Saat ini, hampir semua bisnis melakukan pemasaran digital. Tujuannya untuk menjangkau target audiens yang lebih luas. Oleh karena itu, memantau KPI digital marketing juga menjadi sama pentingnya bagi bisnis.
Forbes melaporkan KPI digital marketing akan mempermudah Anda menuju kesuksesan dengan meningkatkan pemahaman terhadap audiens Anda serta mendorong mereka untuk mengambil tindakan.
Yuk, simak penjelasan selengkapnya terkait KPI digital marketing pada artikel di bawah ini.
Apa Itu KPI dalam Digital Marketing?
KPI (Key Performance Indicator) digital marketing adalah matriks yang digunakan untuk mengukur beberapa aspek kinerja bisnis dan aktivitas pemasaran digital.
Tujuan pengukuran tersebut untuk mengevaluasi kinerja dan keberhasilan di semua saluran pemasaran digital.
Pasalnya saat strategi pemasaran Anda menghasilkan keuntungan tapi Anda tidak tahu dari mana sumbernya, maka Anda tidak bisa menambahkan investasi pada sumbernya untuk mendapatkan hasilnya.
Misalnya sebagian besar prospek Anda berasal dari upaya SEO, namun Anda malah membuang-buang uang untuk saluran pemasaran lain, seperti iklan PPC, yang tidak menghasilkan apa pun. Maka keuntungan yang Anda dapatkan tidak sepadan
Sementara dengan pengetahuan serupa, Anda dapat membuang bagian-bagian yang tidak menguntungkan dalam strategi Anda dan fokus untuk membuat bagian-bagian yang menguntungkan bekerja lebih baik lagi.
Baca juga: Panduan lengkap Key Performance Indicator
Apa saja Contoh KPI Digital Marketing?
Berikut ini beberapa contoh KPI digital marketing yang diukur adalah
1. New Leads (Prospek Baru)
Matrik pertama yang diukur adalah jumlah prospek baru yang didapatkan dalam waktu sebulan. Prospek tersebut merupakan seseorang yang mendaftar untuk uji coba gratis atau subscribe di website Anda.
Sementara untuk mengukurnya, Anda bisa menggunakan aplikasi manajemen saluran yang mampu mengumpulkan data baru. Kemudian, Anda bisa filter prospek berdasarkan tanggal untuk melihat jumlah prospek baru selama periode tertentu.
Apabila Anda ingin meningkatkan jumlah prospek baru, Anda bisa meningkatkan anggaran kampanye iklan biaya per klik, buat konten yang dioptimalkan untuk SEO agar dapat ditemukan melalui mesin pencari, dan coba penawaran diskon sementara yang baru.
2. Qualified Leads
Selanjutnya, mengukur jumlah prospek yang memenuhi syarat (qualified leads) menunjukkan apakah kampanye pemasaran Anda efektif. Sementara itu, Prospek yang berpotensi menjadi pelanggan berbayar dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok:
- Marketing Qualified Lead (MQL): prospek yang telah menunjukkan minat berdasarkan upaya pemasaran, yang berpeluang menjadi pelanggan.
- Sales Accepted Lead (SAL): prospek yang telah diterima dan akan ditindaklanjuti oleh tim penjualan.
- Sales Qualified Leads (SQL) : prospek yang diserahkan kepada Sales karena mereka sedang mempertimbangkan pembelian.
Sementara, cara mengukur qualified lead ini bisa menggunakan aplikasi CRM. Pada aplikasi CRM, Anda bisa mengelompokan prospek menjadi 4 kategori.
Kemudian Anda bisa menyaring prospek berdasarkan tag dan tanggal untuk melihat jumlah pasti prospek bulanan yang memenuhi syarat di setiap kategori kualifikasi.
Cara efektif untuk meningkatkan qualified leads adalah dengan menjalankan kampanye yang fokus untuk menjangkau audiens yang tepat.
3. Cost Per Lead (CPL)
Biaya per prospek (CPL) menunjukkan biaya untuk memperoleh prospek baru. Dengan mengukur CPL, Anda dapat mengevaluasi apakah berbagai aktivitas pemasaran menguntungkan.
Untuk mengukur CPL, Anda bisa membagi biaya investasi (waktu, SDM dan uang) dengan jumlah konversi (prospek) yang Anda capai.
Misalnya biaya investasi untuk kampanye terakhir Anda adalah $10.000. Sementara dari kampanye tersebut, Anda mendapatkan 1000 prospek. Maka biaya per prospek (CPL) Anda adalah $10.
Sementara agar lebih efektif, Anda bisa melihat jenis kampanye gratis dan berbayar yang paling cocok untuk Anda dan tingkatkan anggaran serta waktu yang dihabiskan.
