Setiap bisnis berharap produknya laku di pasar. Oleh karena itu, bisnis selalu menambah value proposition agar produknya dipilih oleh pelanggan.
Value proposition memberikan nilai tambah pada produk yang menjadikan pembeda dari kompetitor dan memberikan alasan kepada pelanggan untuk memilih produk tersebut.
Maka dari itu, semakin tinggi value proposition yang berhasil bisnis tambahkan, semakin terbuka pula kesempatan produk tersebut laku di pasaran.
Yuk, simak lebih jauh mengenai value proposition dan tips meningkatkan keuntungan bisnis pada artikel berikut.
Apa itu Value Proposition?
Mengutip dari Harvard Business School, value proposition adalah upaya brand lakukan agar terlihat berbeda dari pesaing. Hal ini dikembangkan dalam strategi pemasaran yang lebih luas, bukan hanya sebatas kalimat, melainkan diperkuat dengan statistik dan fakta yang membuktikan nilai tambah tersebut.
Secara garis besar value proposition merupakan nilai atau manfaat yang berusaha bisnis tonjolkan untuk membedakan dari pesaing. Manfaat tersebut sekaligus menjawab masalah atau kebutuhan pelanggan.
Oleh karena itu, memiliki value proposition sangat penting sebagai nilai jual sebuah bisa untuk dipromosikan. Nilai tersebut juga bisa menjadi alasan kuat bagi pelanggan untuk memilih produk yang bisnis tawarkan daripada kompetitor.
Oleh karena itu, bisnis wajib menonjolkan value proposition dengan perkataan yang mudah dimengerti oleh target pelanggan dalam kampanye pemasaran mereka. Nilai tawaran yang ideal adalah langsung to the point, sehingga mendorong pengambilan keputusan pelanggan.
Namun sebagian pihak sering kali salah mengartikan bahwa value proposition serupa dengan unique selling proposition (USP). Padahal keduanya berbeda.
Unique selling proposition berfokus pada apa yang bisa membuat sebuah produk atau layanan menjadi unik. Berbeda dengan value proposition fokus menunjukkan kepada pelanggan manfaat-manfaat yang sangat spesifik dan nyata dari menggunakan produk tersebut.
Kedua hal tersebut penting bagi bisnis untuk dipertimbangkan saat mengembangkan strategi pemasaran mereka, tetapi keduanya memiliki tujuan yang berbeda dan tidak seharusnya digunakan secara bergantian.
Baca juga: Panduan Lengkap Unique Selling Proposition
Elemen – Elemen Value Proposition
Mengingat penting value proposition seperti dijelaskan sebelumnya, maka banyak bisnis mengimplementasikannya. Namun sebelum itu, ada beberapa elemen value proposition yang harus diperhatikan. Berikut penjelasannya:
1. Target Pelanggan
Elemen pertama adalah target pelanggan dari sebuah bisnis. Penting bagi bisnis untuk mengidentifikasi target pelanggan mereka.
Setelah mengidentifikasi target pelanggan Anda, langkah berikutnya adalah temukan masalah yang sering pelanggan alami. Kemungkinan sebagian pelanggan menyadari masalah mereka, sementara yang lain hanya menyadari gejalanya.
Dengan mengetahui masalah pelanggan, bisnis bisa memahami kebutuhan mereka dan menemukan solusi yang sempurna untuk menyelesaikan masalah pelanggan.
2. Manfaat atau Kelebihan Produk
Tugas bisnis tidak berhenti dengan menemukan solusi pelanggan, tetapi juga perlu memberikan pemaham mendalam bagaimana solusi tersebut dapat menyelesaikan masalah pelanggan.
Sebagai contoh, jika sebagian besar keluhan pelanggan berkaitan dengan kerusakan produk, maka manfaat yang bisa Anda tawarkan adalah memberikan jaminan atau garansi.
Begitu juga, saat pelanggan mengaku kesulitan mengadopsi sebuah aplikasi, maka fitur yang bisa ditawarkan adalah dukungan onboarding dan instalasi gratis.
Komunikasikan nilai tersebut pada konten pemasaran Anda dengan tata bahasa yang sederhana. Dengan begitu, pelanggan lebih mudah mengerti.
3. Alasan Memilih Produk Anda
Terakhir, berikan alasan kuat agar pelanggan memilih produk yang Anda tawarkan. Dalam hal ini, Anda perlu menonjolkan kelebihan produk yang tidak dimiliki oleh pesaing.
