
WhatsApp adalah media komunikasi online paling populer saat ini. Mengutip dari databoks.katadata bahwa pengguna WhatsApp di Indonesia mencapai 112 juta pengguna atau ketiga terbanyak di dunia.
Sayangnya, popularitas WhatsApp tersebut sering dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk melakukan penipuan. Oknum tersebut acap kali mengatasnamakan keluarga, pejabat atau instansi untuk menipu pengguna dengan berbagai cara.
Maraknya modus penipuan di WhatsApp, membuat pengguna WhatsApp harus lebih hati-hati. Agar tidak tertipu, Mekari Qontak menjelaskan jenis atau modus penipuan yang kerap digunakan WhatsApp dan tips menghindarinya pada artikel berikut.
Jenis-jenis Penipuan di WhatsApp Terbaru
Seperti dijelaskan sebelumnya, banyak sekali modus penipuan di WhatsApp. Para pelaku memanfaatkan waktu saat korban sedang lengah seperti jam 19.00 WIB, menjelang tidur sekitar jam 23.00 WIB, atau setelah bangun pagi antara jam 07.00 sampai 08.00 WIB.
“Pelaku mengirimkan di saat kita lengah secara pikiran. Ketika belum fresh, kita membuka HP dan akhirnya ikut saja (tertipu),” ungkap Panit 1 Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya Ipda Satrio dilansir dari CNNIndonesia.
Oleh karena itu, para pengguna WhatsApp dianjurkan agar lebih sadar dengan modus-modus yang biasa digunakan oleh para penipu. Berikut jenis-jenis pesan yang kerap dikirimkan untuk melakukan penipuan di WhatsApp:
1. Grup WhatsApp Khusus
Modus pertama yang umumnya digunakan penipu adalah membuat grup WhatsApp Khusus. Kemudian penipu akan memasukkan korban dalam grup tersebut. Setelah itu, penipu akan mengirimkan pesan seolah-olah anggota yang tergabung telah memenangkan sebuah hadiah untuk memikat korban.
Selanjutnya, korban akan diminta untuk berbagi informasi pribadi, mengklik tautan berisi virus atau membayarkan sejumlah uang sebagai pajak. Setelah korban mengikuti perintah dari penipu, informasi pribadi akan dijual ke pasar gelap.
2. Penipuan Berkedok Teman/Keluarga
Keluarga atau teman juga kerap penipu gunakan untuk memperdaya korban. Penipu akan berpura-pura menjadi anak dari orang tua dengan nomor telepon baru.
Kemudian, penipu menggunakan teknik rekayasa sosial, seperti mengklaim bahwa akun bank online mereka tidak berfungsi, atau mereka telah kehilangan file dan gambar. Selanjutnya penipu akan sejumlah uang atau informasi pribadi dari korban yang tidak curiga.
Langkah yang harus dilakukan saat bertemu pesan seperti itu adalah menghubungi keluarga Anda untuk menanyakan kebenarannya. Jika mereka baik-baik saja, maka abaikan atau hapus pesan tersebut.
3. Pesan Berantai Berkedok Kupon dan Promo
Selain melalui grup WhatsApp, penipuan juga kerap terjadi melalui pesan yang memberikan promo atau kupon hadiah. Pesan tersebut akan dikirim dengan menggunakan nama perusahaan legal yang disertai dengan tautan untuk mengklaim kupon hadiah.
Ketika korban menekan tautan tersebut akan diarahkan ke website berbahaya. Di waktu yang sama, virus malware akan secara otomatis terinstal di perangkat korban setelah mengklik tautan tersebut.
Selain itu, mungkin korban diminta untuk memberikan informasi pribadi untuk “mengklaim” kupon hadiah. Padahal informasi tersebut akan digunakan untuk tindak kejahatan lainnya.
Jika menerima pesan seperti itu, pastikan bahwa nomor yang digunakan resmi milik perusahaan bersangkutan. Pastikan pula bahwa Anda telah mendaftar untuk pemberitahuan dengan perusahaan tersebut. Jika tidak, abaikan pesan tersebut dan jangan pernah mengklik tautan yang dilampirkan.
4. Lowongan Kerja Palsu
Modus penipuan selanjutnya adalah menawarkan lowongan kerja palsu. Penipu akan menjanjikan gaji tinggi dengan persyaratan mudah untuk membujuk korban agar melamar.
