
- Dynamic pricing adalah strategi penetapan harga yang fleksibel dan otomatis, di mana harga produk atau jasa dapat berubah secara real-time berdasarkan kondisi pasar.
- Dynamic pricing memberikan manfaat signifikan, yaitu menyesuaikan harga dengan cepat, meningkatkan daya saing di pasar, dan menjaga profit margin bisnis tetap sehat.
- Dynamic pricing dipengaruhi oleh empat faktor utama diantaranya Penawaran, Permintaan, Persaingan, dan Perilaku Pelanggan.
- Dynamic pricing terbagi menjadi tiga jenis utama yakni Time-based Pricing, Segmented Pricing, dan Peak Pricing.
Bagi sebagian pelaku bisnis, menentukan harga jual produk bisa menjadi proses yang sulit, terutama di tengah persaingan ketat. Untuk mengatasi tantangan ini, banyak perusahaan modern mengadopsi strategi dynamic pricing.
Dynamic pricing menjadi strategi penetapan harga yang fleksibel dan otomatis, dimana harga produk atau jasa dapat berubah-ubah secara real-time berdasarkan kondisi pasar terkini.
Kini banyak bisnis digital, seperti e-commerce dan layanan daring karena kemampuannya untuk menyesuaikan harga secara cepat. Pelajari cara efektif mengimplementasikannya dalam ulasan Mekari Qontak berikut.

Apa itu Dynamic Pricing?
Dynamic pricing adalah strategi penetapan harga yang fleksibel dan otomatis dimana harga produk atau jasa dapat berubah-ubah secara real-time berdasarkan kondisi pasar terkini, seperti tingkat permintaan, ketersediaan stok, waktu, atau harga pesaing.
Tujuan utamanya adalah memaksimalkan keuntungan di saat permintaan tinggi dan meminimalisir kerugian saat permintaan menurun, yang juga didukung oleh algoritma dan analisis mendalam.
Salah satu e-commerce terbesar di dunia, Amazon mengadopsi konsep dynamic pricing dalam operasional bisnisnya. Oleh karena itu, Anda dapat melihat harga yang Amazon tawarkan bisa berubah-ubah, bahkan dalam hitungan jam.
Baca juga: Cara Optimalkan Bundle Pricing untuk Tingkatkan Penjualan
Manfaat Penerapan Dynamic Pricing
Dynamic pricing memungkinkan bisnis untuk mengubah harga seperti dijelaskan sebelumnya. Hal ini memberikan beberapa manfaat untuk bisnis, seperti berikut ini.
1. Menyesuaikan Harga dengan Cepat
Menerapkan dynamic pricing memungkinkan Anda untuk menyesuaikan harga barang dengan cepat sesuai kondisi pasar.
Ketika permintaan sedang tinggi, Anda dapat menaikkan harga untuk memaksimalkan laba, dan sebaliknya. Penyesuaian harga barang biasanya dikelompokkan menjadi empat, sebagai berikut:
- Peningkatan fleksibilitas: Penyesuaian harga dengan cepat sebagai respons terhadap perubahan permintaan untuk menghindari hilangnya penjualan.
- Peningkatan laba: Menetapkan harga berdasarkan kondisi pasar real-time dengan menjaga keseimbangan antara harga dan volume penjualan.
- Mengurangi biaya: Menurunkan harga dengan tujuan menghindari kelebihan inventaris atau kapasitas.
- Peningkatan kepuasan pelanggan: Menawarkan harga spesial untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.
2. Meningkatkan Daya Saing
Manfaat selanjutnya adalah meningkatkan daya saing bisnis. Strategi harga dinamis memberikan fleksibilitas untuk menyesuaikan harga terhadap produk kompetitor.
Ketika kompetitor menurunkan harga, bisnis dapat turut menurunkan harga dengan tetap menghitung faktor untung dan rugi, sehingga bisnis dapat tetap bisa bersaing di pasar.
