Sebagian bisnis mungkin pernah merasakan produk yang mereka luncurkan tidak laku di pasar. Hal ini mungkin karena mereka tidak melakukan prosedur product discovery dengan benar.
Product discovery merupakan tahapan awal yang perlu dilakukan dalam pengembangan produk. Tanpa prosedur ini, bisnis akan kesulitan untuk menghasilkan produk sesuai kebutuhan pelanggan.
Lalu bagaimana prosedur melakukan product discovery yang tepat? Pelajari caranya pada artikel berikut.
Apa yang Dimaksud Product Discovery?
Product discovery adalah proses mengembangkan produk untuk menjawab kebutuhan pelanggan. Pada prosesnya melibatkan penelitian untuk mengidentifikasi masalah yang pelanggan hadapi, sehingga menemukan solusi tepat diimplementasikan pada produk.
Maka dari itu, bagian pertama yang penting dari product discovery adalah mendalami kebutuhan pelanggan. Pada tahapan ini, bisnis harus bisa mengetahui keinginan atau harapan pelanggan terhadap produk mereka.
Setelah itu, bisnis bisa berinovasi dengan meneliti sejumlah fitur atau manfaat lainnya yang bisa ditambahkan pada produk mereka. Dengan begitu, produk Anda akan memiliki nilai tambah yang benar-benar pelanggan butuhkan.
Di sisi lain, product discovery juga berfungsi untuk mengurangi jarak atau kesenjangan antara pelanggan dan bisnis terhadap pemahaman nilai produk. Kesenjangan tersebut biasanya disebabkan oleh pelanggan yang tidak terlibat dalam pengembangan produk.
Mengapa Product Discovery Penting untuk Bisnis?
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa product discovery bertujuan untuk menghasilkan produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Diharapkan dengan produk tersebut bisa membuat pelanggan puas karena bisa menemukan barang yang selama ini mereka cari.
Selain itu, terdapat alasan lainnya yang melatarbelakangi bisnis perlu melakukan pengembangan produk seperti berikut:
- Membantu bisnis memahami dengan baik permasalahan pelanggan mereka
- Selain pelanggan, bisnis juga bisa memahami target pasar mereka termasuk persaingan dengan kompetitor
- Memvalidasi ide atau inovasi tim sesuai dengan kebutuhan pasar
- Menghasilkan solusi yang tepat untuk meningkatkan kepuasan pelanggan
- Meminimalisir resiko yang berpotensi merugikan bisnis seperti kurang sumber daya, miskomunikasi, biaya tak terduga dan lainnya
Alasan-alasan tersebut sudah sepantasnya membuat bisnis yakin untuk mengembangkan produk sesuai harapan pelanggan daripada menghasilkan produk atas pertimbangan ego pribadi.
Tantangan yang Dihadapi Pengusaha dalam Product Discovery
Meski telah memiliki alasan kuat untuk memulai product discovery, tapi kenyataannya sebagian bisnis menghadapi kendala saat mengembangkan produk. Berikut tantangan yang bisnis hadapi dan cara mengatasinya:
- Bias informasi yang disebabkan salah dalam memilih target pelanggan. Hal ini menyebabkan keputusan yang diambil dalam mengembangkan produk hanya berdasarkan preferensi pribadi. Oleh karena itu, tentukan siapa saja yang akan menjadi target pelanggan saat awal mulai pengembangan produk
- Ketidakjelasan masalah pelanggan juga menjadi faktor yang menyebabkan solusi yang ditawarkan produk tidak sesuai. Hal ini dikarenakan ketidakmampuan dalam mengumpulkan informasi pelanggan dengan tepat. Maka cobalah untuk mengeksplorasi informasi pelanggan secara komprehensif untuk menemukan masalah utama mereka
- Cepat mengambil keputusan khususnya dalam menentukan solusi yang akan ditawarkan. Hal ini justru bisa menjadi boomerang karena tidak bisa menjawab kebutuhan pelang. Langkah paling baik adalah menggali masalah pelanggan secara mendalam dan temukan opsi untuk menyelesaikannya
- Melibatkan pihak outsourcing dalam proses pengembangan produk sehingga sulit untuk mendapatkan wawasan penuh tentang pelanggan Anda. Pasalnya outsourcing tidak akan memungkinkan Anda terlibat langsung dalam proses tersebut. Jadi Anda hanya bisa mengandalkan temuan dan laporan yang disiapkan oleh perusahaan atau tim pihak ketiga.