Setelah korban terjebak, penipu yang menggunakan metode ini akan menggunakan berbagai alasan agar korban menyetorkan sejumlah uang muka, sambil terus menjanjikan pembayaran atas pekerjaan korban nantinya.
Sebagian korban penipuan lowongan kerja mengaku setelah menerima tugas, mereka diminta untuk mengunjungi aplikasi pesan instan lain seperti Telegram. Kemudian pada aplikasi tersebut, korban akan diminta untuk membayar sejumlah uang.
5. Penipuan Mengatasnamakan Pejabat atau Instansi
Penipuan mengatasnamakan pejabat atau instansi Pemerintah juga marak terjadi di WhatsApp. Penipu akan menyamar sebagai pejabat atau petugas dari institusi Pemerintahan agar dipercayai orang-orang.
Tahun ini, setidaknya ada satu laporan tentang penipu yang menyamar sebagai bank di WhatsApp – institusi lain yang sering dipercayai oleh orang-orang.
Sebagai contoh, beberapa lalu beredar sebuah pesan WhatsApp yang mengatasnamakan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan.
Pada pesan tersebut disebutkan bahwa penerima pesan mendapatkan dokumen pajak berupa dokumen softcopy dan hardcopy. Kemudian penerima diminta menginstal sebuah aplikasi untuk dapat mengakses dokumen tersebut.
Faktanya, pesan WhatsApp yang mengatasnamakan DJP tersebut merupakan modus penipuan berbahaya dengan mengirimkan Android Package Kit (APK). Layaknya modus penipuan file APK lainnya, setelah korban mengunduh file tersebut akan kehilangan saldo di rekening bank atau informasi penting lainnya.
6. Penipuan OTP (One-Time Password)
Kemudian ada juga penipu yang berpura-pura sebagai pihak bank atau lembaga resmi lainnya mengirimkan kode verifikasi OTP (One Time Password) lewat WhatsApp. Tujuan pengiriman kode tersebut untuk memberikan akses penipu ke WhatsApp korban.
Modus yang digunakan adalah korban akan menerima pesan berisi kode verifikasi dari nomor yang tidak dikenal. Kemudian pengirim akan meminta maaf telah salah mengirimkan kode verifikasi. Setelah itu, mereka mendesak korban untuk membagikan kode tersebut.
Dengan kode verifikasi di tangan, penipu dapat mengambil alih akun WhatsApp korban dan mengunci mereka keluar. Setelah berhasil, penipu akan menyamar sebagai korban dan melakukan lebih banyak penipuan, seperti meminta sejumlah uang kepada keluarga korban.
Baca juga: Cara Menggunakan WhatsApp OTP
7. Mengirimkan Surat Tilang Online
Selain mengirimkan kode verifikasi, modus penipuan di WhatsApp dengan mengirimkan surat tilang. Penipu mengaku sebagai petugas kepolisian dan menempatkan korban telah melakukan pelanggaran lalu lintas.
Penipu akan mengirimkan file APK dengan nama “Surat Tilang” Pengirim juga meminta agar data berjudul ‘Surat Tilang-1.0.apk’ yang diunggah dalam pesan WhatsApp tersebut dibuka.
Seperti modus penipuan dengan file APK lainnya, bagi korban yang telah mengunduh file APK tersebut, saldo atau uang dalam rekening bank korban bisa menghilang secara tiba-tiba.
Baca juga: Cara Mudah Menggunakan Dual WhatsApp
Tips untuk Menghindari Penipuan di WhatsApp
Beragamnya modus penipuan di WhatsApp tersebut membuat pengguna harus lebih teliti setiap menerima pesan dari nomor yang tidak dikenal. Sebagai langkah pencegahan, kami membagikan tips menghindari penipuan di WhatsApp seperti berikut;
1. Jangan Mudah Percaya dengan Pesan dari Nomor Tidak Dikenal
Tips pertama untuk menghindari penipuan di WhatsApp adalah menaruh curiga terhadap pesan dari nomor tidak dikenal. Coba berfikir secara rasional kemungkinan maksud dari pesan tersebut.
Jangan terpancing dengan tenggat waktu yang diberikan pada pesan. Pertimbangkan kembali mengapa harus mengikuti perintah dalam pesan. Sebab semua data Anda dapat diretas yang bisa menyebabkan rekening kosong setelah mengikuti perintah tersebut.
