9 mins read

SLA Management: Pengertian, Manfaat Hingga Tips Memulai dan Mengelolanya

Tayang
SLA Management: Pengertian, Manfaat Hingga Tips Memulai dan Mengelolanya
Mekari Qontak Highlights
  • SLA (Service Level Agreement) Management adalah proses terstruktur yang digunakan untuk mendefinisikan, mengukur, memantau, melaporkan, dan meninjau kualitas layanan pelanggan.
  • SLA Management bermanfaat dalam peningkatan kepuasan pelanggan, efisiensi operasional, hingga pengambilan keputusan berbasis data.
  • Cara memulai manajemen SLA dimulai dari identifikasi kebutuhan dan ekspektasi pelanggan, menentukan metrik KPI, menyusun dokumen SLA hingga mengomunikasikan SLA kepada pelanggan hingga.

Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana sebuah bisnis bisa memastikan layanan yang diberikan selalu sesuai harapan pelanggan?

Membuat dan mengelola dokumen perjanjian tingkat layanan (SLA management) menjadi cara efektif untuk memberikan jaminan bahwa bisnis berkomitmen memenuhi kebutuhan pelanggan.

Dalam praktiknya, manajemen SLA bersifat cukup fleksibel karena dapat dinegosiasikan antara pelanggan dan penyedia layanan. Kedua pihak memiliki hak untuk menentukan tanggung jawab perusahaan dalam menangani masalah pelanggan sesuai dengan kesepakatan yang dibuat.

Dalam artikel ini, Mekari Qontak akan menjelaskan seputar manajemen SLA, dari pengertian, manfaat hingga contoh penerapannya dalam bisnis. Simak artikel ini hingga selesai!

Optimalkan SLA Management Bisnis Anda dengan Mekari Qontak

Apa itu Manajemen SLA?

SLA (Service Level Agreement) Management adalah proses pengelolaan, pemantauan, dan evaluasi perjanjian yang dibuat antara penyedia layanan (bisnis) dengan pelanggan.

Secara sederhana, manajemen SLA memastikan bahwa penyedia layanan memberikan performa sesuai komitmen yang telah dijanjikan, sekaligus memantau dan mengukur apakah target tersebut benar-benar tercapai.

Tujuan manajemen SLA adalah untuk menetapkan ekspektasi yang jelas antara pelanggan dan penyedia layanan, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas hingga menjamin kualitas layanan agar tetap konsisten.

Baca juga: Service Level Agreement (SLA): Pengertian, Fungsi, dan Cara Membuatnya

Pentingnya SLA Management

Seperti dijelaskan sebelumnya, SLA management memiliki peran penting dalam menjaga hubungan antara pelanggan dengan bisnis sebagai penyedia layanan.

Bagi bisnis, melakukan SLA management sangat penting untuk menjaga kualitas layanan sesuai perjanjian, sehingga pelanggan bertahan.

Selain itu, ada beberapa alasan lainnya yang membuat penyedia layanan penting untuk menjaga manajemen SLA, seperti berikut.

1. Menghindari Konflik dan Sengketa

Manajemen SLA memberikan acuan yang jelas terkait standar layanan yang disepakati antara penyedia dan pelanggan. Ini akan meminimalkan potensi kesalahpahaman yang dapat memicu konflik dan sengketa.

Ketika setiap pihak mengetahui tanggung jawab dan ekspektasi masing-masing, beragam perbedaan pendapat dapat dihindari atau diselesaikan dengan lebih cepat.

2. Mencegah Ketidakjelasan Tanggung Jawab

Dokumentasi SLA secara rinci menjelaskan tugas dan kewajiban tiap pihak. Hal ini tentunya akan menghilangkan kebingungan tentang siapa yang harus melakukan apa saat terjadi masalah layanan.

Langkah tersebut bisa memastikan proses penyelesaian lebih efektif karena tidak terjadi tumpang tindih atau pengabaian tanggung jawab.

3. Memastikan Kepatuhan (Compliance)

Manajemen SLA berperan penting dalam membantu bisnis memenuhi standar kepatuhan internal maupun eksternal.

Dalam banyak industri seperti keuangan, kesehatan, dan teknologi informasi, penyedia layanan diwajibkan untuk mengikuti regulasi tertentu terkait waktu respon, keamanan data, dan privasi pelanggan.

Dengan menerapkan SLA yang jelas, perusahaan memiliki dokumen formal yang menjadi bukti bahwa layanan mereka beroperasi sesuai regulasi yang berlaku.

4. Menetapkan Prioritas Insiden

Dalam dunia layanan, tidak semua masalah pelanggan memiliki tingkat urgensi yang sama. Di sinilah pentingnya manajemen SLA, yakni untuk mengklasifikasikan dan menetapkan prioritas insiden berdasarkan dampaknya terhadap operasional atau pelanggan.