- Keterlibatan peran lintas fungsional seperti manajer produk, designer UX, teknisi, dan orang dari bidang penjualan dan pemasaran. Tim tersebut bertanggung jawab atas pengembangan produk. Namun sedikit miskomunikasi bisa menimbulkan masalah.
- Pemilihan metrik yang tepat untuk memvalidasi solusi yang tepat. Mengukur hasil berdasarkan metrik yang tepat membantu memahami seberapa baik solusi tersebut akan berkinerja.
Strategi Product Discovery yang Efektif
Setelah mengetahui tantangan apa saja yang sebagian bisnis hadapi, maka saatnya untuk menyusun strategi product discovery yang tepat.
Pada kesempatan ini, kami memberikan tips dalam menyusun strategi pengembangan produk seperti berikut:
1. Membentuk Tim Discovery Product
Tahap pertama yang paling penting adalah membentuk tim yang akan bertanggung jawab atas pengembangan produk. Tim tersebut terdiri dari berbagai kalangan sebagai berikut:
- Manajer produk
- Designer UX
- Anggota tim pengembangan lainnya
- Terkadang, tim juga bisa mendapatkan bantuan dari peneliti, ilmuwan data, atau analis
Kolaborasi beberapa ahli dalam satu tim memungkinkan data yang dikumpulkan lebih valid dan menganalisanya sesuai kompetensinya. Hal ini membuat keputusan dan solusi yang ditawarkan lebih efektif karena berdasarkan temuan penelitian.
2. Melakukan Riset Pelanggan
Langkah berikutnya adalah tim product discovery mulai bergerak dengan meneliti pelanggan atau pengguna. Mereka perlu mengumpulkan banyak informasi dari pelanggan terkait.
Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk mengumpulkan informasi pelanggan, diantaranya sebagai berikut:
- Meminta feedback pelanggan untuk mendapatkan pengalaman mereka selama menggunakan produk dan harapan yang ingin lihat. Cara yang bisa digunakan dengan mengirimkan survei umpan balik melalui email, telepon atau membagikan formulir.
- Wawancara pelanggan menjadi metode paling populer untuk mengumpulkan informasi. Metode ini banyak dipilih karena lebih fleksibel bagi pelanggan untuk menyampaikan masalah atau harapan mereka.
- Analitik produk memberikan Anda wawasan objektif tentang perilaku pelanggan di dalam produk.Dengan menganalisis perilaku mereka, Anda dapat mengidentifikasi titik-titik pain point customer yang perlu dipecahkan.
- Metode-metode tersebut dapat Anda kumpulkan satu database sehingga mudah untuk diakses saat dibutuhkan. Anda bisa menggunakan aplikasi CRM yang akan otomatis mengelola semua informasi pelanggan dalam satu sistem
3. Mengidentifikasi Masalah Pelanggan
Setelah semua informasi pelanggan terkumpul, cobalah untuk menganalisanya. Kemudian identifikasi masalah yang paling sering pelanggan hadapi.
Kemudian dari masalah tersebut, lakukan analisa untuk menemukan peluang perbaikan untuk meningkatkan kualitas produk sesuai kebutuhan pelanggan.
Pertama, Anda perlu memetakan semua pain poin dan kebutuhan pelanggan. Kemudian lihat dengan jelas sejauh mana kebutuhan tersebut sejalan dengan tujuan bisnis.
Setelah Anda melakukannya, kemungkinan besar Anda masih akan memiliki lebih banyak masalah untuk dipecahkan daripada yang dapat Anda selesaikan. Maka dari itu, tahapan ini biasanya menyita lebih banyak waktu.
4. Melakukan Idesiasi Produk
Strategi product discovery selanjutnya adalah menghasilkan sebuah ide yang akan dikembangkan. Pada prosesnya melibatkan banyak teknik mulai dari pemetaan masalah, brainstorming, dan mind mapping.
Perlu diingat, pada tahapan ini harus menghasilkan suatu produk atau fitur baru. Oleh karena itu, manfaatkan keahlian yang masing-masing anggota miliki untuk mendapatkan berbagai perspektif. Hal ini akan menghasilkan ide-ide yang lebih inovatif.
Pada proses idesiasi, Anda bisa menggunakan tools Miro untuk berkolaborasi. Setiap anggota tim bisa menuangkan ide mereka lewat Miro untuk didiskusikan.