Cantumkan manfaat tersebut pada deskripsi produk. Berikan konteks yang mengidentifikasi bagaimana manfaat yang Anda tawarkan dapat membantu menyelesaikan masalah target pelanggan Anda.
Sebagai contoh, perusahaan A memiliki fitur aplikasi berbasis cloud yang mudah digunakan dengan integrasi API. Daripada hanya menggunakan deskripsi tersebut, akan lebih baik dengan menambahkan informasi “menghemat waktu pelanggan”.
Maka kata-kata yang tepat untuk digunakan kampanye pemasaran adalah “aplikasi berbasis cloud terintegrasi API yang dapat menghemat waktu pelanggan”.
Contoh Value Proposition
Mungkin Anda sering menemukan kata-kata promosi seperti “Harga Murah”, “Pembayaran yang Fleksibel”, “Layanan Konsumen Berkualitas”, “Pengiriman Tepat Waktu”, “Jaminan Barang Asli”, dan lain sebagainya.
Kata-kata tersebut merupakan bagian dari contoh value proposition yang coba bisnis tawarkan. Tujuan penggunaan kata-kata tersebut untuk menarik minat pelanggan.
Selain contoh di atas, beberapa brand ternama dunia juga menggunakan value proposition dalam strategi pemasaran mereka. Berikut beberapa contoh di antaranya:
1. Nike
Dalam sebuah kampanye, perusahaan fashion olahraga Nike menawarkan tiga manfaat utama menjadi member bisa memiliki akses eksklusif ke produk baru, pengiriman gratis, dan hadiah ulang tahun.
Kampanye tersebut berhasil menarik minat pelanggan karena brand tersebut menjelaskan bahwa siapa pun dapat menjadi Anggota Nike. Setiap member Nike bisa mendapatkan keuntungan lainnya yang tidak bisa dimiliki orang umum.
2. Apple
Selain Nike, Apple juga memberikan inovasi baru dengan meng-upgrade sistem iOS 15. Value proposition yang Apple tawarkan mampu membangkitkan nilai emosional pelanggan. Dengan pembaruan iOS, pelanggan dapat “terhubung,” “hadir,” dan “menjelajahi” produk Apple lebih jauh.
3. Grammarly
Tak tertinggal, Grammarly menawarkan value proposition dalam kampanye marketing mereka. Grammarly menginformasikan nilai yang mereka tawarkan dalam judul dan deskripsi produk yang sederhana. Dengan iklan tersebut, tidak ada kebingungan tentang layanan apa yang Grammarly sediakan.
Tren Terbaru dalam Value Proposition
Sebelum mulai menawarkan value proposition yang bisnis Anda miliki, Anda perlu memahami tren perkembangan value proposition saat ini. Banyak faktor yang membuat nilai bisnis tawarkan berhasil menarik minat pasar. Berikut penjelasannya:
1. Ekspektasi Pelanggan
Di era digital saat ini, pelanggan mengkonsumsi konten pemasaran yang beragam. Hal ini membuat ekspektasi pelanggan akan terhadap suatu produk terus berubah. Pelanggan saat ini tidak hanya membeli produk, tetapi juga pengalaman.
Pelanggan sekarang mengharapkan personalisasi, kenyamanan, dan keterlibatan di setiap interaksi dengan bisnis. Dengan teknologi di ujung jari mereka, pelanggan akan mencari solusi melalui media digital.
Oleh karena itu, bisnis harus jeli dengan setiap perubahan yang terjadi. Bisnis harus selalu melakukan inovasi dan improvisasi terhadap produk dan layanan mereka agar selalu relevan dengan kebutuhan pelanggan yang berubah-ubah.
2. Pergeseran Pendekatan yang Berpusat pada Pelanggan (Customer Centricity)
Ekspektasi pelanggan yang semakin tinggi, membuat bisnis saat ini harus mengubah strategi pemasaran mereka berpusat pada pelanggan. Dalam hal ini, bisnis harus memahami dengan baik masalah dan kebutuhan setiap pelanggan.
Dengarkan keluhan pelanggan terkait permasalahan apa yang mereka hadapi. Kemudian pahami dari perspektif pelanggan solusi apa yang mereka inginkan untuk masalah tersebut.
Kemudian, sesuaikan strategi Anda dengan personalisasi value proposition yang bisnis tawarkan dengan kebutuhan atau keinginan pelanggan. Cara ini lebih efektif untuk mendekati pelanggan.
