- Customer insight atau wawasan pelanggan adalah pemahaman mendalam tentang kebutuhan, keinginan, dan perilaku pelanggan Anda.Â
- Manfaat utama customer insight yaitu meningkatkan strategi pemasaran, mengoptimalkan pengalaman pelanggan, dan mendorong loyalitas.
- Cara mendapatkan customer insight bisa melalui analisis data, survei pelanggan, media sosial, hingga CRM.
- Customer insight vs. data pelanggan, insight lebih berfokus pada interpretasi data untuk memahami alasan di balik perilaku pelanggan.
- Contoh penerapan customer insight termasuk personalisasi layanan, perbaikan produk, dan strategi komunikasi yang lebih tepat sasaran.
Apakah Anda sudah memanfaatkan customer insight dengan tepat? Customer insight merupakan interpretasi mendalan dari data untuk memahami pelanggan.
Langkah ini diambil untuk mengembangkan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Hal tersebut membuat bisnis dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan mendorong loyalitas.
Dalam artikel ini, Mekari Qontak akan mengupas tuntas seputar apa itu customer insight, manfaat, jenis, cara mengumpulkan hingga strategi mengoptimalkannya.
Apa itu Customer Insight?
Customer insight atau consumer insight adalah pemahaman terkait informasi, perilaku, dan umpan balik pelanggan yang digunakan untuk mengambil keputusan dalam mengembangkan produk atau layanan.
Consumer insight juga dapat digunakan sebagai strategi untuk memenangkan pasar kompetitif. Bisnis bisa mengumpulkan insight pelanggan dari berbagai sumber online maupun offline untuk memprediksi tren pasar.
Bisnis lebih mungkin kehilangan banyak pelanggan karena tidak berusaha memahami pelanggan. Sebaliknya, ketika Anda mengetahui pelanggan dan kebutuhan mereka, ini akan lebih mudah meyakinkan pelanggan untuk membeli produk yang ditawarkan.
Baca juga: Customer: Pengertian, Karakteristik, dan Perbedaannya
Manfaat Customer Insight
1. Meningkatkan Penjualan dan Keuntungan
Customer insight memungkinkan bisnis untuk memahami motivasi di balik keputusan pembelian. Dengan mengetahui apa yang mendorong pelanggan, bisnis bisa menyesuaikan produk, fitur, dan penawaran agar lebih relevan.
Misalnya, jika insight menunjukkan bahwa pelanggan membeli produk Anda karena ingin menghemat waktu, Anda dapat menyoroti aspek efisiensi dalam pemasaran.
Hasilnya, pelanggan merasa produk tersebut benar-benar menjawab kebutuhan mereka. Ini mendorong penjualan berulang dan meningkatkan rata-rata nilai transaksi (Average Transaction Value).
Baca juga: Software Customer Retention Terbaik untuk Meningkatkan Pembelian Berulang
2. Mengefisiensi Biaya Pemasaran
Tanpa insight, kampanye pemasaran akan berjalan kurang efektif. Dengan customer insight, Anda bisa menargetkan audiens paling potensial dengan pesan yang beresonansi kuat.
Sebagai contoh, jika insight menunjukkan bahwa pelanggan Anda peduli pada keberlanjutan, Anda bisa fokus pada narasi ramah lingkungan dalam iklan. Ini mengurangi pemborosan biaya iklan pada audiens yang tidak relevan.
3. Mengurangi Biaya Akuisisi Pelanggan (CAC)
Customer insight bisa mengurangi biaya akuisisi pelanggan (CAC). Pasalnya, strategi pemasaran yang lebih tepat sasaran dan personalisasi berdasarkan insight bisa menarik pelanggan baru menjadi lebih efektif.
Proses mendapatkan pelanggan baru jadi lebih cepat dan lebih murah karena perusahaan sudah tahu apa yang benar-benar dibutuhkan pelanggan.
4. Meningkatkan Pengalaman Pelanggan
Data insight memungkinkan perusahaan menghadirkan layanan yang lebih personal dan responsif. Mulai dari rekomendasi produk, pelayanan customer service, hingga kemudahan akses informasi.