3. Menjaga Pendapatan Tetap Sehat
Dynamic pricing memungkinkan bisnis untuk menaikkan atau menurunkan harga secara cerdas sesuai kondisi pasar yang berlaku, sehingga membantu bisnis untuk menjaga profit margin tetap sehat.
Dengan melakukan penyesuaian harga yang optimal, bisnis dapat menstabilkan keuangan dan mempertahankan tingkat keuntungan yang paling menguntungkan.
4. Mengetahui Pengalaman Pelanggan Secara Mendalam
Penerapan dynamic pricing memungkinkan bisnis untuk menguji elastisitas harga terhadap berbagai segmen pelanggan.
Data dari respons pelanggan terhadap perubahan harga memberikan wawasan mendalam tentang nilai yang mereka berikan pada produk Anda, preferensi pembelian, dan sensitivitas harga, yang mana semua ini krusial untuk pengembangan strategi bisnis di masa depan.
Baca juga: Apa Itu Customer Experience? Strategi dan Cara Mengukurnya dalam Bisnis
Faktor yang Mempengaruhi Dynamic Pricing

Penerapan dynamic pricing seringkali tidak mendapatkan manfaat maksimal karena adanya beberapa faktor yang bisa mempengaruhi kestabilan harga, sebagai berikut.
1. Penawaran
Faktor pertama berkaitan dengan banyaknya penawaran atau stok barang, kondisi ini akan mendorong bisnis untuk menurunkan harga.
Terlebih barang tersebut tidak bisa disimpan terlalu banyak, maka bisnis perlu menjualnya dengan segala secepat mungkin dengan menurunkan harga, memberi diskon dan lainnya agar tidak tersisa.
2. Permintaan
Di sisi lain, faktor Permintaan memungkinkan bisnis untuk memaksimalkan pendapatan. Saat permintaan konsumen untuk suatu produk melonjak tinggi, yang sering terjadi pada periode tertentu atau karena adanya tren, bisnis memiliki peluang untuk menaikkan harga secara signifikan.
Fenomena ini didasarkan pada kesediaan pelanggan untuk membayar premium, sehingga bisnis dapat memanen keuntungan maksimal dari kelangkaan atau popularitas produk tersebut.
3. Persaingan
Dalam pasar yang sangat padat dan kompetitif, bisnis sering kali harus melakukan penyesuaian harga ke bawah yang cepat sebagai respons langsung terhadap langkah penetapan harga oleh kompetitor.
Menerapkan strategi harga yang cerdas di tengah persaingan ketat sangat penting agar bisnis tetap relevan dan menarik bagi pelanggan tanpa mengorbankan margin keuntungan secara berlebihan.
4. Perilaku dan Segmentasi pelanggan
Perilaku pelanggan merupakan faktor penentu utama karena mereka menggerakkan tren pasar dan volume penjualan. Untuk memahami pola perilaku, preferensi, dan sensitivitas harga pelanggan secara mendalam, bisnis harus memanfaatkan aplikasi CRM.
Dengan data yang terorganisasi dari CRM, bisnis dapat mengidentifikasi perubahan tren secara cepat dan mengevaluasi serta menyesuaikan harga dengan akurat berdasarkan analisis real-time perilaku pembelian.
Baca juga: Cara Kerja CRM: Strategi Jitu untuk Mengoptimalkan Bisnis
Jenis Utama Dynamic Pricing yang Wajib Diketahui
Pada dasarnya, dynamic pricing dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis utama yang masing-masing dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pasar tertentu.
1. Time-based Pricing
Jenis ini menetapkan harga berdasarkan faktor waktu dan urgensi untuk mendorong pelanggan membuat keputusan pembelian cepat dengan menaikkan harga di momen permintaan mendesak atau menurunkan harga dengan penawaran berbatas waktu.
Contoh utamanya adalah harga tiket pesawat yang naik saat musim liburan, penambahan biaya untuk pengiriman instan atau penawaran potongan harga dalam waktu terbatas.
