
Selama dekade terakhir, solusi manajemen bisnis seperti CRM dan SCM sangat digandrungi oleh para pelaku bisnis karena kemampuannya untuk membantu proses bisnis. Meskipun sama-sama berfungsi sebagai solusi manajemen bisnis, namun keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Lalu, apa perbedaan CRM dan SCM?
Untuk mengetahuinya, yuk simak penjelasan tentang perbedaan CRM dan SCM di artikel berikut ini!
Customer Relationship Management (CRM)
CRM adalah sistem yang digunakan untuk mengelola hubungan pelanggan bisnis secara keseluruhan, termasuk penjualan dan pemasaran.
Semua departemen dapat menggunakan database yang sama untuk merekam interaksi mereka dengan pelanggan dan menghilangkan adanya upaya duplikat.
Dengan demikian, bisnis dapat menggunakan CRM untuk meningkatkan hubungan pelanggan dan mendorong pertumbuhan penjualan.
Baca juga: Apa itu CRM? Pengertian, Tujuan, Manfaat dan Fungsinya
Supply Chain Management (SCM)
SCM adalah alat yang digunakan untuk melacak dan menjalankan proses perusahaan, termasuk desain, pengadaan, manufaktur, produksi, distribusi, penjualan, dan pemenuhan pesanan.
Tujuan dari penggunaan SCM adalah mengurangi biaya dan risiko perusahaan dalam hal-hal seperti memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit persediaan.
Sementara itu, software SCM dapat digunakan di sebagian besar departemen, mulai dari akuntansi dan layanan pelanggan hingga manufaktur dan pengiriman.
Baca juga: Mengenal Pentingnya Manajemen Persediaan, Fungsi, dan Metode
Apa Perbedaan CRM dan SCM?
CRM (Customer Relationship Management) dan SCM (Supply Chain Management) adalah dua sistem penting dalam bisnis modern, tetapi keduanya berfokus pada aspek yang berbeda.
Berikut adalah beberapa perbedaan CRM dan SCM yang perlu diketahui bisnis sebelum memutuskan menggunakannya.
1. Fokus Utama
Fokus SCM adalah mengelola aliran produk dan layanan dari bahan baku hingga produk jadi yang diterima pelanggan. Proses ini mencakup pengelolaan inventaris, logistik, dan pengiriman untuk memastikan produk tersedia di tempat dan waktu yang tepat, sambil menekan biaya. SCM memanfaatkan data dan analisis perilaku untuk memprediksi permintaan dan menjaga keseimbangan stok.
Contoh: Mengelola ketersediaan bahan baku, pelacakan pengiriman barang, dan memastikan pengiriman tepat waktu kepada konsumen.
Sedangkan CRM berfokus pada pengelolaan hubungan dengan pelanggan melalui pencatatan interaksi, pemasaran, dan penjualan. Sistem ini membantu perusahaan memahami perilaku pelanggan, meningkatkan pengalaman pengguna, dan memperkuat loyalitas.
Contoh: Melacak riwayat pembelian pelanggan dan mengirimkan rekomendasi produk berdasarkan preferensi mereka.
2. Peran dalam Proses Penjualan
SCM berperan dalam menjalankan dan mempercepat proses penjualan dengan memastikan produk dapat dikirim tepat waktu dan otomatisasi rantai pasokan berjalan lancar. Hal ini membantu perusahaan mengurangi hambatan operasional dan memberikan layanan lebih cepat.
Contoh: Memastikan barang yang dipesan oleh pelanggan tersedia di gudang dan dikirimkan dengan cepat ke alamat tujuan.
Sementara, CRM membantu meningkatkan penjualan dan peluang bisnis dengan mengidentifikasi prospek (leads), mengelola interaksi dengan pelanggan, dan menyempurnakan strategi pemasaran. CRM juga membantu menjaga hubungan baik dengan pelanggan setelah penjualan melalui layanan purna jual.
Contoh: Tim penjualan menggunakan CRM untuk melacak peluang bisnis baru dan mengelola hubungan dengan pelanggan tetap.
Baca juga: Rekomendasi Aplikasi CRM Terbaik untuk Bisnis di Indonesia
3. Tujuan
SCM berfungsi untuk menekan biaya operasional dengan meningkatkan efisiensi rantai pasokan. Sistem ini membantu menghindari kekurangan atau kelebihan stok dan mengoptimalkan proses logistik untuk mengurangi pemborosan.