Nantinya, semua dapat disesuaikan dengan preferensi pelanggan. Hal ini menciptakan pengalaman positif yang membuat pelanggan merasa dihargai.
Baca juga: Strategi Customer Service yang Efektif untuk Tingkatkan Pengalaman Pelanggan
5. Meningkatkan Loyalitas Pelanggan
Loyalitas pelanggan bisa dibangun dengan pemahaman. Ketika bisnis secara proaktif menunjukkan bahwa mereka mendengarkan dan merespons kebutuhan pelanggan, mereka akan merasa dihargai.
Perasaan tersebut mengubah pelanggan dari sekadar pembeli menjadi pendukung setia (advocate) yang terus membeli dan merekomendasikan produk Anda kepada orang lain.
6. Membangun Reputasi dan Kepercayaan
Ketika sebuah brand konsisten memberikan pengalaman positif dan relevan, reputasinya semakin kuat di mata publik.
Kepercayaan pelanggan akan tumbuh yang pada akhirnya memicu rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) dan ulasan positif di berbagai platform digital.
Baca juga: Cara Memperbaiki Reputasi Buruk Brand
7. Meningkatkan Inovasi Produk
Insight memberi gambaran jelas tentang kebutuhan yang belum terpenuhi atau tren yang sedang berkembang.
Informasi tersebut menjadi dasar bagi tim R&D atau produk untuk mengembangkan inovasi baru, sehingga brand tetap relevan, kompetitif, dan memiliki peluang membuka pasar baru.
Perbedaan Customer Insight dan Data Pelanggan
Perbedaan | Customer Insight | Data Pelanggan |
---|---|---|
Definisi | Interpretasi mendalam dari data pelanggan untuk memahami motivasi, kebiasaan, dan alasan di balik perilaku pelanggan. | Kumpulan informasi dasar tentang pelanggan, seperti data demografi, riwayat pembelian, dan interaksi dengan brand. |
Fokus | Analisis konteks dan pola untuk memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan secara mendalam. | Informasi faktual dan kuantitatif yang terkumpul dari pelanggan. |
Bentuk | Wawasan yang sudah diolah untuk mendukung strategi bisnis. | Data kuantitatif atau kualitatif yang masih mentah. |
Contoh | Mengapa pelanggan melakukan pembelian berulang, preferensi produk, tingkat kepuasan dan loyalitas. | Usia pelanggan, lokasi, transaksi pembelian, status pernikahan. |
Tujuan | Mengambil keputusan bisnis dan strategi pemasaran yang tepat berdasarkan pemahaman pelanggan. | Menyimpan dan mengorganisasi data pelanggan. |
Sumber data | Melalui analisis data pelanggan, survei, media sosial dan interaksi. | Melalui formulir, transaksi, database CRM. |
Nilai bisnis | Tinggi karena dapat digunakan untuk inovasi dan strategi yang tepat sasaran. | Rendah jika berdiri sendiri. |
Manfaat | Membantu meningkatkan pengalaman pelanggan, personalisasi layanan, dan meningkatkan loyalitas. | Menyediakan data dasar untuk operasional dan pelaporan. |
Baca juga: Rekomendasi Data Management Platform (DMP) Terbaik untuk Bisnis
Jenis-jenis Customer Insight
Pada dasarnya ada beragam customer insight yang bisa bisnis dapatkan. Agar lebih mudah untuk menindaklanjutinya, maka insight tersebut dikelompokkan ke beberapa jenis seperti berikut:
1. Insight Demografis
Customer insight pertama berkaitan dengan informasi demografis. Informasi ini biasanya diperoleh secara langsung dengan menanyakan kepada pelanggan saat berinteraksi atau melalui sosial media mereka.
Insight demografis meliputi informasi pribadi pelanggan seperti:
- Usia
- Lokasi
- Pendapatan
- Pendidikan
- Jenis kelamin
- Status pernikahan
Dengan mengumpulkan data di atas, bisnis bisa mempersonalisasi layanan. Misalnya saat menghubungi calon pelanggan dari generasi Z, maka saluran komunikasi yang digunakan adalah media sosial.
Sementara, saat menghubungi generasi Baby Boomer menggunakan telepon.