Selain itu, buat dan bagikan konten berkualitas di media sosial untuk mendapatkan traffic gratis dan prospek baru.
4. Cost Per Conversion
Cost per conversion (CPC) menunjukkan berapa biaya untuk mendapatkan prospek yang berhasil dikonversi menjadi pelanggan.
Cara mengukur CPC adalah dengan menghitung biaya yang dihabiskan untuk memperoleh prospek dari berbagai sumber, seperti iklan Google Ads, konten blog, atau media sosial, dll dibanding.
Selanjutnya, gunakan aplikasi CRM untuk melihat berapa banyak prospek yang bertransaksi pada periode tersebut.
Kemudian, bandingkan pendapatan yang Anda peroleh dari pelanggan baru dengan seluruh pengeluaran untuk mendapatkan mereka.
Misalnya melalui dari 1000 email marketing yang Anda kirimkan, tapi hanya 100 prospek yang berhasil dikonversi menjadi pelanggan. Sementara rasio CPC menjadi 1:10.
Jadi nilai PPC menjadi $100 ($10.000/100) dari $10.000 yang Anda keluarkan untuk email marketing.
Sementara untuk mengurangi biaya CPC, Anda bisa membuat kampanye pemasaran yang fokus mengejar target audiens Anda .
Selain itu, Anda juga bisa meningkatkan pengalaman pengguna produk Anda dan berikan materi bantuan dan panduan pengaturan untuk memudahkan mereka.
5. Average Time of Conversion
Average time of conversion menunjukkan efektivitas proses penjualan Anda. Jika waktu konversi terlalu lama, kemungkinan prospek akan kehilangan minat terhadap layanan atau produk Anda, dan mereka bisa berpaling ke kompetitor
Gunakan aplikasi basis data pelanggan seperti sistem CRM untuk mengumpulkan data, seperti tanggal perolehan prospek baru dan kapan mereka menjadi pelanggan yang membayar.
Kemudian, hitung waktu rata-rata antara menjadi prospek dan berubah menjadi klien yang membayar dengan bantuan aplikasi CRM.
Sementara itu, cara mengurangi waktu pelanggan untuk konversi, bisa dengan menawarkan diskon atau iklan yang mengingatkan prospek pada produk Anda.
6. Retention rate
Retention menunjukkan jumlah pelanggan yang tetap menggunakan produk Anda dalam jangka waktu lama dan melakukan pembelian berulang. Dengan memantau retention rate, Anda melihat seberapa baik keterlibatan pelanggan Anda.
Berikut rumus mengukur retention rate:
Retention rate = ((CE-CN)/CS) x 100%
CE = jumlah pelanggan pada akhir suatu periode
CN = jumlah pelanggan baru yang diperoleh selama suatu periode
CS = jumlah klien pada awal periode
Sementara untuk meningkatkan retention rate, Anda bisa meningkatkan pengalaman pengguna atau berinovasi dengan menciptakan desain produk/kemasan yang luar biasa.
7. ROI
Return of Investment (ROI) adalah berapa banyak pendapatan yang Anda peroleh untuk setiap uang yang Anda investasikan. Apabila nilai ROI positif berarti kampanye tersebut menguntungkan, dan begitu juga sebaliknya.
Misalnya, suatu kampanye pemasaran menghabiskan $10.000. Dari kampanye tersebut mendatangkan 1.000 prospek dan berhasil close deal 100 di antaranya.
Kemudian setiap pelanggan membayar $1200 untuk produk Anda. Maka total pendapatan yang Anda peroleh adalah $120.000.
ROI = (100 x$1.200) : $10.000
Jadi ROI yang Anda dapatkan untuk setiap dolar yang Anda keluarkan adalah $12.
Baca juga: Cara Menghitung Return on Investment (ROI)
8. Engagement Media Sosial
Sosial media menjadi bagian yang tidak boleh terlewatkan dari digital marketing. Oleh karena itu, sangat penting untuk memantau keterlibatan audiens di sosmed dari waktu ke waktu.
Untuk mengukur tingkat engagement di sosmed bisa dilihat dari content Anda, seperti jumlah interaksi (misalnya, suka, bagikan, dan komentar) yang ada pada postingan tersebut.
Kemudian hasil pengukuran tersebut dibagi dengan jangkauan (impression) postingan dan kalikan hasilnya dengan 100%.
Sebagai catatan setiap platform media sosial memiliki tingkat engagement yang berbeda-beda.
Tolok ukur untuk platform media sosial berbeda-beda. Misalnya rata-rata tingkat keterlibatan Instagram dan Facebook sekitar 0,08%, Sementara rata-rata tingkat keterlibatan di Twitter sekitar 0,05%.
