
- KPI (Key Performance Indicator) adalah matriks vital untuk mengukur efektivitas kampanye spesifik dan strategi pemasaran digital secara keseluruhan.
- KPI berfungsi sebagai peta jalan dan alat diagnostik, memberikan arah yang fokus pada strategi, memudahkan pengambilan keputusan berbasis data, dan sebagainya.
- Beberapa KPI fundamental yang harus dilacak meliputi perolehan New Leads, Qualified Leads, Cost Per Lead, Cost Per Conversion, serta Return on Investment.
- Memilih KPI yang relevan harus diiringi dengan menyelaraskannya dengan tujuan bisnis menggunakan konsep SMART dan mengabaikan metrik yang tidak dapat ditindaklanjuti.
Kini trend pemasaran telah mengalami transformasi ke ranah digital, bahkan hampir semua bisnis melakukan strategi digital marketing yang bertujuan untuk menjangkau target audiens yang luas.
Oleh karena itu, memahami Key Performance Indicator (KPI) digital marketing juga menjadi sama pentingnya bagi bisnis untuk mengenali audiens sehingga dapat menetapkan strategi pemasaran yang efektif.
Ulasan Mekari Qontak berikut ini akan membantu Anda memahami berbagai contoh dari KPI dari digital marketing yang wajib diketahui oleh pemula. Simak selengkapnya!
Apa itu Key Performance Indicator (KPI)?
KPI (Key Performance Indicator) dikenal sebagai paramater atau matriks yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya dalam periode tertentu.
Namun dalam digital marketing, matriks ini sangat penting untuk mengukur kinerja spesifik dari aktivitas dan saluran pemasaran digital, dengan tujuan mengevaluasi keberhasilan strategi secara keseluruhan.
Dengan begitu, Anda dapat menghentikan kampanye yang tidak menguntungkan dan mengoptimalkan alokasi sumber daya pada bagian yang paling berhasil untuk memaksimalkan hasil.
Baca juga: Key Performance Indicator (KPI): Definisi, Jenis dan Contoh Matriksnya
Manfaat Implementasi KPI dalam Digital Marketing
KPI bertindak sebagai peta jalan dan alat diagnostik utama, sehingga bisnis tidak hanya tahu apakah mereka untung, tetapi juga alasan dibaliknya. Berikut manfaat lain yang akan perusahaan dapatkan:
1. Memberikan Arah dan Fokus Strategi
Mengetahui KPI membantu Anda menentukan target yang jelas dan terukur. Anda dapat memastikan semua aktivitas pemasaran digital selaras dengan tujuan bisnis keseluruhan, sehingga tim tahu persis apa yang harus difokuskan dan dicapai.
2. Memudahkan Pengambilan Keputusan Berbasis Data
KPI menyediakan data kinerja yang objektif. Data ini menghilangkan asumsi, memungkinkan Anda membuat keputusan investasi yang cerdas.
Misalnya, dimanakah Anda harus menambah anggaran atau kapan harus menghentikan kampanye yang tidak efektif.
3. Mengidentifikasi Kekuatan dan Kelemahan
KPI memungkinkan Anda melihat secara spesifik bagian mana dari strategi yang bekerja dengan baik dan bagian mana yang membutuhkan perbaikan atau testing ulang.
Hal ini sangat berguna untuk mengoptimalkan kinerja saluran tertentu, seperti SEO, media sosial, atau email marketing.
4. Mendeteksi Tren dan Anomali Lebih Cepat
Memantau KPI secara rutin membantu Anda dengan cepat mengenali perubahan penting, baik itu kenaikan kinerja yang signifikan atau penurunan tak terduga.
Deteksi yang cepat ini memungkinkan Anda merespons dan menyesuaikan strategi sebelum kerugian menjadi besar.
Baca juga: 8 Contoh KPI Dashboard dan Cara Membuatnya
Contoh KPI dalam Digital Marketing
Setelah memahami manfaatnya, kini saatnya melihat KPI digital marketing dalam praktik di bawah ini agar strategi Anda benar-benar terukur.
1. New Leads (Prospek Baru)
Prospek baru adalah KPI krusial yang mengukur jumlah individu yang menunjukkan minat pada bisnis Anda dalam periode tertentu, seperti mendaftar uji coba gratis atau berlangganan website.
Pengukuran ini dapat dilakukan dengan memfilter data melalui aplikasi manajemen saluran. Untuk meningkatkan jumlah prospek, Anda dapat meningkatkan anggaran iklan Pay Per Click, mengoptimalkan konten untuk SEO, atau meluncurkan penawaran diskon yang menarik.