2. Tren Penjualan
Jenis consumer insight selanjutnya membantu dalam meramalkan tren penjualan. Hal ini bisa diketahui saat berinteraksi dengan pelanggan, bisnis bisa menganalisis seberapa sering mereka meminta produk tertentu, fitur-fitur mana yang mereka tanyakan dengan antusias.
Sebagai contoh, banyak pelanggan yang menanyakan produk atau fitur tertentu pada awal interaksi. Hal ini menunjukkan kemungkinan produk tersebut sedang diminati, sehingga bisnis bisa lebih mempromosikannya.
Analisis tren penjualan dari insight pelanggan akan membantu bisnis dalam memprediksi lonjakan/penurunan permintaan, mengidentifikasi produk dengan permintaan tinggi/rendah, dan sebagainya.
3. Insight Perilaku Pelanggan
Perilaku pelanggan memberikan wawasan tentang pola pembelian, bagaimana kelompok tertentu menggunakan produk atau layanan Anda, dan seberapa sering mereka menggunakannya. Perilaku pelanggan bisa diketahui dengan menganalisis percakapan, interaksi dukungan, dan riwayat pembelian.
Kemudian bisnis bisa memanfaatkan pemahaman terkait perilaku pelanggan untuk menemukan peluang potensial dalam meningkatkan penjualan atau menjual produk tambahan.
4. Umpan Balik Pelanggan
Umpan balik pelanggan adalah informasi yang dikumpulkan langsung dari konsumen melalui berbagai cara.
Berbeda dengan data kuantitatif yang hanya menunjukkan “apa” yang terjadi, umpan balik ini menggali “mengapa” dan “bagaimana” suatu pengalaman dirasakan pelanggan.
5. Media Sosial
Media sosial adalah sumber wawasan yang dinamis dan real-time. Di media sosial, pelanggan banyak yang berbagi pemikiran, pujian, dan keluhan mereka secara terbuka di platform ini.
Di media sosial, Anda bisa mengamati beberapa hal, seperti:
- Analisi sentimen
- Interaksi langsung
- Studi kasis produk
Media sosial memungkinkan Anda melihat percakapan otentik tentang merek Anda. Ini menjadi sering kali lebih jujur daripada survei formal.
Baca juga: Mengenal Engagement di Media Sosial dan Cara Meningkatkannya
6. Data Layanan Pelanggan
Data dari layanan pelanggan mencakup semua interaksi antara pelanggan dan tim dukungan, seperti keluhan, permintaan bantuan, dan waktu respons.
Insight dari data layanan ini membantu bisnis mengevaluasi kualitas pelayanan dan mengidentifikasi area masalah dalam produk atau layanan.
Data ini jugamemungkinkan perusahaan mengambil tindakan proaktif untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan mengurangi churn atau tingkat kehilangan pelanggan.
Baca juga: Customer Data Platform (CDP): Definisi, Jenis, dan Contoh Penerapannya
7. Studi Kasus dan Testimoni
Studi kasus mendalam dan testimoni pelanggan memberikan gambaran lengkap tentang bagaimana produk atau layanan memenuhi kebutuhan pelanggan tertentu.
Ini biasanya berupa cerita sukses atau pengalaman nyata yang memperlihatkan nilai dan manfaat produk secara konkret.
Testimoni dan studi kasus juga berfungsi sebagai alat pemasaran yang kuat untuk membangun kepercayaan calon pelanggan baru dan memperkuat reputasi merek.
Cara Mengumpulkan Customer Insight
Ada beberapa teknik atau metode yang biasa digunakan untuk mengumpulkan consumer insight, seperti berikut.
1. Survei dan Kuesioner
Metode yang paling banyak dilakukan untuk mengumpulkan insight dari pelanggan melalui survei atau kuesioner. Biasanya, survei akan diberikan saat akhir interaksi untuk mengetahui bagaimana pengalaman pelanggan.
