10 mins read

Apa itu E-Commerce? Jenis, Contoh, dan Perbedaan dengan Marketplace

Tayang
Apa itu E-Commerce? Jenis, Contoh, dan Perbedaan dengan Marketplace
Mekari Qontak Highlights
  • E-commerce adalah kegiatan jual beli barang dan jasa yang dilakukan melalui internet, baik melalui website, aplikasi seluler, atau media sosial, yang melibatkan transaksi antara bisnis dan konsumen.
  • E-commerce memberikan manfaat untuk kedua belah pihak, baik untuk penjual (bisnis) dan konsumen.
  • Cara kerja e-commerce melibatkan serangkaian langkah terstruktur yang dimulai dari interaksi pelanggan di platform online, pemrosesan pesanan hingga dukungan layanan pasca-penjualan yang membangun kepercayaan.
  • Terdapat tujuh jenis utama e-commerce yakni B2C, B2B, C2C, D2C, C2B, B2A, C2A, dan C2C.
  • Perbedaannya dengan marketplace adalah jika e-commerce dijalankan oleh pemilik dengan kontrol branding penuh. Sementara marketplace merupakan platform perantara dengan biaya kontrol awal lebih rendah.

E-commerce di Indonesia menunjukkan tren peningkatan pengguna yang signifikan dan berkelanjutan, dengan prediksi dari data Statista menunjukkan peningkatan hingga 133,78 juta pengguna pada tahun 2029, atau bertambah 53,65% dari tahun 2024.

Peningkatan masif ini menawarkan peluang emas bagi para pelaku bisnis di Indonesia untuk segera memanfaatkan pasar daring.

Oleh karena itu, penting untuk memahami secara mendalam tentang manfaat, jenis, contoh hingga perbedaan e-commerce dengan marketplace sebelum memulai bisnis online Anda dalam ulasan Mekari Qontak blog berikut.

Manfaat fitur utama CRM Omnichannel Mekari Qontak

Apa itu E-Commerce?

E-commerce adalah kegiatan jual beli barang dan jasa yang dilakukan melalui internet, baik melalui website, aplikasi seluler, atau media sosial, yang melibatkan transaksi antara bisnis dan konsumen.

Oleh karena itu, fungsi e-commerce adalah sebagai platform digital yang memfasilitasi seluruh proses transaksi jual beli produk atau jasa antara penjual dan pembeli melalui koneksi internet.

Dengan memulai membuka electronic commerce (e-commerce), bisnis dapat menjangkau pasar yang lebih luas dengan distribusi murah dan efisien, sehingga Anda dapat menawarkan berbagai produk dengan harga kompetitif.

Baca juga: Bisnis Digital: Manfaat, Jenis, dan Contohnya untuk Bisnis

Manfaat Berjualan di E-commerce

Penelitian Gartner menunjukkan bahwa 75% pelanggan B2B lebih memilih pengalaman berbelanja tanpa berinteraksi dengan sales, sehingga manfaat e-commerce secara signifikan dirasakan oleh kedua belah pihak yang terlibat dalam transaksi seperti berikut.

1. Manfaat bagi Bisnis

Bagi para pelaku bisnis, e-commerce bukan hanya sekadar saluran penjualan tambahan, tetapi menjadi saluran inti yang membuka pintu untuk menjangkau audiens lebih efektif.

  • Jangkauan luas dan fleksibilitas: Bisnis dapat menjangkau pelanggan dari mana saja dan memiliki fleksibilitas lebih tinggi dalam menawarkan variasi produk dibandingkan toko fisik.
  • Efisiensi biaya: Biaya investasi dan operasional cenderung lebih hemat karena tidak memerlukan biaya sewa toko fisik dan dapat mengurangi kebutuhan karyawan.
  • Pemasaran efektif: Memungkinkan penargetan ulang pelanggan yang lebih mudah dan akurat untuk mendorong pembelian berulang dan menyederhanakan operasi pemasaran.