2. Verifikasi Informasi yang Diminati
Langkah selanjutnya setelah menerima pesan mencurigakan adalah melakukan verifikasi dengan memeriksa identitas pengirim. Jika pengirim mengklaim berasal instansi atau orang yang Anda kenal, jangan ragu untuk mengkonfirmasi kebenarannya ke pihak bersangkutan.
Langkah sederhana seperti itu dapat membantu mencegah jatuh menjadi korban penipuan penyamaran. Sekaligus, menyelamatkan Anda dari korban penipuan
3. Jangan Klik Tautan atau Unduh File dari Sumber yang tidak Terpercaya
Selanjutnya, penipu juga seringkali mengirimkan sebuah tautan atau file apk di WhatsApp. Jika Anda menerima pesan tersebut, jangan pernah mencoba mengklik tautan atau mengunduh file apk. Lebih baik abaikan pesan tersebut agar Anda tidak kehilangan uang di rekening atau informasi pribadi.
4. Jaga Kerahasiaan Data Pribadi
Selain meminta mengunduh file, sebagian penipu juga acap kali meminta korban untuk membagikan data pribadi mereka. Jika menerima pesan seperti itu, jangan pernah ikuti apa yang diperintahkan.
Kemudian lindungi akun WhatsApp Anda dengan mengaktifkan autentikasi dua faktor. Lapisan keamanan tambahan ini akan mengirimkan kode verifikasi ke nomor telepon atau email Anda, untuk mencegah penipu mengakses akun WhatsApp Anda.
5. Gunakan Aplikasi Antivirus dan Firewall
Sementara itu, Anda juga bisa meningkatkan keamanan akun WhatsApp dan perangkat ponsel dari penipu dengan menginstal aplikasi antivirus dan firewall. Sebab sebagian penipu akan menyisipi file apk yang dikirimkan di WhatsApp dengan virus untuk mencuri data pribadi korban dan mengambil alih operasional akun dan perangkat korban.
Risiko tersebut dapat diminimalisir dengan menginstall aplikasi antivirus pada perangkat ponsel yang digunakan.
6. Laporkan Penipuan ke Pihak Berwenang
Terakhir, Anda bisa melaporkan aktivitas mencurigakan kepada pihak WhatsApp. Jika terbukti akun tersebut adalah penipu, WhatsApp akan menutup akun palsu tersebut untuk memastikan pengguna lain tidak mengalami hal serupa.
Sementara itu untuk melaporkan ke pihak WhatsApp, Anda cukup mengikuti langkah berikut:
- Buka obrolan dengan pengguna yang ingin Anda laporkan
- Klik nama kontak
- Pilih “Laporkan Kontak”
- Terakhir, klik “Laporkan dan Blokir”
Selain pihak WhatsApp, Anda juga bisa melaporkan ke kominfo bahwa telah menjadi korban penipuan online melalui kanal website Aduan Nomor Kominfo. Kementerian Kominfo dapat melakukan pemblokiran berdasarkan aduan dan layanan yang disampaikan.
Baca juga: Cara Mengecek dan Mengatasi WhatsApp Diblokir Tanpa Repot
Tingkatkan Kepercayaan Dengan Akun WhatsApp Business Resmi
Berdasarkan penjelasa di atas, dapat diketahui bahwa banyak sekali modus penipuan WhatsApp yang berkembang. Hal tersebut membuat pengguna harus berhati-hati agar tidak menjadi korban penipuan.
Di sisi lain, maraknya penipuan menyulitkan bisnis untuk meyakinkan pelanggan melalui pesan WhatsApp. Oleh karena itu, banyak bisnis menggunakan WhatsApp Business API untuk membangun kepercayaan pelanggan. WhatsApp API memiliki tanda centang hijau yang menunjukkan akun bisnis terverifikasi.
Mekari Qontak merupakan mitra resmi WhatsApp Bsuiness API terpercaya di Indonesia. WhatsApp API Mekari Qontak memiliki fitur masking yang menampilkan nama perushaan, meskipun pelanggan tidak menyimpan nomor bisnis. Selain itu, ada juga centang hijau di sebelah nama perusahaan yang menunjukan akun resmi.
Konsultasikan Kebutuhan bisnis Anda dengan tim Mekari Qontak Gratis dengan Klik di sini.