Baca juga: Penjelasan Lengkap Product Life Cycle, Tahapan, dan Contohnya
3. Beradaptasi dengan Perubahan
Di tengah pasar yang tidak menentu saat ini, hanya sebagian kecil bisnis yang mampu bertahan. Bisnis tersebut adalah mereka yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan.
Salah satu cara yang mereka lakukan dengan menyesuaikan value proposition sesuai pelanggan. Kemudian mengemasnya dalam kampanye pemasaran terkini dengan media promosi populer.
Hal tersebut menjaga bisnis tetap relevan, kompetitif, dan selaras dengan preferensi yang berubah-ubah dari pelanggan mereka.
Cara Membuat Value Proposition yang Kuat
Kini saatnya untuk menyusun strategi value proposition yang baik dengan mengenal produk atau gagasan Anda dengan baik pula. Ikuti tahapan berikut:
1. Pahami Pelanggan Anda
Pertama mulailah untuk memahami target pelanggan Anda. Caranya dengan memposisikan diri sebagai pelanggan dan tebak apa yang mereka inginkan.
Jika Anda sulit melakukannya, coba untuk riset pasar. Anda bisa bertanya kepada pelanggan, lewat FGD atau survei langsung. Hal tersebut membantu Anda untuk memahami opini dan gagasan pelanggan terhadap suatu produk.
2. Deskripsikan Produk dan Layanan Anda
Setelah mengetahui apa yang pelanggan inginkan, langkah selanjutnya adalah menyesuaikan produk atau layanan Anda dengan kebutuhan pelanggan. Deskripsikan produk atau layanan Anda dari sudut pandang pelanggan dengan menjawab pertanyaan berikut:
- Bagaimana produk, atau layanan yang Anda tawarkan dapat menyelesaikan masalah pelanggan?
- Apa nilai dan hasil konkret yang Anda tawarkan kepada pelanggan?
Masukkan fakta-fakta konkret untuk menarik minat pelanggan, seperti persentase dan angka, dalam proposisi nilai Anda.
3. Kenali Pesaing Anda
Selanjutnya, Anda juga bisa melakukan riset kompetitor untuk mengetahui kelebihan dan kekuatan produk Anda. Gunakanlah analisis SWOT untuk mengetahui positioning brand Anda dibandingkan kompetitor.
Kemudian, gunakan sudut pandang pelanggan Anda untuk mengetahui bagaimana produk atau gagasan Anda menciptakan nilai lebih dibandingkan dengan produk atau gagasan pesaing.
Baca juga: Pengertian Analisis Kompetitor, Tujuan, Manfaat dan Cara Membuatnya
4. Bentuk Value Proposition yang Berorientasi pada Pelanggan
Langkah terakhir adalah menggabungkan semua informasi yang telah Anda kumpulkan sejauh ini dan menjawab, dalam dua atau tiga kalimat: “Mengapa pelanggan harus membeli produk atau gagasan ini secara khusus?”
Coba tulis dari sudut pandang pelanggan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Rumuskan valur proposition Anda dengan memulai setiap kalimat dengan yang berikut:
- “Saya ingin membeli produk ini karena…”
- “Hal-hal yang saya hargai paling dari penawaran ini adalah…”
- “Ini lebih baik dari produk atau gagasan pesaing karena…”
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa value proposition menjadi bagian upaya bisnis untuk menambah nilai produk yang mereka tawarkan untuk meningkatkan minat pelanggan. Tujuannya utamanya untuk meningkatkan penjualan yang bisa menguntungkan bisnis.
Dalam perkembangannya, value proposition saat ini fokus pada pendekatan berpusat pada pelanggan. Artinya bisnis berusaha mengembangkan nilai produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan daripada mementingkan ego bisnis.
Sementara itu, bisnis bisa menjawab kebutuhan pelanggan perlu memahami prespektif mereka. Salah satunya menggunakan aplikasi CRM. Aplikasi CRM menyimpan dan mengelola seluruh interaksi pelanggan. Kemampuan ini membantu bisnis untuk memahami prespektif pelanggan dan tren yang paling di minati.
Mekari Qontak menawarkan aplikasi CRM terbaik di Indonesia yang terintegrasi dengan omnichannel. Aplikasi Mekari Qontak memungkinkan bisnis untuk memiliki informasi komperhensi mengenai pelanggan dari berbagai platform. Hal ini memudahkan bisnis untuk membangun value propositon sesuai kebutuhan pelanggan.
Jadi tunggu apalagi? Coba Gratis aplikasi CRM terbaik dari Mekari Qontak atau Konsultasikan kebutuhan bisnis Anda dengan klik di sini.