2. Manfaat bagi Konsumen

Sementara itu, bagi konsumen, platform e-commerce telah mengubah cara berbelanja secara mendasar karena menawarkan kemudahan, antara lain:

  • Kemudahan akses 24/7: Pelanggan dapat mengakses toko dan berbelanja kapan saja dan dimanapun hanya melalui perangkat mobile atau desktop mereka.
  • Pengalaman personalisasi: Konsumen mendapatkan pengalaman berbelanja yang disesuaikan (dipersonalisasi), mulai dari pencarian hingga rekomendasi produk, serta mendapatkan layanan pelanggan yang lebih cepat.
Baca juga: Digitalisasi Layanan Pelanggan: Strategi Implementasi dan Tantangannya

Jenis-jenis E-Commerce

E-commerce dikelompokkan menjadi beberapa jenis kategori yang dibedakan berdasarkan pengguna akhirnya, sebagai berikut:

  • Business to customer (B2C): Transaksi jual beli produk atau jasa antara bisnis dan konsumen akhir, contohnya penjualan fashion atau peralatan rumah tangga.
  • Business to Business (B2B): Penjualan yang terjadi antara bisnis dengan bisnis lainnya, seperti produsen yang menjual kepada grosir atau pengecer.
  • Customer to customer (C2C): Penjualan produk atau layanan yang terjadi langsung antara konsumen dengan konsumen lain, sering terlihat pada platform seperti eBay atau Amazon.
  • Direct to customer (D2C): Penjualan produk yang dilakukan langsung oleh produsen atau merek kepada pelanggan akhir, tanpa melalui pihak perantara, contohnya layanan berlangganan Netflix.
  • Customer to Business (C2B): Transaksi di mana konsumen menawarkan produk atau layanan yang kemudian dibeli oleh sebuah bisnis, contohnya fotografer individu yang menjual gambar ke iStock.
  • Business to administration (B2A): Transaksi yang melibatkan bisnis online dengan administrasi publik atau pemerintah, seperti layanan terkait dokumen hukum atau jaminan sosial.
  • Customer to administration (C2A): Transaksi di mana konsumen menjual produk atau layanan kepada administrasi publik atau pemerintah, contohnya konsultan online di bidang pendidikan atau perpajakan.
Baca juga: Social Commerce: Jenis, Cara Kerja, dan Contohnya di Indonesia

Cara Kerja E-Commerce

Cara kerja e-commerce pada dasarnya terjadi secara terstruktur yang mengubah pengalaman belanja tradisional menjadi transaksi digital yang efisien yang melibatkan serangkaian langkah, sebagai berikut.

1. Proses Interaksi Pelanggan

Pelanggan memulai proses dengan menelusuri atau mencari produk di website, aplikasi, atau marketplace.

Setelah menemukan item yang diinginkan, mereka menambahkannya ke keranjang belanja virtual, yang merupakan tahap awal komitmen pembelian.

2. Pemrosesan Pesanan dan Pembayaran

Pada tahap checkout, pelanggan mengisi detail pengiriman dan memilih metode pembayaran yang tersedia (seperti transfer, kartu kredit, atau e-wallet).

Sistem payment gateway kemudian mengautentikasi dan memproses pembayaran tersebut, sementara toko online mengirimkan konfirmasi pesanan secara otomatis kepada pelanggan.

3. Manajemen Inventaris dan Pemenuhan Pesanan

Setelah pembayaran berhasil diverifikasi, sistem e-commerce memperbarui status inventaris secara real-time untuk memastikan ketersediaan produk.

Tim gudang atau penjual kemudian menerima pemberitahuan untuk menyiapkan produk, mengemasnya, dan melabelinya untuk dikirim (proses order fulfillment).

4. Logistik dan Pengiriman

Produk yang sudah dikemas diserahkan kepada penyedia jasa logistik atau kurir yang telah terintegrasi dengan sistem e-commerce.

Pelanggan akan menerima nomor pelacakan (tracking number) sehingga mereka dapat memantau perjalanan produk hingga tiba di alamat tujuan dengan aman.

5. Dukungan Pasca-Penjualan

Setelah produk diterima, proses e-commerce masih berlanjut ke layanan purna jual yang mencakup penanganan pertanyaan, keluhan, atau permintaan pengembalian produk.

Layanan pelanggan yang responsif dan efisien sangat penting untuk membangun kepercayaan serta mendorong pembelian ulang di masa depan.

Baca juga: Strategi Efektif untuk Layanan Pelanggan Proaktif

Perbedaan E-commerce dan Marketplace

Meskipun sama-sama memfasilitasi penjualan online, e-commerce dan marketplace memiliki perbedaan mendasar dalam operasional dan kontrol.

