
- YouTube ads adalah fitur periklanan yang memungkinkan bisnis untuk menjangkau audiens secara spesifik dengan menayangkan konten promosi di platform YouTube.
- Format YouTube ads terbagi menjadi TrueView, Non-Skippable In-Stream, hingga Bumper Ads.
- Proses beriklan dilakukan melalui Google Ads dengan tahapan mulai dari menentukan tujuan iklan, memilih strategi bidding, hingga penargetan demografi dan penempatan yang tepat.
- Tips optimalisasi YouTube ads diantaranya melakukan personalisasi iklan dengan teknologi CRM hingga menjalankan kampanye retargeting yang relevan dengan kebutuhan audiens.
Platform streaming YouTube memiliki lebih dari 2 miliar pengguna yang masuk setiap bulan dan membuatnya dapat dimanfaatkan dengan monetisasi melalui YouTube ads.
Hal tersebut tentu membuat para pembuat konten memperoleh pendapatan, sementara bisnis dapat secara efektif membangun kesadaran merek, memengaruhi keputusan pembelian, serta meningkatkan penjualan mereka.
Pelajari selengkapnya terkait cara beriklan serta strategi yang tepat untuk memperoleh keuntungan dari Youtube Ads dari ulasan blog Mekari Qontak di bawah ini.

Apa itu YouTube Ads?
YouTube ads adalah fitur periklanan yang memungkinkan bisnis untuk menjangkau audiens secara spesifik dengan menayangkan konten promosi di platform YouTube.
Hasil survei yang didapatkan dari laman resmi YouTube Ads menunjukkan bahwa penonton 2 kali lebih mungkin membeli suatu barang setelah melihatnya di YouTube, dan lebih dari 70% penonton mengakui YouTube membantu mereka mengenali merek baru.
Dengan kemampuan menargetkan iklan berdasarkan riwayat pencarian pengguna di Google, YouTube Ads menjadi alat performance marketing yang sangat efektif untuk meningkatkan peluang audiens melihat dan mengklik iklan.
Baca juga: Digital Advertising: Manfaat, Jenis, dan Cara Efektif Menerapkannya
Jenis-Jenis YouTube Ads
Sebelum meluncurkan kampanye, Anda harus mengenali semua jenis iklan yang tersedia di YouTube dan menyesuaikannya dengan tujuan kampanye dan model pembayaran yang akan diterapkan.
1. TrueView Ads
TrueView ads adalah format iklan video standar YouTube, dimana pengiklan hanya membayar jika pengguna menonton iklan hingga durasi tertentu atau berinteraksi langsung. Terdapat dua jenis:
- TrueView In-Stream Ads: Iklan ini diputar sebelum, selama, atau setelah video utama dan dapat dilewati setelah 5 detik sehingga ideal untuk membangun awareness.
- TrueView Discovery Ads: Muncul sebagai thumbnail di beranda atau hasil pencarian video terkait, dan pengguna harus mengklik untuk menontonnya sehingga efektif mendapatkan prospek berkualitas tinggi.
2. Non-Skippable In-Stream Ads
Jenis iklan video ini tidak dapat dilewati (non-skippable) dan ditayangkan sebelum, selama, atau setelah video utama dengan durasi sekitar 15-20 detik.
Keunggulan utamanya adalah memastikan pesan branding tersampaikan secara utuh kepada audiens yang sedang terlibat dalam konten.
Pembayaran iklan ini umumnya menggunakan model CPM (Cost Per Mille), di mana Anda membayar per 1.000 tayangan iklan.
3. Bumper Ads
Bumper ads adalah opsi iklan video YouTube yang paling singkat, dengan durasi hanya 6 detik. Iklan ini tidak bisa dilewati dan dapat ditayangkan sebelum, selama, atau setelah video lain di YouTube.
Keberadaan iklan bumper yang singkat membuatnya cocok untuk promosi cepat sebagai bagian dari kampanye video yang lebih besar dan biasanya digunakan sebagai tambahan untuk memperkuat pesan merek mereka.