Baca juga: Customer Centric: Pengertian, Manfaat, dan Cara Membangun Strateginya
5. Memvalidasi Ide Produk
Setelah disepakati ide-ide yang akan digunakan untuk product discovery, maka Anda perlu memvalidasi nya apakah ide tersebut worth it untuk dikembangkan.
Sebagai contoh produk CRM dari Mekari Qontak. Tim product discovery sepakat untuk mengembangkan ide menambahkan fitur custom report. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk melacak penjualan atau CS sesuai dengan matriks yang ingin mereka ukur.
Sementara untuk memvalidasinya, Anda cukup menambahkan fitur tersebut dalam dasbor CRM. Kemudian perhatikan keterlibatan pengguna dengan fitur tersebut akan menunjukkan seberapa menariknya mereka menganggapnya.
6. Uji Coba Prototipe
Tahapan selanjutnya adalah membuat prototipe dari ide yang disepakati. Buatlah prototipe sederhana, sehingga tidak memerlukan banyak waktu.
Uji coba prototipe bisa dilakukan berulang ke sebagian pelanggan. Dan saat mereka mencoba produk tersebut, Anda bisa menggunakan analisis produk, survei, dan wawancara untuk mengumpulkan feedback mereka. Gunakan feedback tersebut untuk memperbaiki prototipe agar sesuai kebutuhan pelanggan.
7. Memitigasi Resiko
Sebelum resmi meluncurkan produk atau fitur baru hasil product discovery, akan lebih baik jika Anda memitigasi risiko yang mungkin muncul.
Marty Cagan mengidentifikasi empat risiko besar yang penemuan produk membantu mitigasi secara dini dalam proses.
- Risiko nilai: apakah pelanggan akan membeli produk
- Risiko kegunaan: apakah pengguna akan dapat menggunakan produk
- Risiko kelayakan: apakah tim akan dapat membangunnya dalam jangka waktu dan keterampilan yang tersedia
- Risiko keberlanjutan bisnis: apakah produk cocok dengan strategi pasar untuk berbagai aspek bisnis seperti penjualan, pemasaran, keuangan, hukum, dll.
Setelah mengetahui hal tersebut, coba cari solusi untuk setiap resikonya. Dengan begitu, saat hal tersebut terjadi Anda bisa segera mengatasinya.
Contoh Perusahaan yang Sukses Melakukan Product Discovery
Apple menjadi salah satu perusahaan yang sukses menerapkan product discovery. Keberhasilan Apple dalam komersialisasi produknya berasal dari strategi pemasaran yang dilaksanakan dengan baik yang mencakup harga, kelayakan, segmentasi pasar, dan inovasi teknis.
Apple selalu melibatkan pelanggan melalui media sosial, dan pendekatan lainnya untuk mengembangkan produk-produk inovatif mereka, sehingga selalu diminati di pasar internasional.
Produk-produk inovatif tersebut berasal dari porses yang tersetruktur mulai dari tahap ideasi, analisis kebutuhan pelanggan, pengembangan hingga evaluasi untuk mengetahui kelayakan pasar.
Apple memastikan bahwa semua produk mereka bisa terintegrasi secara mulus ke dalam ekosistemnya, sehingga memberikan pengalaman pelanggan yang kohesif. Maka dari itu, semua produk Apple memiliki standar tinggi yang melampaui ekspektasi pelanggan.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Customer Experience dan Cara Meningkatkannya
Kembangkan Produk Anda Sekarang
Berdasarkan penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa product discovery menjadi elemen penting agar produk yang Anda jual laku di pasar. Pada proses pengembangan produk, bisa secara aktif melibatkan pelanggan untuk ideasasi dan uji coba.
Namun hal tersebut bisa terwujud saat bisnis berhasil mengumpulkan semua informasi pelanggan. Dengan begitu, bisnis mengetahui feedback dan kebutuhan pelanggan mereka.
Mekari Qontak menawarkan aplikasi CRM terbaik yang membantu bisnis mengumpulkan informasi pelanggan secara otomatis. Fitur-fitur aplikasi CRM memungkinkan Anda untuk mengakses informasi pelanggan darimana saja dan kapan saja.
Informasi tersebut bisa bisnis gunakan untuk mengetahui masalah pelanggan dan solusi yang mereka butuhkan. Hal ini membantu bisnis untuk ideasi produk yang akan dikembangkan.
Yuk, Coba Gratis aplikasi CRM terbaik dari Mekari Qontak atau Konsultasikan kebutuhan Anda bersama tim Mekari Qontak.