Memilih antara membuat toko online sendiri (e-commerce) atau bergabung dengan platform yang sudah ada (marketplace) sangat bergantung pada prioritas bisnis. Berikut beberapa perbedaan antara keduanya, antara lain:

Gunakan tombol panah kiri/kanan untuk menggulir secara horizontal.

Aspek PerbandinganE-CommerceMarketplace
Definisi dan PengelolaanToko online yang dimiliki oleh satu penjual atau perusahaan dengan penjual yang memiliki kontrol penuh atas seluruh proses (pemasaran, stok, pengiriman).Platform tempat banyak penjual bergabung sehingga pengelolaan, pembayaran, dan pengiriman diatur oleh marketplace.
Promosi dan BrandingPenjual memiliki kontrol penuh untuk membangun dan menyesuaikan branding serta tampilan toko sesuai keinginan.Penjual memiliki kontrol terbatas atas branding karena tampilan umum dan branding diatur oleh platform marketplace.
BiayaMembutuhkan investasi awal lebih besar untuk pengembangan website, pemasaran, dan pengelolaan operasional.Biaya awal lebih rendah karena infrastruktur sudah tersedia, namun dikenakan komisi atau biaya per transaksi oleh platform.
Skala dan JangkauanCocok untuk bisnis yang berfokus pada pembangunan identitas brand yang kuat dan ingin mengontrol penuh pengalaman pelanggan.Ideal untuk penjual yang ingin mencapai jangkauan pelanggan yang luas dengan biaya rendah tanpa harus mengelola situs web sendiri
Baca juga: Marketplace: Pengertian, Manfaat, Jenis, dan Tipsnya

Tantangan dalam Menjalankan Bisnis E-commerce

Sebagian bisnis online sering kali menghadapi tantangan selama menjalankan e-commerce mereka. Berikut tantangan yang kerap pelaku bisnis online selama menjalankannya, antara lain:

1. Persaingan yang Ketat

Pertama, kemudahan dan fleksibilitas e-commerce membuat banyak bisnis mengejar peruntungan dengan membuka toko online yang membuat tingkat persaingan bisnis sangat ketat.

Oleh karena itu, bisnis online perlu membedakan diri dari pesaing dengan menawarkan produk unik, harga kompetitif dan pengalaman pelanggan luar biasa.

Baca juga: Mengenal Analisis Kompetitor, Tujuan, Manfaat dan Cara Membuatnya

2. Keamanan dan Perlindungan Data

Selanjutnya, tantangan yang kerap bisnis hadapi adalah terkait isu keamanan. Pelanggan perlu diyakinkan bahwa uang dan informasi pribadi yang mereka bagikan saat bertransaksi terjamin keamanannya.

Maka dari itu, e-commerce perlu memiliki pintu pembayaran yang aman, sertifikat SSL, dan langkah-langkah keamanan lainnya untuk melindungi data pelanggan mereka.

3. Logistik dan Pengiriman

Kendala lainnya yang mungkin dihadapi sebagian toko online adalah pengiriman produk. Beberapa kali sering ditemukan pelanggan kecewa karena produk yang mereka terima rusak.

Oleh karena itu, toko online perlu memiliki sistem pengiriman dan logistik yang efisien untuk memastikan produk dikirimkan kepada pelanggan tepat waktu dan dalam kondisi baik.

4. Kebijakan Pengembalian dan Tuntutan Layanan Pelanggan

Selain masalah pengiriman, toko online juga perlu memiliki memiliki kebijakan pengembalian yang kuat dan sistem layanan pelanggan yang efisien untuk menangani pertanyaan dan keluhan pelanggan.

Sebagian e-commerce mengalami kesulitan, terutama untuk bisnis yang menjual produk kompleks atau teknis, atau bisnis kecil yang memiliki sedikit atau minim sumber daya.

5. Membangun Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan

Membangun kepercayaan dan mencapai kepuasan pelanggan merupakan aspek krusial dalam dunia bisnis online yang tidak boleh diabaikan.

Kesulitan dalam memberikan pengalaman yang memuaskan akan berdampak langsung pada rendahnya kepercayaan terhadap merek atau toko tersebut.