4. Overlay Ads
Overlay ads merupakan iklan di bagian bawah yang menutupi sebagian kecil layar. Iklan ini biasanya berupa gambar atau teks yang mengarahkan pengguna ke situs web pengiklan saat di klik.
Jenis iklan ini cocok untuk melengkapi kampanye video in-stream lainnya karena cukup membantu dalam mempromosikan produk sekaligus menjangkau target audiens Anda, tanpa mengganggu pengalaman menonton
5. Sponsored Cards
Sponsored card ads adalah jenis iklan YouTube yang muncul sebagai kartu gambar di pojok kanan atas video. Pengguna dapat mengakses iklan ini dengan mengklik ikon “(i)” yang terletak di sudut layar video.
Setelah mengklik ikon tersebut, penonton akan melihat kartu yang menampilkan video-video lain yang relevan dengan topik atau tipe video yang sedang mereka tonton.
Iklan ini dirancang untuk membantu penonton menemukan konten tambahan yang mungkin menarik bagi mereka, sekaligus mempromosikan video atau produk terkait.
Baca juga: Facebook Ads: Pengertian, Cara Kerja, dan Strategi Optimasinya
Cara Efektif Beriklan di YouTube

Beriklan di YouTube sepenuhnya dilakukan melalui dashboard Google Ads. Berikut adalah langkah-langkah lengkap yang dapat Anda ikuti.
1. Buat Akun Google Ads
Langkah pertama buat akun Google Ads menggunakan email Google Workspace (pribadi atau bisnis). Saat pertama kali mendaftar, mungkin Anda akan untuk langsung membuat kampanye.
Jika demikian, carilah opsi yang mengatakan “Apakah Anda seorang pemasar profesional?” atau “Siapkan tanpa membuat kampanye” dan klik. Dengan cara tersebut, Anda akan diarahkan langsung menuju dasbor Google Ads baru Anda.
2. Hubungkan Akun YouTube
Langkah selanjutnya adalah hubungkan akun Google Ads Anda ke saluran YouTube Anda yang akan digunakan untuk mengunggah video.
Caranya dengan mengklik klik “Alat & Pengaturan” pada bilah navigasi atas. Kemudian masuk ke menu “Pengaturan,” dilanjutkan dengan memilih “Akun yang Terhubung.” Lalu masukkan saluran Youtube yang akan ditambahkan.
3. Tentukan Tujuan Iklan
Setelah berhasil menautkan akun Youtube, maka Anda bisa mulai membuat iklan baru. Dalam hal ini, Anda akan diminta untuk memilih tujuan dan jenis kampanye dan berikut langkah-langkahnya.
- Buat kampanye baru: Klik ikon ‘+’ pada dashboard Anda, lalu pilih Kampanye Baru.
- Pilih tujuan utama: Tetapkan tujuan marketing utama Anda, seperti Brand Awareness and Reach, Leads, atau Sales.
- Pilih jenis dan subtipe: Pilih jenis kampanye Video, lalu tentukan subtipe yang paling sesuai, misalnya kampanye jangkauan video atau on-skippable in-stream.
4. Tetapkan Anggaran dan Bidding
Setelah menetapkan tujuan kampanye, Anda perlu memasukkan anggaran harian atau total, serta menentukan durasi tanggal dan strategi bidding seperti berikut:
- Maximum CPV (Cost Per View): Anda mengatur batas tertinggi biaya yang bersedia Anda bayarkan untuk setiap tampilan iklan.
- Target CPM (Cost Per Mille): Anda menentukan target biaya rata-rata yang ingin dipertahankan untuk setiap 1.000 tayangan iklan.
- Target CPA (Cost Per Acquisition): Anda menetapkan biaya yang bersedia Anda bayarkan per konversi yang didapatkan (opsi ini tersedia khusus untuk tujuan leads atau sales).
5. Penargetan Audiens dan Pengaturan Iklan
Setelah menentukan anggaran, Anda akan diarahkan untuk mengatur penempatan dan menargetkan audiens secara spesifik, sebagai berikut.