Selama survei, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti berikut:
- Tentukan tujuan Anda jauh-jauh hari sebelum menyusun formulir survei
- Sesuaikan format pertanyaan dengan tujuan Anda
- Buat pertanyaan yang jelas dan ringkas, jangan gunakan bahasa yang sulit dipahami atau opsi yang sulit diikuti
- Gunakan pertanyaan terbuka jika Anda benar-benar harus memahami perspektif pelanggan. Meskipun hal ini lebih sulit untuk dianalisis
- Gunakan pertanyaan tertutup dengan jawaban ya/tidak sebanyak mungkin. Ini membuat survei lebih cepat dan mudah
- Pastikan opsi Anda konsisten, jangan gunakan angka untuk menunjukkan kemungkinan dalam satu pertanyaan dan kata-kata untuk
- pertanyaan berikutnya
- Usahakan agar survei Anda tetap pendek jika memungkinkan, karena sakitar 45% pelanggan hanya akan menghabiskan 5 menit waktu mereka untuk survei
- Evaluasi apakah trade-off tersebut sepadan sebelum Anda melakukannya
- Sisipkan pesan yang mendorong pelanggan untuk menyelesaikannya. Kalimat seperti, “Anda hampir selesai!”, “Halaman terakhir ☺”, sangat membantu pelanggan.
Baca juga: Contoh Kuesioner Kepuasan Pelanggan Paling Banyak Digunakan
2. Wawancara Mendalam
Metode pengumpulan consumer insight selanjutnya bisa melalui wawancara langsung dengan pelanggan. Cobalah buat jadwal khusus untuk wawancara one on one dengan pelanggan.
Sebelum mulai wawancara, lakukan persiapan dengan berdiskusi bersama tim produk, pemasaran, dan sales untuk memahami jenis pertanyaan yang ingin diajukan.
Ajukkan pertanyaan yang mendorong pelanggan untuk berbagi pengalaman mereka menggunakan produk Anda, seperti berikut:
- Apakah mereka merasa prosesnya memuaskan?
- Bagaimana pembelian tersebut mempengaruhi mereka atau bisnis mereka?
- Jika mereka bisa mengubah sesuatu dari pengalaman tersebut, apa yang akan mereka ubah?
- Jika mereka memiliki rekomendasi untuk layanan, apa yang akan mereka rekomendasikan?
Jangan lupa untuk merekam wawancara yang berlangsung untuk dianalisis. Hasil analisis tersebut bisa digunakan untuk berbagai inisiatif pemasaran seperti halaman arahan, berbagi di media sosial, pemasaran email, dan lainnya.
3. Ulasan Online
Ulasan adalah cara lain yang bisa bisnis lakukan untuk mengumpulkan insight pelanggan. Biasanya pelanggan secara sukarela berbagi pengalaman mereka menggunakan suatu produk pada platform review seperti Google, Tripadvisor, Yelp dan lainnya.
Tunjukkan rasa terima kasih ketika pelanggan memberikan ulasan positif. Begitu juga saat pelanggan mengeluh, cobalah untuk bersikap empati dalam tanggapan Anda dengan membuat mereka merasa didengar dan dipahami.
Akui kekhawatiran pelanggan Anda, tawarkan untuk berbicara dengan mereka untuk menyelesaikan masalah, dan tunjukkan permintaan maaf jika pelanggan merasa dirugikan.
Dorong pelanggan untuk meninggalkan ulasan untuk Anda pada platform review online.
Baca juga: Tips Efektif Menghadapi Review Negatif Pelanggan untuk Meningkatkan Loyalitas
4. Analisis Data Media Sosial
Selain melalui platform review online, media sosial juga digunakan untuk berbagi pengalaman. Pelajari lebih lanjut sentimen pelanggan yang muncul di sosial terkait produk Anda dengan melihat komentar dan posting yang di tag.
Jangan hanya mengandalkan media sosial untuk mengumpulkan umpan balik secara pasif. Ubah medsos untuk meningkatkan keterlibatan pelanggan dengan cara berikut:
- Gunakan fitur ‘Stories’ di Instagram atau LinkedIn untuk melakukan jajak pendapat kepada pelanggan atau audiens target tentang fitur-fitur baru dan produk yang akan datang
- Tanyakan apa yang pelanggan minati atau fitur apa yang mereka ingin lihat
- Manfaatkan tools analitik media sosial untuk melacak metrik-media sosial seperti tingkat keterlibatan, impresi, konversi, tingkat respon, dll
- Gunakan informasi yang didapatkan untuk menyelaraskan feed sosial dan penawaran produk Anda di sosial media
5. Analisis Data Penjualan
Kemudian riwayat pembelian pelanggan juga bisa digunakan sebagai consumer insight. Riwayat disini termasuk semua interaksi pelanggan mulai dari awal hingga akhir. Misalnya saat pertama pelanggan mengunjungi website bisnis.