Oleh karena itu, bisnis online wajib memastikan bahwa mereka selalu menyediakan produk dengan kualitas terbaik diiringi pelayanan pelanggan yang prima dan responsif.

Baca juga: Service Quality: Pengertian, Elemen, dan Strategi untuk Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan

Contoh E-Commerce yang Berkembang di Indonesia

Pesatnya pertumbuhan e-commerce di Indonesia membuat pelanggan dapat dengan mudah menemukan tempat mereka dapat berbelanja online, sebagai berikut.

1. Marketplace Online

E-commerce pertama yang paling populer di Indonesia adalah marketplace online yang berperan sebagai platform atau perantara yang menghubungkan antara pihak pembeli dengan penjual.

Marketplace tentunya menetapkan aturan tertentu tentang apa yang dapat dijual di platform mereka dan mengambil komisi kecil pada setiap produk yang terjual, contoh diantaranya adalah Shopee, Tokopedia, Lazada, Blibli dan Bukalapak.

Baca juga: Rekomendasi Marketplace Online Terbaik dan Terpopuler di Indonesia

2. Website Bisnis Online

Sebagian bisnis memilih untuk membuat website sendiri untuk mempromosikan dan menjual produk mereka lengkap dengan deskripsinya layaknya etalase pada toko fisik.

Dengan adanya website online, bisnis memiliki lebih banyak kendali atas penetapan harga dan branding. Contohnya Eiger Official Website atau merek kosmetik seperti Somethinc,

3. Dropshipping

Dropshipping adalah model pendapatan e-commerce yang memungkinkan sebuah bisnis bertindak sebagai perantara antara pembeli dan pemasok dengan memasarkan dan menjual barang.

Model bisnis tersebut menghilangkan biaya penyimpanan inventaris, gudang, dan pengiriman. Namun dropshiper hanya bertanggung jawab untuk menjalankan iklan dan mendapatkan lalu lintas ke situs e-commerce Anda.

Baca juga: Panduan Lengkap Memulai Bisnis Dropship untuk Pemula

4. Affiliate Marketing

Model e-commerce lainnya yang berperan sebagai perantara adalah affiliate marketing. Sesuai namanya, seorang affiliate marketing berperan mempromosikan produk.

Para pegiatnya akan mendapatkan komisi dari setiap produk yang berhasil mereka jual. Sebagai contoh, content creator atau reviewer yang menyertakan link produk Shopee Affiliate atau Tokopedia Affiliate di konten mereka.

5. Media Sosial

Meskipun bukan platform transaksi utama, media sosial dapat berfungsi sebagai saluran penjualan dan promosi utama (Social Commerce).

Sebagai contoh, Instagram Shopping (fitur keranjang), TikTok Shop (live shopping), penjualan melalui WhatsApp Business (atau conversational commerce).

Baca juga: Mengenal Engagement di Media Sosial dan Cara Meningkatkannya

Tips Memulai Bisnis di E-Commerce

Setelah mengetahui e-commerce dengan baik, kini saat yang tepat untuk Anda membuka toko online sendiri. Berikut tips sukses berjualan di e-commerce, antara lain:

1. Riset Pasar

Strategi berjualan di e-commerce pertama adalah riset pasar mengidentifikasi target pelanggan yang tepat untuk bisnis Anda.

Kenali kebiasaan dan perspektif pelanggan yang membantu menentukan strategi tepat untuk mendekati mereka.

2. Bangun Website yang User-friendly

Selanjutnya, sebaiknya Anda membuat website bisnis sendiri sehingga dapat memegang kendali penuh atas semua informasi produk yang disampaikan di dalamnya.

Anda dapat memastikan bahwa website tersebut user-friendly, sehingga tidak mengganggu pengalaman pelanggan saat berselancar.

3. Susun Strategi Marketing yang Efektif

Strategi berikutnya adalah menyusun strategi pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan dan perspektif pelanggan.

Personalisasi setiap konten atau promo yang Anda buat agar dapat menarik minat pelanggan. Anda dapat manfaatkan juga tools populer seperti media sosial untuk memperluas jangkauan pemasaran.

4. Kelola Manajemen Stok dan Logistik Secara Efisien

Penting untuk menjaga ketersediaan barang di gudang dengan mengelola manajemen stok secara ketat, guna menjamin bahwa pelanggan tidak kecewa akibat kehabisan produk saat memesan.