- Pengaturan iklan: Tentukan lokasi spesifik kemunculan iklan Anda, seperti di YouTube search results, di dalam YouTube videos, atau pada Video Partners on the Display Network.
- Target demografi: Tetapkan audiens target berdasarkan kriteria demografi dasar, meliputi jenis kelamin, usia, status orang tua, dan persentase pendapatan rumah tangga.
- Unggah video iklan: Masukkan URL video promosi yang telah Anda upload sebelumnya ke channel YouTube Anda.
- CTA dan headline: Khusus untuk iklan in-stream, pastikan Anda menambahkan URL tampilan, Call-to-Action (CTA) yang spesifik, serta headline yang menarik perhatian.
Baca juga: Customer Segmentation: Definisi, Jenis, dan Contoh Penerapan
7. Analisis Kinerja Iklan
Setelah kampanye iklan Anda tayang, sangat penting untuk melacak dan menganalisis kinerjanya secara teratur melalui dashboard Google Ads.
Anda perlu memantau metrik kunci seperti view-through rate (VTR), jumlah tayangan (Impressions), dan terutama konversi, guna mengukur efektivitas biaya iklan yang dikeluarkan.
Data ini menjadi dasar bagi Anda untuk melakukan penyesuaian strategi bidding atau penargetan, memastikan bahwa campaign mencapai tujuan yang diinginkan.
Baca juga: Contoh KPI Digital Marketing: Wajib Diukur Bisnis Pemula
Tips Optimalkan Iklan di YouTube Ads
Agar iklan Anda efektif dan menghasilkan return on investment yang tinggi, Anda dapat menggunakan beberapa strategi berikut disertai dengan penerapan personalisasi berbasis data pelanggan.
1. Menentukan Target Audiens yang Tepat
Menargetkan iklan hanya berdasarkan usia atau lokasi tidaklah cukup namun perlu fokus pada perilaku dan minat audiens untuk mendapatkan prospek yang lebih berkualitas.
Gunakan data yang telah dikumpulkan di aplikasi CRM (Customer Relationship Management) seperti mereka yang pernah mengunjungi website atau melakukan pembelian. Kemudian unggah ke Google Ads sebagai Custom Audience.
Hal ini memungkinkan Anda menjalankan kampanye re-targeting yang sangat relevan dan dipersonalisasi, menargetkan iklan ke orang-orang yang sudah memiliki interaksi dengan merek Anda.
2. Membuat Konten Iklan yang Relevan
Kualitas konten menjadi penentu utama suksesnya iklan, sehingga Anda perlu memastikan bahwa konten yang Anda unggah tak hanya menarik namun relevan bagi target.
Anda dapat menyampaikan pesan utama dalam waktu singkat, terutama untuk iklan yang dapat dilewati untuk mendapatkan perhatian audiens dalam 5 detik pertama.
Selain itu, pastikan konten telah mobile-optimized karena mayoritas penonton YouTube berasal dari perangkat seluler. Atau dalam arti lain, teks, gambar dan tombol CTA mudah dibaca di layar kecil
Baca juga: Content Marketing: Pengertian, Jenis dan Tipsnya
3. Mengukur dan Menyesuaikan Strategi Berdasarkan Data
Terakhir, Anda bisa mengukur kinerja iklan dan menyesuaikan kembali strategi yang kurang maksimal. Tingginya views dan impressions bagus untuk awareness, namun konversi tetap yang terpenting untuk sales.
Gunakan tools analitik tambahan dan integrasikan data iklan Anda dengan aplikasi CRM, sehingga Anda melihat apakah iklan YouTube Anda menghasilkan lead yang valid dan berapa lama menuju closing.
Setelah memperoleh hasil pengukuran, gunakan data konversi dari CRM untuk menyesuaikan bidding dan kriteria penargetan, atau mengecualikan situs maupun topik yang memiliki performa buruk.
Baca juga: Cara Kerja CRM: Strategi Jitu untuk Mengoptimalkan Bisnis
Tingkatkan Awareness dan Konversi di YouTube Ads dengan Mekari Qontak!