Analisis bagaimana pelanggan berperilaku di situs web Anda. Pelajari juga beberapa parameter seperti bounce rate dan lacak mereka dari waktu ke waktu dengan mengoptimalkan halaman arahan.
Kemudian lihat peta perjalanan pelanggan dan analisis mengapa mereka menghabiskan lebih banyak waktu di bagian tertentu. Pelajari halaman-halaman di mana pelanggan menghabiskan waktu paling banyak dan cari tahu mengapa serta bagaimana Anda bisa memanfaatkannya.
Gunakan Google Analytics untuk memahami perilaku pelanggan di situs web Anda dan menghasilkan wawasan yang dapat ditindaklanjuti.
6. Observasi Langsung
Cara terakhir untuk mengumpulkan insight pelanggan dengan observasi langsung. Hal ini memberikan Anda pemahaman mendalam tentang perilaku, kebutuhan, dan preferensi mereka.
Namun sebelum itu, Anda perlu menentukan tujuan serta metode observasi yang akan dijalankan. Siapkan catatan, kamera, atau alat perekam lainnya untuk mendokumentasikan temuan.
Kemudian mati pelanggan tanpa mengganggu aktivitas mereka. Catat segala sesuatu yang relevan dengan tujuan observasi. Perhatikan setiap detail perilaku pelanggan seperti bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan interaksi dengan produk atau layanan.
Identifikasi pola dan temuan utama yang bisa digunakan untuk meningkatkan produk atau layanan Anda. Sertakan rekomendasi berdasarkan data yang diperoleh untuk perbaikan dan pengembangan lebih lanjut.
Cara Menganalisis Customer Insight
Berikut langkah-langkah yang bisa Anda lakukan untuk menganalisa consumer insight:
1. Identifikasi Pola dan Tren
Langkah pertama dimulai dengan mengidentifikasi pola dan tren dari perilaku atau sentimen pelanggan. Hal ini bisa Anda ketahui dari consumer insight yang berhasil terkumpul.
Kumpulkan data dari berbagai sumber seperti transaksi penjualan, interaksi di media sosial, survei pelanggan, dan analitik situs web. Kemudian gunakan alat analitik untuk mengidentifikasi pola dan tren dalam data.
Saat banyak pelanggan membicarakan hal sama terkait suatu produk, maka hal tersebut yang akan menjadi fokus utama Anda.
Sebagai contoh, banyak pelanggan membahas fitur Anda yang bermasalah sehingga muncul sentimen negatif di media sosial. Maka Anda perlu memprioritaskan tren ini untuk dianalisa lebih jauh, sehingga menemukan solusi mengatasinya.
2. Segmentasi Pelanggan
Langkah selanjutnya segmentasikan pelanggan ke beberapa kelompok berdasarkan karakteristik tertentu seperti demografi, geografis, psikografis, atau perilaku.
Selanjutnya, buat persona pelanggan yang mewakili segmen-segmen tersebut. Hal ini membantu Anda dalam memahami kebutuhan dan motivasi masing-masing kelompok.
Kemudian, manfaatkan informasi tersebut untuk mengembangkan strategi pemasaran yang lebih tepat sasaran, menyesuaikan pesan dan penawaran untuk setiap segmen.