Melalui sistem SLA, tim support dapat menentukan batas waktu penanganan yang berbeda untuk tiap level insiden, misalnya:

  • Kritis: gangguan sistem total yang harus ditangani dalam 1 jam.
  • Sedang: gangguan sebagian fungsi, ditangani dalam 4 jam.
  • Rendah: permintaan minor atau pertanyaan umum, ditangani dalam 24 jam.

5. Memitigasi Risiko Downtime

Setiap bisnis digital sangat bergantung pada ketersediaan layanan (uptime). Gangguan kecil sekalipun dapat menyebabkan kerugian besar, baik dari sisi finansial maupun reputasi.

Manajemen SLA membantu perusahaan meminimalkan risiko downtime dengan cara mendefinisikan standar waktu tanggap, mekanisme eskalasi, serta rencana pemulihan jika terjadi kegagalan sistem.

Baca juga: Eskalasi Tiket: Jenis, Proses, dan Tips Praktisnya

Manfaat Manajemen SLA untuk Bisnis

1. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan

Salah satu manfaat paling nyata dari manajemen SLA adalah meningkatnya kepuasan pelanggan. Dengan adanya standar layanan yang jelas, pelanggan merasa kebutuhan mereka dihargai dan diutamakan.

Ketika layanan konsisten sesuai ekspektasi, pelanggan akan memiliki rasa percaya dan loyalitas yang lebih tinggi. Hal ini akan berkontribusi terhadap retensi dan reputasi positif bisnis.

Baca juga: Cara Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Efektif

2. Mendorong Peningkatan Kualitas Layanan Berkelanjutan

Selain menjadi acuan kinerja, manajemen SLA juga berperan sebagai alat evaluasi berkelanjutan.

Melalui pemantauan performa secara rutin, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan membuat strategi peningkatan kualitas layanan secara berkelanjutan.

Dengan kata lain, manajemen SLA menciptakan lingkaran umpan balik positif antara data performa dan inovasi layanan, memastikan kualitas terus meningkat seiring waktu.

3. Memberikan Transparansi Data Kinerja

Manajemen SLA memungkinkan seluruh aktivitas layanan dicatat secara terukur dan terpantau. Hal ini menciptakan transparansi data yang dapat diakses baik oleh penyedia layanan maupun pelanggan.

Dengan data yang terbuka kedua pihak dapat menilai performa secara objektif, bukan berdasarkan asumsi. Contohnya, tingkat penyelesaian tiket, waktu rata-rata respon, atau rasio kepatuhan SLA.

Baca juga: Rekomendasi Data Management Platform (DMP) Terbaik untuk Bisnis

4. Menciptakan Efisiensi Operasional

Dengan adanya manajemen SLA yang jelas, tim memiliki arah kerja dan prioritas yang pasti. Tidak ada lagi tumpang tindih tugas atau kebingungan tentang tanggung jawab antar departemen.

Proses kerja yang lebih terstruktur ini menghemat waktu, mengurangi beban administratif, dan membantu manajemen memfokuskan sumber daya pada area dengan dampak paling besar.

5. Memperkuat Hubungan Bisnis

SLA yang dikelola dengan baik berperan sebagai dasar kepercayaan antara penyedia layanan dan pelanggan. Ketika komitmen layanan dipenuhi secara konsisten, hubungan bisnis berkembang dari sekadar transaksi menjadi kemitraan jangka panjang.

Selain itu, komunikasi yang terbuka melalui laporan kinerja SLA juga memperkuat kolaboras. Hal ini membantu kedua pihak menemukan solusi yang saling menguntungkan jika terjadi perbedaan ekspektasi.

Baca juga: Komunikasi Bisnis: Pengertian, Komponen, Jenis, dan Contohnya

6. Memudahkan Perencanaan Kapasitas dan Anggaran

Data historis dari manajemen SLA memberikan gambaran jelas tentang volume pekerjaan, kebutuhan sumber daya, dan pola permintaan pelanggan.

Informasi tersebut tentunya sangat berguna bagi manajemen dalam merencanakan kapasitas tim dan alokasi anggaran secara lebih akurat. Dengan proyeksi yang berbasis data, bisnis dapat menghindari over budget atau kekurangan sumber daya.

7. Mengukur Nilai Layanan Secara Objektif

Tanpa manajemen SLA, Tanpa SLA, sulit bagi perusahaan menilai apakah layanan yang diberikan benar-benar bernilai bagi pelanggan.

Manajemen SLA menyediakan parameter terukur seperti tingkat kepatuhan, waktu penyelesaian, dan persentase resolusi tepat waktu untuk menilai efektivitas layanan.