2. Qualified Leads
Mengukur prospek yang memenuhi syarat (Qualified Leads) sangat penting untuk mengetahui efektivitas kampanye pemasaran. Qualified Leads dikategorikan menjadi tiga kelompok utama, yaitu:
- Marketing Qualified Lead (MQL): Prospek yang telah menunjukkan minat berdasarkan upaya pemasaran, yang berpeluang menjadi pelanggan.
- Sales Accepted Lead (SAL): Prospek yang telah diterima dan akan ditindaklanjuti oleh tim penjualan.
- Sales Qualified Leads (SQL) : Prospek yang diserahkan kepada sales karena mereka sedang mempertimbangkan pembelian.
Untuk mengukurnya, gunakan aplikasi CRM untuk mengelompokkan dan memfilter prospek berdasarkan kategori kualifikasi dan periode waktu. Cara terbaik untuk meningkatkan KPI ini adalah dengan menjalankan kampanye yang fokus menargetkan audiens yang tepat sejak awal.
3. Cost Per Lead (CPL)
Cost Per Lead (CPL) adalah metrik penting yang menunjukkan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh satu prospek baru.
CPL diukur dengan membagi total investasi (waktu, sumber daya, dan uang) dengan total jumlah prospek yang didapatkan. Misalnya, investasi $10.000 untuk 1.000 prospek menghasilkan CPL sebesar $10.
Untuk meningkatkan efektivitas, fokuslah pada jenis kampanye (berbayar dan gratis) yang memberikan CPL terendah, dan tingkatkan investasi di sana. Selain itu, bagikan konten berkualitas di media sosial untuk memperoleh traffic dan prospek secara gratis.
4. Cost Per Conversion
Cost Per Conversion (CPC) adalah metrik yang mengukur biaya rata-rata untuk mengubah satu prospek menjadi pelanggan berbayar.
Cara mengukurnya adalah dengan membagi total pengeluaran pemasaran (misalnya untuk iklan atau email marketing) dengan jumlah aktual pelanggan baru yang bertransaksi dalam periode tersebut. Hal ini juga dapat dilakukan melalui software CRM yang dimiliki.
Contohnya, jika $10.000 menghasilkan 100 pelanggan, CPC Anda adalah $100. Untuk menekan biaya CPC, Anda perlu menjalankan kampanye yang sangat fokus pada target audiens serta meningkatkan customer experience dan dukungan produk.
5. Average Time of Conversion
Average time of conversion mengukur seberapa efektif proses penjualan Anda karena waktu konversi yang terlalu lama dapat berisiko membuat prospek kehilangan minat dan beralih ke kompetitor.
Untuk mengukur matriks ini, Anda harus menggunakan sistem CRM untuk mencatat tanggal saat prospek didapatkan hingga tanggal mereka menjadi pelanggan berbayar. Setelah data terkumpul, hitunglah waktu rata-rata yang diperlukan untuk transisi ini.
Guna mempercepat waktu konversi, Anda dapat menawarkan diskon menarik atau menjalankan kampanye iklan yang secara aktif mengingatkan prospek tentang produk atau layanan Anda.
6. Retention Rate
Retention menunjukkan jumlah pelanggan yang tetap menggunakan produk Anda dalam jangka waktu lama dan melakukan pembelian berulang. Dengan memantau retention rate, Anda melihat seberapa baik keterlibatan pelanggan Anda.
Berikut rumus mengukur retention rate:
Retention rate = ((CE-CN)/CS) x 100%
CE = jumlah pelanggan pada akhir suatu periode
CN = jumlah pelanggan baru yang diperoleh selama suatu periode
CS = jumlah klien pada awal periode
Sementara untuk meningkatkan retention rate, Anda bisa meningkatkan pengalaman pengguna atau berinovasi dengan menciptakan desain produk/kemasan yang luar biasa.
7. Return of Investment (ROI)
Return on Investment (ROI) adalah KPI fundamental yang mengukur pendapatan yang diperoleh dari setiap uang yang diinvestasikan dalam kampanye pemasaran.
ROI dihitung dengan membandingkan total pendapatan yang dihasilkan dengan total biaya investasi. Jika nilai ROI positif itu menunjukkan bahwa bisnis mengalami keuntungan.
Sebagai contoh, jika Anda menginvestasikan $10.000 dan memperoleh pendapatan bersih $120.000, ROI Anda adalah $12 untuk setiap dolar yang dikeluarkan ($120.000 / $10.000). Mengukur ROI sangat penting untuk mengevaluasi profitabilitas dan efektivitas keseluruhan upaya pemasaran.