3. Petakan Perjalanan Pelanggan
Terakhir, Anda perlu membuat peta perjalanan pelanggan mulai dari awal berinteraksi dengan bisnis. Dalam memetakan perjalanan pelanggan, Anda bisa mengikuti langkah-langkah berikut:
- Tentukan tahapan utama dalam perjalanan pelanggan, mulai dari kesadaran, pertimbangan, pembelian, hingga pasca-pembelian
- Kumpulkan data tentang setiap titik kontak (touchpoint) yang dialami pelanggan di setiap tahapan perjalanan mereka
- Analisis pengalaman pelanggan di setiap titik kontak, mencari tahu di mana mereka menghadapi hambatan atau di mana mereka mendapatkan pengalaman positif
- Gunakan wawasan ini untuk mengoptimalkan setiap tahapan perjalanan pelanggan, menghilangkan hambatan, dan meningkatkan pengalaman pelanggan secara keseluruhan
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, bisnis dapat memahami lebih dalam tentang pelanggan mereka. Kemudian membuat keputusan yang lebih baik, dan mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Baca juga: Customer Journey: Definisi, Contoh dan Cara Membuatnya
Contoh Penerapan Customer Insight
Berikut in beberapa contoh penerapan customer insight.
1. E-commerce
Insight: Data menunjukkan sebagian besar pelanggan lebih sering membeli produk pada akhir bulan.
Penerapan: Platform e-commerce membuat program diskon bertema payday sale setiap akhir bulan sehingga penjualan meningkat signifikan.
Baca juga: E-Commerce Chat Terbaik yang Banyak Toko Online Gunakan
2. Restoran & Food & Beverage (F&B)
Insight: Pelanggan sering mengeluh porsi terlalu kecil melalui review aplikasi pesan makanan.
Penerapan: Restoran memperbesar porsi menu populer tanpa menaikkan harga terlalu tinggi. Dengan demikian, rating membaik dan repeat order meningkat.
3. Perbankan & Fintech
Insight: Data transaksi menunjukkan banyak nasabah muda lebih suka transaksi digital daripada datang ke cabang.
Penerapan: Bank meluncurkan aplikasi mobile banking dengan fitur scan QR dan virtual card. Ini bisa meningkatkan kepuasan dan loyalitas generasi muda.
Baca juga: Chatbot Banking: Solusi Aman, Cepat, dan Hemat Biaya untuk Layanan Perbankan Modern
4. Retail dan Supermarket
Insight: Pelanggan sering membeli produk susu bersamaan dengan sereal.
Penerapan: Supermarket menempatkan produk susu di dekat rak sereal dan membuat bundling promo. Ini bisa meningkatkan penjualan kedua produk.
Baca juga: Retail CRM Software Terbaik di Indonesia
5. Industri Transportasi
Insight: Banyak pengguna mengeluh soal ketidakpastian tarif pada jam sibuk.
Penerapan: Aplikasi ride hailing menambahkan fitur estimasi harga tetap (flat fare). Ini akan mengurangi komplain dan meningkatkan kepercayaan pengguna.
Baca juga: Software CRM untuk Bisnis Transportasi Terbaik di Indonesia
Cara Menggunakan Customer Insight
Hasil analisa consumer insight yang Anda lakukan bisa digunakan untuk membuat sejumlah perubahan guna memenuhi ekspektasi pelanggan. Berikut cara menggunakan customer insight dengan baik:
1. Mengembangkan Produk/Layanan baru
Seperti diketahui bahwa customer insight membantu mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pasar yang belum terpenuhi.
Dengan memahami pola perilaku, preferensi, dan umpan balik pelanggan, Anda dapat mengembangkan produk atau layanan baru sesuai dengan apa yang pasar inginkan.
Misalnya, merilis produk yang lebih menarik dan bisa memecahkan masalah pelanggan berdasarkan data tentang apa yang pelanggan sukai atau tidak sukai dari produk Anda saat ini.
2. Meningkatkan Produk/Layanan yang Sudah Ada
Selain membuat produk baru, Anda juga bisa meningkatkan kualitas layanan Anda. Inisiatif ini bisa dilakukan setelah mendapatkan insight produk atau layanan yang sudah ada secara terus menerus.
Sebagai contoh, jika pelanggan sering mengajukan keluhan tentang fitur tertentu, Anda dapat memperbarui atau memperbaiki fitur tersebut.
3. Menciptakan Strategi Pemasaran yang Lebih Efektif
Customer insight juga bisa digunakan untuk menyesuaikan strategi pemasaran untuk lebih tepat sasaran dan relevan.
Pasalnya, customer insight membantu Anda mengenali segmen pelanggan yang paling berharga dan memahami preferensi mereka.