Baca juga: Rekomendasi KPI Software Terbaik, No.1 Wajib!

Cara Memulai Manajemen SLA

Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memulai penerapan manajemen SLA secara efektif.

1. Identifikasi Kebutuhan dan Ekspektasi Pelanggan

Langkah pertama yang perlu dilakukan sebelum melakukan manajemen SLA adalah menguraikan kebutuhan dari pelanggan. Dalam hal ini bisnis bisa menanyakan langsung kepada pelanggan tentang ekspektasi mereka.

Namun, dalam beberapa kasus, tidak semua pelanggan mampu mengartikulasikan kebutuhan mereka secara jelas. Jika hal ini terjadi, bisnis dapat melakukan analisis sederhana terhadap perilaku pelanggan, misalnya dengan meninjau riwayat interaksi mereka sebelumnya.

2. Tentukan Metrik Kinerja Utama (KPI)

Setelah memahami kebutuhan pelanggan, langkah berikutnya adalah menentukan indikator kinerja utama atau KPI (Key Performance Indicators) yang akan digunakan untuk menilai pencapaian SLA.

Beberapa metrik yang umum digunakan antara lain waktu respon, durasi penyelesaian masalah, dan tingkat ketersediaan layanan (service availability).

Baca juga: Indikator Penilaian KPI Customer Service yang Diukur oleh Bisnis

3. Susun Dokumen SLA

Tahap selanjutnya adalah membuat dokumen Service Level Agreement (SLA). yang berisi detail kesepakatan antara penyedia layanan dan pelanggan.

Secara umum, isi dokumen SLA sebaiknya mencakup beberapa elemen berikut.

  • Daftar pemangku kepentingan beserta peran mereka
  • Lingkup layanan, termasuk layanan spesifik yang disediakan, serta layanan yang dikecualikan
  • Kewajiban pelanggan, termasuk jumlah yang harus dibayar pelanggan dan seberapa sering
  • Kewajiban penyedia layanan, termasuk tindakan khusus yang harus diambil oleh vendor
  • Kondisi khusus untuk membatalkan perjanjian, seperti ketika tujuan tidak tercapai dalam periode waktu tertentu.
  • Klausul khusus yang berisi kesepakatan memberi kompensasi kepada pelanggan jika ada pelanggan yang vendor lakukan

Dengan adanya klausul ganti rugi, pelanggan mendapat jaminan bahwa penyedia layanan akan menanggung biaya jika gagal memenuhi standar layanan yang dijanjikan.

4. Dapatkan Persetujuan dari Semua Pihak yang Terlibat

Setelah rancangan SLA selesai, langkah berikutnya adalah melibatkan seluruh pihak terkait, baik internal maupun eksternal untuk memberikan masukan dan melakukan peninjauan terhadap isi perjanjian.

Setelah mendapatkan masukan dari semua pihak terkait dan melakukan perubahan atau penyesuaian yang diperlukan, pastikan bahwa semua pihak yang terlibat telah sepakat dengan setiap item dalam SLA.

Setelah revisi dilakukan dan semua pihak menyetujui isinya, mintalah konfirmasi resmi dalam bentuk tanda tangan sebagai bukti persetujuan dan komitmen terhadap SLA.

Kemudian, bagikan salinan dokumen final kepada semua pihak terkait agar mereka memiliki akses referensi yang sama untuk digunakan di masa mendatang.

5. Komunikasikan SLA kepada Pelanggan

Tahap terakhir dalam proses ini adalah mengomunikasikan SLA secara transparan kepada pelanggan. Sampaikan dengan jelas cara bisnis berupaya memenuhi standar yang telah ditetapkan.

Komunikasi yang terbuka membantu menciptakan hubungan yang seimbang antara pelanggan dan penyedia layanan.

Pelanggan merasa dilibatkan dan percaya bahwa komitmen mereka dihargai, sementara penyedia layanan terdorong untuk mempertahankan performa terbaiknya.

Dengan cara ini, implementasi SLA akan berjalan lebih lancar, transparan, dan bebas dari potensi kesalahpahaman di kemudian hari.

Baca juga: Customer Service SLA: Definisi, Langkah Pembuatan, dan Contohnya

Tips Mengelola SLA Management

Mekari Qontak_Infografik SLA Management

Berikut beberapa langkah yang dapat membantu Anda dalam mengelola manajemen SLA secara efektif.

1. Gunakan Alat dan Teknologi yang Tepat

Pertama, penggunaan teknologi dapat membantu Anda untuk mengotomatiskan SLA management. Hal ini bisa mengurangi kesalahan dan memastikan indikator KPI dilacak dengan efektif.

Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk memilih teknologi tepat guna yang mampu mengotomatiskan pemantauan dan menangani menangani ketidaksesuaian dengan cepat.