YouTube Ads menjadi media yang sangat efektif untuk membangun brand awareness dan meningkatkan penjualan. Namun bisnis perlu mempersonalisasi iklan untuk mendapat hasil optimal.
Mekari Qontak menawarkan aplikasi CRM unggul di Indonesia yang memungkinkan Anda untuk mengumpulkan, mengelola, dan menganalisis informasi pelanggan untuk menargetkan prospek berkualitas tinggi.
Aplikasi tersebut dilengkapi oleh berbagai fitur canggih seperti fitur omnichannel sehingga Anda dapat memastikan bahwa setiap interaksi pelanggan, baik yang berasal dari iklan YouTube, website, atau channel komunikasi lainnya, tercatat dalam satu sistem terpusat.
Selain itu, terdapat fitur custom report untuk membantu Anda membuat laporan analitik spesifik yang melacak efektivitas iklan YouTube hingga tingkat konversi penjualan,
Mekari Qontak telah dipercaya oleh lebih dari 3500+ perusahaan ternama di Indonesia untuk mendukung sistem layanan pelanggan dan tersertifikasi ISO 27001 untuk menjamin keamanan data pelanggan.
Dapatkan uji coba gratis solusi CRM Mekari Qontak atau konsultasikan strategi iklan bisnis Anda terlebih dahulu dengan tim ahlinya sekarang!

Pertanyaan yang Sering Diajukan Tentang YouTube Ads (FAQ)
Apa perbedaan mendasar antara model pembayaran CPV dengan CPM?
Apa perbedaan mendasar antara model pembayaran CPV dengan CPM?
Perbedaan mendasarnya terletak pada tujuan penagihan. CPV (Cost Per View) adalah model penagihan berbasis perhatian dan interaksi; pengiklan hanya membayar jika pengguna menunjukkan minat aktif (misalnya, menonton 30 detik atau mengklik iklan). Sebaliknya, CPM (Cost Per Mille) adalah model penagihan berbasis jangkauan dan tayangan; pengiklan membayar untuk setiap 1.000 kali iklan ditampilkan, terlepas dari apakah audiens berinteraksi atau menontonnya sampai selesai. CPV ideal untuk mengukur minat, sedangkan CPM ideal untuk meningkatkan awareness secara massal.
Apakah ada persyaratan khusus bagi sebuah channel YouTube agar videonya bisa digunakan sebagai materi iklan di Google Ads?
Apakah ada persyaratan khusus bagi sebuah channel YouTube agar videonya bisa digunakan sebagai materi iklan di Google Ads?
Persyaratan utamanya adalah video iklan harus sudah diunggah ke channel YouTube Anda dan diatur sebagai publik (public) atau tidak terdaftar (unlisted). Video tidak harus dimonetisasi sebagai konten kreator. Namun, jika Anda menggunakan fitur lanjutan seperti card atau end screen di dalam iklan, Anda harus memastikan channel YouTube Anda sudah terhubung (linked) dengan akun Google Ads Anda. Google juga memberlakukan standar kualitas dan kebijakan ketat terhadap konten iklan (misalnya, tidak boleh mengandung kekerasan atau konten dewasa).
Bagaimana fitur omnichannel Mekari Qontak secara spesifik membantu kinerja iklan YouTube?
Bagaimana fitur omnichannel Mekari Qontak secara spesifik membantu kinerja iklan YouTube?
Fitur omnichannel membantu dengan menyediakan rekaman riwayat pelanggan yang lengkap di satu tempat. Ketika seorang pengguna melihat iklan YouTube Anda, kemudian mencari melalui Google, dan akhirnya mengirim pesan melalui WhatsApp, omnichannel Mekari Qontak akan menyatukan semua titik kontak tersebut. Ini memberikan tim sales wawasan end-to-end tentang jalur konversi prospek dari impression YouTube Ads hingga closing, memfasilitasi tindak lanjut yang lebih personal dan akurat.