Daftar isi
5 min read

Prediksi Tren Perilaku Konsumen 2024

Tayang 01 Desember 2017
Diperbarui 31 Januari 2024
Graphic Sales
Prediksi Tren Perilaku Konsumen 2024

Tidak dapat dipungkiri bahwa pandemi COVID-19 selama hampir 4 tahun terakhir memberikan dampak yang cukup besar terhadap tren perilaku konsumen. Banyak perubahan gaya hidup dan perilaku konsumen yang membuat bisnis harus cepat beradaptasi apabila tidak ingin kalah saing. Jelang akhir tahun ini, Qontak.com merangkum tren perilaku konsumen yang perlu bisnis perhatikan pada 2024. Yuk simak di bawah ini!

Apa Prediksi Tren Perilaku Konsumen 2024?

1. Membeli Barang Sesuai Kebutuhan

Customer Needs

Sumber Gambar: technologyblogged.com

Apabila dulu tren perilaku konsumen cenderung “DIMANA saya akan beli barang ini?”, maka tren tersebut diprediksi akan berubah menjadi “KAPAN saya butuh barang ini?”. Pelanggan tidak hanya menentukan beli secara online maupun offline, tapi saat ini lebih ke bagaimana pelanggan dapat membeli barang tersebut sesuai dengan kebutuhannya. Ada sebuah frase yang perlu Anda ingat, customer akan bertanya “apakah saya butuh barang ini sekarang? atau bisa nanti?”

Ada dua strategi yang bisa Anda lakukan khususnya bagi pelaku usaha e-commerce. Pertama, Anda dapat menggunakan scarcity sebagai strategi untuk influence pelanggan agar membeli barang saat itu juga. Lalu yang kedua, pastikan Anda mencantumkan informasi mengenai ketersediaan stok untuk memastikan pelanggan tahu dan menjadikan toko Anda bagian dari proses konsiderasi mereka.

2. Semakin Banyak Pelanggan Belanja di E-Commerce

Dilansir penelitian DBS, pada era pandemi COVID-19, 66% konsumen Indonesia menunjukkan e-commerce sebagai pilihan utama mereka untuk membeli barang-barang non-makanan. Angka ini hampir tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi yang hanya 24%.

Mempertimbangkan pertumbuhannya saat ini dan kemungkinan di masa depan e-commerce menjadi pilihan utama untuk berbelanja, kami menyarankan perusahaan untuk mempercepat strategi omnichannel mereka dan/atau memulai kemitraan dengan platform e-commerce yang sudah mapan. Ada juga peluang untuk mengembangkan pengalaman belanja online yang lebih baik, misalnya melalui virtual try-on tools.

3. Media Sosial sebagai Sarana Baru Berbelanja

Beberapa media sosial seperti Instagram, Facebook, dan TikTok kini sudah dilengkapi fitur untuk belanja. Perlu Anda ketahui bahwa melalui media sosial, konsumen dapat secara pasif berbelanja. Mau contoh? misal begini, Anda sedang scroll timeline Instagram untuk melihat gambar atau informasi, lalu muncul iklan suatu barang yang ternyata menurut Anda menarik dan sedang dibutuhkan. Bukan tidak mungkin Anda yang sebelumnya tidak kepikiran berbelanja akhirnya memutuskan untuk belanja.

Itu lah contoh Anda sebagai konsumen yang dapat secara pasif berbelanja atau passive shopper. Kembali kepada Anda sebagai pebisnis melihat kesempatan ini, tentu Anda tahu apa yang harus Anda lakukan, bukan?

4. Belanja Kebutuhan Sehari-hari secara Online

Graphic Sales

Sumber gambar: onlinebusinessowners.org

Bila sebelumnya banyak pelanggan yang berbelanja di e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak, atau Blibli, maka online groceries juga akan menjadi tren dalam perilaku konsumen pada 2024.

Ada peningkatan 700% dalam preferensi untuk belanja melalui aplikasi online groceries pasca-COVID-19. Sementara penetrasi online groceries di pasar masih relatif rendah di mana hanya sebesar 21%. Ini dapat menjadi peluang bagi Anda sebagai pebisnis, terutama dengan peningkatan konsumen yang lebih muda dan semakin banyak penggunaan mobile phone dengan cepat.

Pedagang grosir perlu mendiversifikasi dan memperluas saluran distribusi mereka, baik melalui aplikasi pengiriman atau kemitraan dengan platform B2C.

5. Food Delivery meningkat

69% responden survei lebih suka memasak di rumah, dibandingkan dengan hanya 5% yang lebih suka makan di luar. Pengiriman dan take-away makanan online juga meningkat popularitasnya, didorong oleh aplikasi agregator makanan di mana-mana yang menawarkan kenyamanan.

Ini memberikan peluang besar bagi manufaktur dan pengusaha makanan untuk melakukan diversifikasi ke makanan pra-paket, makanan siap saji, makanan easy-to-cook, dan banyak lagi.

6. Rumah sebagai Zona Nyaman

perilaku konsumen rumah zona nyaman

Ya, rumah. 84% responden lebih suka menghabiskan setidaknya setengah dari waktu kerja atau belajar mereka di rumah, dan 72% juga mengatakan bahwa mereka lebih suka menghabiskan lebih sedikit waktu untuk berpartisipasi dalam kegiatan di luar rumah, bahkan setelah peraturan social distancing yang aman dan pembatasan sosial oleh pemerintah dicabut.

Produk dan layanan yang terkait dengan perbaikan rumah dan hiburan akan mengalami peningkatan demand yang terus berlanjut pada tahun 2024 karena konsumen beradaptasi dengan pola perilaku baru. Kemungkinan juga akan ada peningkatan teknologi atau gadget yang menciptakan kembali pengalaman bersosialisasi di rumah.

7. Lifestyle yang Lebih Fleksibel

perilaku konsumen fleksibel

Sepanjang pandemi, survei menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan dan pengusaha puas dengan work from home (WFH). Pada saat yang sama, bekerja dari rumah mulai kehilangan pesonanya seiring dengan berlanjutnya pandemi. Terutama beberapa anak muda yang mulai mengalami gangguan mental akibat belajar jarak jauh.

Di masa depan, model hybrid yang berbeda akan menjadi lebih umum, menggabungkan bekerja dari rumah dan kantor. Ini akan berdampak pada kehidupan sehari-hari bagi kita juga sebagai konsumen; di mana kita ingin tinggal dan fitur apa yang kita harapkan di rumah. Konsumen diharapkan untuk terus berpakaian dengan gaya yang lebih santai, menikmati makanan ringan yang semakin banyak.

Pelajari Tren Perilaku Konsumen untuk persiapkan Strategi Bisnis Anda Tahun Depan!

Omnichannel-Strategi pemasaran media sosial

Tren perilaku konsumen 2024 secara garis besar adalah digitalisasi berbelanja dan menjadi lebih fleksibel. Faktor pandemi juga membuat konsumen lebih berhati-hati dalam berbelanja, fokus pada apa yang mereka butuhkan. Bisnis perlu beradaptasi dengan perilaku konsumen khususnya terhadap digitalisasi. Manfaatkan platform e-commerce dan media sosial untuk menjual produk Anda, serta aplikasi CRM untuk melayani pelanggan secara omnichannel.

Kategori : BisnisMarketing
WhatsApp WhatsApp Sales