2. Segmented Pricing
Model ini menerapkan harga yang berbeda untuk produk atau layanan yang sama berdasarkan perbedaan nilai yang dirasakan atau kemampuan bayar pelanggan yang tersegmentasi.
Perbedaan harga tidak dipicu oleh biaya produksi, melainkan oleh kriteria segmentasi seperti demografi, lokasi, atau kelas produk. Contoh khasnya adalah penetapan harga tiket kelas Ekonomi versus Bisnis pada penerbangan yang sama.
3. Peak Pricing
Peak pricing adalah respons harga real-time terhadap lonjakan permintaan yang melebihi kapasitas pasokan. Mekanisme ini digunakan untuk mengelola permintaan berlebih dan menyeimbangkan beban.
Contoh paling jelas terlihat pada tarif transportasi online yang meningkat tajam (tarif surge) selama jam sibuk atau kondisi cuaca ekstrem.
Baca juga: Mengenal Strategi Penetapan Harga yang Menguntungkan Bisnis
Cara Efektif Mengimplementasikan Dynamic Pricing
Berikut adalah beberapa tahapan penting yang harus dilakukan bisnis untuk mengaplikasikan dynamic pricing secara sukses.
1. Memahami Kondisi Pasar Melalui Data Pelanggan
Langkah awal yang krusial sebelum mengimplementasikan dynamic pricing adalah memahami kondisi target pasar secara menyeluruh dan mendalam.
Hal ini memerlukan analisis komprehensif terhadap daya beli rata-rata konsumen, preferensi mereka, serta semua faktor kunci yang memengaruhi keputusan pembelian mereka, seperti nilai produk yang dirasakan.
2. Hitung Biaya Pokok (HPP) dan Profit Margin
Bisnis harus menghitung secara akurat total Biaya Pokok Penjualan (HPP) dari produk atau layanan, termasuk semua pengeluaran seperti bahan baku, SDM, dan biaya marketing.
Pengetahuan mendalam tentang biaya ini memungkinkan bisnis untuk menentukan titik harga yang tepat sambil memastikan target margin keuntungan yang sehat tetap tercapai.
Baca juga: Biaya Operasional: Definisi, Cara Menghitung dan Contohnya
3. Tetapkan Strategi dan Variabel Harga
Selanjutnya, tentukan strategi penetapan harga yang jelas dan variabel-variabel yang akan memicu perubahan harga. Hal ini kemudian harus menjadi pedoman, misalnya, dengan merencanakan peningkatan produksi dan harga saat peak season dan sebaliknya saat off-season.
Penting untuk memastikan bahwa penyesuaian harga tetap berada dalam batas wajar yang dapat diterima pelanggan tanpa mengorbankan keuntungan bisnis.
4. Uji Coba dan Evaluasi
Setelah strategi penetapan harga selesai dirumuskan, tahap selanjutnya adalah melakukan uji coba implementasi harga secara bertahap dan terkontrol dalam operasional bisnis.
Proses ini harus diikuti dengan analisis data yang ketat dan berkelanjutan secara real-time untuk segera mengevaluasi dampak langsung dari perubahan harga terhadap volume penjualan dan margin keuntungan.
5. Manfaatkan Teknologi CRM
Untuk memaksimalkan strategi penetapan harga dinamis, penggunaan tools teknologi sangatlah penting. Salah satu alat yang vital adalah aplikasi Customer Relationship Management (CRM).
Aplikasi CRM membantu bisnis mengelola hubungan dan data pelanggan secara efisien, sehingga memudahkan pelacakan keberhasilan dan dampak dari strategi dynamic pricing yang sedang berjalan.
Baca juga: Mengenal CRM: Pengertian, Tujuan, Manfaat, Kelebihan dan Fungsinya
Contoh Industri yang Menerapkan Dynamic Pricing
Strategi ini telah menjadi praktik standar di berbagai sektor industri modern. Berikut adalah contoh industri yang telah menerapkan dynamic pricing, diantaranya.