Selain itu, kelola alur logistik dan pengiriman seefisien mungkin sejak dari gudang hingga sampai ke tangan pembeli.

5. Berikan Layanan Pelanggan yang Prima

Hal terakhir yang krusial adalah memberikan layanan pelanggan yang terbaik dengan mempersonalisasi setiap interaksi yang terjalin.

Pelayanan yang dipersonalisasi tersebut sangat efektif untuk membangun kepuasan dan menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap bisnis Anda.

Untuk mencapai konsistensi layanan prima di semua saluran komunikasi, mulai dari media sosial hingga website bisnis, Anda dapat memanfaatkan tools seperti aplikasi omnichannel untuk memudahkan Anda memantau interaksi dari seluruh saluran dalam satu dasbor.

Baca juga: Rekomendasi Platform Omnichannel Marketplace Terbaik untuk Bisnis Online

Optimalkan Bisnis E-Commerce Anda dengan Solusi Mekari Qontak!

Meskipun e-commerce menawarkan solusi efisien untuk memperluas jangkauan pasar, tantangan seperti persaingan ketat dan upaya membangun kepercayaan pelanggan tetap menjadi fokus utama.

Untuk mengatasi kendala ini, Mekari Qontak hadir dengan solusi omnichannel commerce yang terintegrasi penuh dengan aplikasi CRM untuk memantau seluruh interaksi pelanggan dari berbagai media sosial maupun marketplace seperti Tokopedia dalam satu dasbor melalui sistem API.

Solusi ini juga didukung dengan fitur canggih seperti fitur custom CRM report untuk analisis data mendalam dan Chatbot AI untuk layanan pelanggan yang lebih cepat dan personal.

Mekari Qontak dapat memastikan setiap interaksi pelanggan di berbagai platform e-commerce dikelola secara terpadu, sehingga tidak ada lagi pesan yang terlewatkan dan kepuasan pelanggan pun dapat ditingkatkan.

Eksplor berbagai fitur canggih lainnya dengan uji coba gratis solusi CRM Omnichannel Mekari Qontak atau konsultasikan strategi layanan Anda terlebih dahulu dengan tim ahlinya tanpa dipungut biaya!

Manfaat fitur utama CRM Omnichannel Mekari Qontak
Kategori : E-commerce

Pertanyaan yang Sering Diajukan Tentang E-Commerce (FAQ)

Teknologi utama apa saja yang terlibat dalam menjalankan operasional e-commerce?

Teknologi utama apa saja yang terlibat dalam menjalankan operasional e-commerce?

Selain CRM dan API, teknologi penting lainnya meliputi ERP (Enterprise Resource Planning) untuk mengelola seluruh aspek bisnis (keuangan, stok, SDM), BI (Business Intelligence) untuk analisis data penjualan mendalam, dan penggunaan Cloud Computing (AWS, Google Cloud) untuk skalabilitas dan keamanan hosting.

Apa saja komponen wajib yang harus dimiliki oleh sebuah sistem e-commerce agar dapat beroperasi secara penuh?

Apa saja komponen wajib yang harus dimiliki oleh sebuah sistem e-commerce agar dapat beroperasi secara penuh?

Adapun beberapa komponen wajib yang perlu dimiliki oleh sebuah e-commerce diantaranya 1) Toko Virtual (Online Storefront) yakni website atau aplikasi tempat produk ditampilkan; 2) Payment Gateway yakni sistem yang memproses dan mengamankan transaksi pembayaran pelanggan; dan 3) Sistem Pemenuhan Pesanan (Order Fulfillment) yakni proses yang mencakup manajemen stok, gudang, dan integrasi dengan layanan logistik/pengiriman.

Metode pembayaran digital apa saja yang wajib disediakan oleh toko e-commerce di Indonesia untuk memaksimalkan penjualan?

Metode pembayaran digital apa saja yang wajib disediakan oleh toko e-commerce di Indonesia untuk memaksimalkan penjualan?

Selain transfer bank dan kartu kredit, penting untuk menyediakan e-wallet populer (GoPay, OVO, DANA), opsi Virtual Account, dan layanan pembayaran pascabayar (PayLater) untuk mengakomodasi preferensi pembayaran mayoritas konsumen Indonesia.