutuhan bisnis Anda dengan tim ahli Mekari Qontak atau uji coba gratis aplikasi Mekari Qontak dengan klik di sini.