9. KPI Email Marketing
Selain media sosial, email marketing juga memegang peranan penting dalam pemasaran digital. Oleg karena itu, efektivitas email marketing juga perlu diukur.
Matriks KPI digital marketing dari email yang penting meliputi:
- Jumlah email yang berhasil terkirim, dibuka, atau dibalas: mengukur apakah pesan Anda masuk ke kotak masuk penerima.
- Tautan tersemat dan rasio klik-tayang tombol CTA: menunjukkan seberapa efektif penawaran atau ajakan bertindak Anda.
10. Efektivitas Content Marketing
KPI digital marketing selanjutnya yang perlu diukur adalah efektivitas content marketing. Content tersebut yang berperan sebagai leads generator.
Sementara untuk mengukurnya, bisa dengan memonitori matriks berikut:
- Traffics: mencatat volume lalu lintas, membantu mengukur kinerja content marketing.
- Average time on site: waktu rata-rata di halaman menunjukkan waktu rata-rata pengunjung di situs web dan halaman arahan Anda. Rata-rata yang tinggi menunjukkan bahwa konten Anda relevan dengan audiens Anda.
- CPC dan tombol CTA: menunjukkan keselarasan antara penawaran Anda dan target pasar.
11. Search Engine Optimization (SEO)
Terakhir, KPI digital marketing yang perlu diukur adalah SEO. Dimana SEO berperan untuk menampilkan content marketing di halaman pertama di search engine.
Matriks yang diukur dalam monitoring SEO adalah
- Peringkat di mesin pencarian: mendapatkan peringkat tinggi untuk kata kunci yang relevan dengan industri Anda mendorong lalu lintas organik yang konsisten.
- Traffic organik: lalu lintas yang mengunjungi website. Semakin banyak kunjungan secara organik, menunjukkan strategi SEO Anda berhasil.
- CTR (Click Through Rate): menunjukkan seberapa efektif salinan iklan berbayar Anda.
Baca: Contoh KPI Marketing yang Bisnis Ukur untuk Mengetahui Kesuksesan Bisnis
Cara Memilih KPI Digital Marketing yang Tepat
Memilih KPI yang tepat untuk pemasaran digital bukanlah keputusan yang bisa diterapkan untuk semua orang. KPI terbaik untuk dilacak oleh satu perusahaan belum tentu sama untuk perusahaan lain.
Untuk memilih KPI digital marketing relevan untuk bisnis Anda, Anda perlu melihat tujuan Anda. Gunakan konsep SMART untuk memilih yang terbaik dengan matriks:
- Spesifik
- Terukur
- Dapat dicapai
- Relevan
- Tepat waktu
Dengan kata lain, KPI perlu memberikan hasil spesifik yang dapat diukur oleh perusahaan, yang dapat diidentifikasi kapan Anda mencapainya, relevan dengan tujuan Anda, dan dapat memiliki tenggat waktu atau jangka waktu yang diterapkan pada hasil tersebut.
Saat memutuskan KPI apa yang akan Anda ukur, pertimbangkan apakah informasi tersebut akan memberi Anda wawasan berguna tentang cara meningkatkan laba Anda.
Jika metrik tersebut bukan sesuatu yang dapat Anda tindak lanjuti atau pengaruhi, kemungkinan besar itu adalah metrik yang sia-sia, sehingga tidak layak untuk dilacak.
Misalnya, Anda mungkin tergoda untuk melacak metrik unik seperti like di Facebook atau jumlah followers Twitter, tetapi Anda tidak melakukan kampanye media sosial yang bertujuan untuk mendapatkan lebih banyak suka atau pengikut, maka matriks tersebut bukan KPI yang efektif.
Baca juga: Rekomendasi KPI Software Terbaik
Monitoring dan Analisa KPI Digital Marketing Anda dengan Mekari Qontak
Ada banyak matriks KPI digital marketing yang patut diukur oleh sebuah bisnis. Mereka bisa memilihnya sesuai dengan kebutuhan dan strategi pemasaran yang dijalankan.
Salah satu cara termudah untuk monitoring KPI digital marketing adalah dengan bantuan aplikasi CRM.
Mekari Qontak menawarkan aplikasi CRM yang memiliki fitur customer report lengkap dengan sejuta manfaat. Salah satunya adalah untuk menyusun KPI digital marketing sesuai dengan kebutuhan bisnis.
Selain itu, Mekari Qontak telah berpengalaman dalam melayani 3500+ perusahaan berskala menengah dan besar. Mekari Qontak juga telah tersertifikasi ISO 27001 untuk memastikan keamanan informasi data pelanggan.
Jadi tunggu apa lagi? Yuk, Dapatkan FREE TRIAL aplikasi CRM Mekari Qontak selama 14 hari atau Konsultasi Gratis dengan tim Mekari Qontak sekarang!