Baca juga:  Rekomendasi Tools Manajemen SLA Terbaik untuk Optimalkan Layanan Bisnis

2. Pantau dan Lacak Kinerja Secara Konsisten

Pemantauan kinerja adalah inti dari manajemen SLA. Pastikan bisnis Anda selalu melacak performa layanan berdasarkan KPI yang telah ditetapkan sebelumnya.

Selain itu, lakukan juga penilaian berkala dalam periode tertentu, contohnya bulanan atau kuartalan untuk memastikan SLA tetap berjalan sesuai target.

Langkah tersebut membantu Anda mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan memastikan standar layanan tetap terjaga di setiap siklus evaluasi.

Baca juga: SLA Monitoring dan Report: Proses dan Rekomendasi Tools

3. Tinjau dan Perbarui SLA Secara Berkala

Luangkan waktu untuk mengevaluasi performa layanan dan mintalah umpan balik langsung dari pelanggan guna memahami aspek mana yang sudah berjalan baik dan area mana yang masih perlu peningkatan.

Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, buatlah draf SLA baru yang lebih relevan. Hapus layanan yang sudah tidak dibutuhkan dan tambahkan poin yang memberikan nilai tambah bagi pelanggan maupun bisnis Anda.

Pastikan semua pihak yang terlibat memberikan persetujuan agar SLA baru dapat dijalankan dengan komitmen bersama.

4. Bersikap Proaktif dalam Menyelesaikan Masalah

Salah satu kesalahan umum dalam manajemen SLA adalah menganggapnya sekadar formalitas. Banyak bisnis jarang meninjau atau memperbarui SLA sehingga kesepakatan tersebut menjadi usang dan tidak lagi mencerminkan kebutuhan pelanggan saat ini.

Untuk menghindari hal tersebut, bisnis perlu bersikap proaktif dalam mengidentifikasi potensi masalah sejak dini. Segera lakukan tindakan korektif ketika menemukan penyimpangan dari standar layanan yang telah disepakati.

Dengan pendekatan yang aktif dan berkelanjutan, perusahaan dapat menjaga kepuasan pelanggan sekaligus memperkuat reputasi sebagai penyedia layanan yang responsif dan andal.


Optimalkan SLA Management Bisnis Anda dengan Mekari Qontak!

Dengan demikian, SLA management menjadi elemen penting yang perlu bisnis perhatikan. Manajemen SLA mampu meningkatkan kepuasan pelanggan hingga memperkuat hubungan bisnis.

Ada beberapa cara yang bisnis lakukan untuk mengelola SLA management dengan baik. Salah satunya adalah menggunakan fitur terbaru Qontak Service Suite dari Mekari Qontak.

Bukan hanya itu, melalui Manajemen SLA dari Mekari Qontak, Anda juga bisa melakukan monitoring kinerja KPI secara real time pada dasbord Mekari Qontak untuk memastikan manajemen SLA berjalan dengan baik.

Jangan menunda lagi! Coba gratis solusi Qontak Service Suite atau konsultasikan kebutuhan bisnis Anda dengan tim ahli Mekari Qontak hari ini!

Optimalkan SLA Management Bisnis Anda dengan Mekari Qontak
Kategori : Customer Service

Pertanyaan yang Sering Diajukan Tentang SLA Management (FAQ)

Apa perbedaan antara SLA dan manajemen SLA?

Apa perbedaan antara SLA dan manajemen SLA?

SLA adalah dokumen perjanjian yang menetapkan standar layanan antara penyedia dan pelanggan. Sementara itu, manajemen SLA adalah proses untuk memantau, mengevaluasi, dan memastikan perjanjian tersebut dijalankan secara konsisten.

Seberapa sering SLA perlu ditinjau dan diperbarui?

Seberapa sering SLA perlu ditinjau dan diperbarui?

Idealnya, SLA ditinjau secara berkala, contohnya setiap 6 hingga 12 bulan atau setiap kali terjadi perubahan besar dalam kebutuhan pelanggan, skala bisnis, maupun teknologi layanan.

Bagaimana teknologi membantu dalam manajemen SLA?

Bagaimana teknologi membantu dalam manajemen SLA?

Alat seperti CRM, omnichannel system, atau dashboard analitik dapat mengotomatiskan pelacakan KPI, memberikan laporan real-time, dan mendeteksi pelanggaran SLA secara lebih cepat.

Apakah manajemen SLA hanya diperlukan untuk bisnis besar?

Apakah manajemen SLA hanya diperlukan untuk bisnis besar?

Tidak. Bisnis kecil dan menengah juga membutuhkan manajemen SLA agar operasional layanan lebih terstruktur, efisien, dan mampu mempertahankan kepercayaan pelanggan.