Misalnya, Jika kelompok pelanggan tertentu lebih responsif terhadap iklan di media sosial, Anda dapat mengalokasikan anggaran pemasaran lebih besar pada iklan serupa.
4. Meningkatkan Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan
Sudah jadi rahasia umum jika pelanggan yang puas cenderung lebih loyal. Kepuasan pelanggan bisa Anda dapatkan dengan memberikan layanan dan produk relevan kepada mereka berdasarkan customer insight yang Anda kumpulkan sebelumnya.
Banyak bisnis berhasil memanfaatkan consumer insight dengan memberikan respon cepat terhadap masukan pelanggan, personalisasi pengalaman pelanggan, dan membangun hubungan yang kuat melalui komunikasi yang efektif.
Baca juga: Indikator Kepuasan Pelanggan dan Contohnya
5. Pengambilan Keputusan Bisnis yang Lebih Baik
Terakhir, customer insight bisa digunakan dalam membuat keputusan bisnis yang akurat dan tepat waktu. Keputusan yang dimaksud termasuk penetapan harga, pengelolaan rantai pasokan, dan pengembangan strategi pertumbuhan.
Selain itu, Anda juga dapat mengantisipasi perubahan pasar dan merespons dengan lebih baik terhadap dinamika industri dengan memahami preferensi dan perilaku pelanggan.
Sebagai contoh, data tentang preferensi pelanggan dapat membantu Anda memutuskan apakah harus memperluas ke wilayah geografis baru atau fokus pada segmen pelanggan yang sudah ada.
Strategi Mengoptimalkan Consumer Insight
1. Gabungkan Berbagai Sumber Data
Dalam penerapannya, sebaiknya jangan hanya mengandalkan satu sumber data. Gabungkan data kuantitatif (apa yang terjadi) dengan data kualitatif (mengapa itu terjadi).
Contohnya, ata analitik website menunjukkan bahwa banyak pengunjung meninggalkan keranjang belanja. Anda perlu melihat data kualitatif dari rekaman sesi (session recordings) atau survei pop-up.
Anda mungkin menemukan bahwa pengunjung meninggalkan keranjang karena biaya pengiriman yang mahal atau proses checkout yang rumit.
2. Gunakan Alat Bantu yang Tepat
Manfaatkan teknologi untuk mengotomatiskan pengumpulan dan analisis data customer. Saat ini, ada banyak alat canggih yang bisa membantu Anda.
Contohnya, untuk ulasan dna feedback, Anda bisa menggunakan alat seperti SurveyMonkey, Hotjar, atau Typeform untuk membuat survei. Gunakan alat social listening seperti Hootsuite untuk memantau percakapan di media sosial.
Sementara untuk data website, gunakan Google Analytics, Hotjar (untuk heatmaps dan rekaman sesi), atau tool serupa untuk memahami perilaku pengguna di situs Anda.
3. Libatkan Seluruh Tim
Selain relevan untuk tim pemasaran atau produk, customer insight juga relevan untuk seluruh tim. Optimalkan wawasan dengan membagikannya ke seluruh departemen.
Contohnya, tim layanan pelanggan dapat menggunakan wawasan dari keluhan yang berulang untuk membuat panduan yang lebih baik bagi pelanggan.
Sementara tim sales bisa menggunakan insight tentang motivasi pelanggan untuk menyesuaikan presentasi penjualan mereka.
4. Fokus pada Wawasan yang Dapat Ditindaklanjuti
Wawasan terbaik adalah yang bisa diubah menjadi tindakan konkret. Alih-alih hanya mencatat “pelanggan merasa tidak puas”, ubah wawasan ini menjadi, “pelanggan tidak puas karena proses pengembalian produk terlalu rumit”.
Dari sini, Anda bisa langsung membuat rencana untuk menyederhanakan proses tersebut. Fokus pada “mengapa” akan mengarahkan Anda pada solusi yang tepat.
5. Jadikan Proses yang Berkelanjutan
Perilaku pelanggan dan kebutuhannya terus berubah. Mengoptimalkan consumer insight berarti menjadikannya proses yang tidak pernah berhenti.