- Maskapai penerbangan: Menawarkan harga yang fluktuatif karena basis bisnis mereka dipengearuhi oleh sejumlah faktor seperti permintaan, waktu, dan lama penerbangan.
- Industri perhotelan: Menggunakan strategi dynamic pricing untuk menetapkan harga yang diperngaruhi oleh musim, permintaan dan lokasi.
- Industri event: Harga tiket suatu acara dapat berubah-ubah bergantung pada permintaan, waktu dan lokasi kursi.
- Industri ritel: Strategi ini digunakan untuk merespons cepat terhadap perubahan harga yang dilakukan oleh pesaing e-commerce serta mengelola inventaris secara efektif.
Baca juga: Cara Efektif Menghemat Biaya Operasional Perusahaan
Tingkatkan Keakuratan Dynamic Pricing Anda dengan Mekari Qontak!
Kunci kesuksesan dynamic pricing terletak pada kemampuan Anda untuk memahami dan memprediksi tren pasar, terutama perilaku dan kesediaan bayar pelanggan Anda. Tanpa data yang akurat, penetapan harga dinamis akan sulit.
Mekari Qontak menawarkan solusi Qontak Sales Suite berbasis aplikasi CRM dan terintegrasi omnichannel, sehingga dapat membantu tim sales, business development, lead generation, dan telesales dalam mengelola prospek, manajemen pipeline, dan penjualan dengan lebih efisien.
Data aplikasi CRM ini memungkinkan Anda menyusun strategi dynamic pricing dan penetapan harga yang akurat, dan kemudian dapat meningkatkan profit margin sekaligus menjaga loyalitas pelanggan.
Dapatkan free trial Qontak Sales Suite Mekari Qontak atau konsultasikan kebutuhan bisnis Anda dengan para ahlinya di sini!

Pertanyaan yang Sering Diajukan Tentang Dynamic Pricing (FAQ)
Bagaimana cara melakukan A/B testing yang efektif untuk memvalidasi strategi dynamic pricing?
Bagaimana cara melakukan A/B testing yang efektif untuk memvalidasi strategi dynamic pricing?
A/B testing dilakukan dengan membagi segmen pasar menjadi kelompok yang dikenakan harga berbeda untuk periode tertentu, lalu hasilnya dianalisis untuk melihat skema harga mana yang menghasilkan pendapatan atau margin terbaik. Durasi pengujian harus cukup lama untuk menangkap siklus pembelian penuh tetapi cukup singkat untuk meminimalkan kerugian dari strategi yang kinerjanya buruk.
Apa metrik kinerja utama (KPI) yang harus dipantau bisnis untuk mengukur keberhasilan dynamic pricing?
Apa metrik kinerja utama (KPI) yang harus dipantau bisnis untuk mengukur keberhasilan dynamic pricing?
Metrik kinerja utama untuk mengukur efektivitas dynamic pricing harus melampaui sekadar profitabilitas, fokus pada Total Revenue (Pendapatan Total) dan Margin Keuntungan Bruto (GPM) karena dynamic pricing secara langsung memengaruhi bottom line. Selain itu, bisnis perlu memantau Volume Penjualan untuk memastikan peningkatan harga tidak menyebabkan penurunan permintaan yang drastis, serta Elastisitas Harga Permintaan untuk memahami respons pasar terhadap penyesuaian harga yang dilakukan.
Bagaimana bisnis menentukan titik keseimbangan untuk memaksimalkan margin dan menjaga volume penjualan?
Bagaimana bisnis menentukan titik keseimbangan untuk memaksimalkan margin dan menjaga volume penjualan?
Menentukan titik keseimbangan optimal memerlukan analisis elastisitas harga permintaan secara berkelanjutan. Bisnis menggunakan algoritma untuk memprediksi seberapa besar kenaikan harga akan mengurangi volume penjualan, lalu menetapkan harga yang memaksimalkan pendapatan total (harga dikali volume) bukan hanya margin per unit.