Dampak: SCM memastikan produk dikirim tepat waktu dengan biaya terendah, meningkatkan profitabilitas dan kepuasan pelanggan.
Sedangkan, CRM membantu meningkatkan pendapatan dengan memperluas basis pelanggan, mengoptimalkan penjualan, dan meningkatkan loyalitas. CRM juga memfasilitasi otomatisasi pemasaran dan personalisasi interaksi untuk meningkatkan pengalaman pengguna.
Dampak: Peningkatan peluang penjualan, perpanjangan siklus hidup pelanggan, dan penurunan churn rate (pelanggan berhenti menggunakan layanan).
4. Proses Operasional
SCM mengelola setiap tahap rantai pasokan, mulai dari pengadaan, produksi, distribusi hingga pengelolaan inventaris. Rangkaian proses tersebut berkaitan dengan produk yang bisnis tawarkan.
Contoh: SCM memastikan bahwa produk siap di gudang dan dapat dikirimkan tanpa kendala kepada konsumen atau distributor.
Sebaliknya, CRM mendukung seluruh siklus interaksi dengan pelanggan, mulai dari lead generation, sales funnel hingga layanan purna jual. Sebagian besar kegiatan tersebut berkaitan dengan pelanggan.
Contoh: Saat pelanggan menghubungi perusahaan melalui media sosial, tim CRM bisa langsung mengakses riwayat interaksi sebelumnya dan memberikan solusi cepat.
5. Manfaat bagi Bisnis
SCM meningkatkan efisiensi rantai pasokan dengan mengoptimalkan pengadaan, produksi, dan distribusi. Misalnya, otomatisasi pemesanan dan pelacakan inventaris menekan biaya dan memastikan pengiriman tepat waktu, sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan.
Sementara itu, CRM fokus pada peningkatan penjualan dan loyalitas pelanggan. Dengan mengelola interaksi pelanggan, tim penjualan dapat memberikan layanan lebih personal, seperti rekomendasi produk berdasarkan riwayat pembelian, yang meningkatkan pengalaman dan ROI.
Kombinasi kedua sistem ini membantu bisnis menjalankan operasi efisien dan membangun hubungan kuat dengan pelanggan, mendukung pertumbuhan jangka panjang.
6. Sinergi antara SCM dan CRM
SCM dan CRM bekerja sama untuk menciptakan ekosistem bisnis yang efektif dan efisien. Data permintaan pelanggan yang dikumpulkan melalui CRM dapat membantu SCM memprediksi kebutuhan inventaris secara lebih akurat.
Sebaliknya, SCM memastikan pengiriman produk yang tepat waktu, yang memperkuat hubungan pelanggan dan meningkatkan kepuasan.
Contoh Sinergi: Jika data dari CRM menunjukkan adanya peningkatan permintaan produk tertentu, SCM bisa segera mengatur pengadaan dan produksi untuk memenuhi permintaan tersebut.
Baca perbedaan selengkapnya pada tabel berikut:

Baca juga: Mengenal Jenis-Jenis CRM pada Bisnis
CRM Vs SCM, Mana yang Lebih Baik?
Meskipun SCM dan CRM memiliki fokus dan fungsi berbeda, keduanya saling melengkapi dalam menjalankan operasi bisnis. SCM membantu perusahaan mengelola rantai pasokan dengan efisien dan menekan biaya, sementara CRM berperan penting dalam meningkatkan penjualan dan mempertahankan hubungan pelanggan.
Dengan menggabungkan kedua sistem ini, perusahaan dapat mencapai keseimbangan antara efisiensi operasional dan pertumbuhan pendapatan, serta menciptakan pengalaman pelanggan yang optimal.
Mekari Qontak menyediakan aplikasi CRM terbaik yang dapat Anda gunakan untuk mengoptimalkan kinerja dan perkembangan bisnis Anda secara keseluruhan. Aplikasi CRM Mekari Qontak tidak hanya dilengkapi dengan fitur pendukung hubungan pelanggan, tetapi juga berbagai fitur canggih yang dapat memaksimalkan perkembangan bisnis Anda.
Hubungi kami untuk Coba Demo Aplikasi CRM Terbaik di Indonesia atau Konsultasi Gratis dengan tim ahli Mekari Qontak Sekarang.