Lakukan survei dan wawancara secara berkala, bukan hanya sekali. Pantau tren media sosial dan laporan data bulanan.
Langkah ini akan membantu Anda melihat pergeseran dalam perilaku pelanggan dan memastikan strategi bisnis Anda tetap relevan.
Kumpulkan Consumer Insight dan Tingkatkan Bisnis Anda
Demikianlah penjelasan terkait customer insight yang banyak bisnis gunakan untuk memahami keinginan pelanggan. Informasi tersebut bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas produk atau layanan pelanggan, dan mengidentifikasi peluang penjualan baru.
Mekari Qontak menawarkan aplikasi CRM terbaik yang bisa digunakan untuk mengumpulkan consumer insight. Aplikasi ini mampu mengelola seluruh interaksi pelanggan secara otomatis. Hal ini memberikan Anda pandangan menyeluruh terkait perilaku dan kebutuhan pelanggan.
Aplikasi CRM Mekari Qontak juga bisa Anda gunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan melalui dasbor CSAT, CES dan NPS. Selain itu, Anda juga bisa menemukan fitur-fitur lainnya yang bisa membantu Anda untuk mempersonalisasi pemasaran dan layanan pelanggan.
Coba Demo Gratis Aplikasi CRM terbaik dari Mekari Qontak atau Konsultasikan Kebutuhan Bisnis Anda bersama tim Ahli Mekari Qontak dengan klik link berikut.
Pertanyaan yang Sering Diajukan Tentang Customer Insight (FAQ)
Apakah harus mengumpulkan semua jenis customer insight yang tersedia?
Apakah harus mengumpulkan semua jenis customer insight yang tersedia?
Tidak, Anda tidak harus mengumpulkan semua jenis customer insight yang tersedia. Sebaiknya, pilih jenis insight yang paling relevan dengan tujuan bisnis Anda.
Contohnya, jika Anda ingin meningkatkan loyalitas, fokuslah pada data umpan balik dan layanan pelanggan. Jika Anda ingin meluncurkan produk baru, fokuslah pada ulasan pesaing dan tren pasar.
Bagaimana cara terbaik untuk memulai mengumpulkan customer insight untuk pemula?
Bagaimana cara terbaik untuk memulai mengumpulkan customer insight untuk pemula?
Mulailah dengan langkah sederhana. Tentukan satu tujuan bisnis yang spesifik (misalnya, meningkatkan konversi di website).
Kemudian, gunakan alat gratis seperti Google Analytics untuk menganalisis data website, dan pasang survei singkat di situs Anda untuk mendapatkan umpan balik langsung.
Apakah customer insight hanya penting untuk perusahaan besar?
Apakah customer insight hanya penting untuk perusahaan besar?
Tidak. Customer insight sangat penting untuk bisnis dari semua ukuran.
Bagi bisnis skala kecil, pemahaman mendalam tentang pelanggan dapat memberikan keunggulan kompetitif yang signifikan tanpa harus mengeluarkan biaya pemasaran yang besar.
Lalu, bagi bisnis skala menengah hingga besar, customer insight insight digunakan untuk mempertahankan pangsa pasar, mendorong inovasi skala besar, dan menjaga relevansi di pasar yang kompetitif.
Apa perbedaan antara business insight, customer service insight, market insight? Apakah berbeda dengan customer insight?
Apa perbedaan antara business insight, customer service insight, market insight? Apakah berbeda dengan customer insight?
Ketiga istilah ini tentu berbeda dengan customer insight. Berikut penjelasannya:
- Customer Insight: Pemahaman mendalam tentang kebutuhan, motivasi, perilaku, dan preferensi pelanggan yang diperoleh dari pengolahan data (transaksi, survei, interaksi, media sosial, dll.)
- Business Insight: Wawasan yang diperoleh dari analisis data internal perusahaan (operasional, keuangan, SDM, supply chain, dll.) untuk mendukung keputusan bisnis.
- Customer Service Insight: Informasi yang diperoleh dari interaksi layanan pelanggan, baik dari call center, live chat, email, atau media sosial.
- Market Insight: Pemahaman tentang tren pasar, kondisi industri, dan perilaku konsumen dalam skala luas.