Baca juga: Cara Menghitung Return on Investment (ROI) yang Tepat
8. Engagement Media Sosial
Media sosial adalah komponen kunci pemasaran digital, sehingga memantau engagement rate audiens menjadi penting.
KPI ini diukur berdasarkan total interaksi (likes, share, dan komentar) pada postingan, dibagi dengan total jangkauan (impression), kemudian dikalikan 100%.
Penting untuk diingat bahwa tolok ukur engagement bervariasi antar platform; misalnya, rata-rata tingkat keterlibatan di Instagram dan Facebook adalah sekitar 0,08%, sedangkan Twitter sekitar 0,05%.
9. KPI Email Marketing
Selain media sosial, email marketing juga memegang peranan penting dalam pemasaran digital. Oleh karena itu, efektivitas email marketing juga perlu diukur.
Matriks KPI digital marketing dari email yang penting adalah melihat jumlah email yang berhasil terkirim, dibuka, atau dibalas untuk mengukur apakah pesan Anda masuk ke kotak masuk penerima.
Kemudian penting untuk melihat rasio Click Through Rate (CTR) pada tautan dan tombol CTA yang tersemat untuk mengetahui seberapa kuat penawaran dan ajakan bertindak Anda dalam mendorong tindakan audiens.
10. Efektivitas Content Marketing
KPI digital marketing selanjutnya yang perlu diukur adalah efektivitas content marketing. Content tersebut yang berperan sebagai leads generator. Sementara untuk mengukurnya, bisa dengan memonitori matriks berikut:
- Traffics: Mencatat volume lalu lintas, membantu mengukur kinerja content marketing.
- Average time on site: Menunjukkan waktu rata-rata pengunjung di situs web dan halaman arahan Anda. Rata-rata yang tinggi menunjukkan bahwa konten Anda relevan dengan audiens Anda.
- CPC dan tombol CTA: menunjukkan keselarasan antara penawaran Anda dan target pasar.
11. Search Engine Optimization (SEO)
Terakhir, KPI digital marketing yang perlu diukur adalah SEO yang berperan untuk menampilkan content marketing di halaman pertama di search engine. Matriks yang diukur dalam monitoring SEO, diantaranya:
- Peringkat di mesin pencarian: Mendapatkan peringkat tinggi untuk kata kunci yang relevan dengan industri Anda mendorong traffic organik yang konsisten.
- Traffic organik: Semakin banyak kunjungan secara organik, menunjukkan strategi SEO Anda berhasil.
- CTR (Click Through Rate): Menunjukkan seberapa efektif salinan iklan berbayar Anda.
Baca juga: KPI Marketing: Pengertian, Indikator, Cara Mengukur dan Contohnya untuk Bisnis
Cara Memilih KPI Digital Marketing yang Tepat
Untuk memilih KPI digital marketing relevan untuk bisnis Anda, Anda perlu melihat tujuan Anda dengan menggunakan konsep SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound).
Dengan menggunakan konsep tersebut akan meningkatkan keberhasilan KPI dalam memberi Anda informasi yang berguna untuk meningkatkan keuntungan. Pastikan juga bahwa Anda mengabaikan matriks yang tidak dapat ditindak lanjuti.
Misalnya, Anda mungkin tergoda untuk melacak metrik unik seperti like di Facebook atau jumlah followers Twitter, tetapi Anda tidak melakukan kampanye media sosial yang bertujuan untuk mendapatkan lebih banyak suka atau pengikut, maka matriks tersebut bukan KPI yang efektif.
Baca juga: SMART Goals: Definisi, Tujuan, Metode Efektif, Hingga Contoh
Monitoring dan Analisa KPI Anda dengan Mekari Qontak!
Ada banyak matriks KPI digital marketing yang patut diukur oleh sebuah bisnis. Salah satu cara termudah untuk monitoring KPI Anda adalah dengan bantuan aplikasi CRM.
Mekari Qontak menawarkan software CRM terbaik yang memiliki fitur personalisasi customer report dan terintegrasi oleh berbagai saluran pemasaran, sehingga memudahkan Anda dalam menyusun KPI digital marketing sesuai dengan kebutuhan bisnis.
Selain itu, Mekari Qontak telah berpengalaman dalam melayani 3500+ perusahaan di Indonesia dan juga telah tersertifikasi ISO 27001 untuk memastikan keamanan informasi data pelanggan.
Rasakan keunggulannya dengan coba gratis aplikasi CRM Mekari Qontak selama 14 hari atau konsultasikan kebutuhan bisnis Anda di sini!
Pertanyaan yang Sering Diajukan Tentang KPI Digital Marketing (FAQ)
Bagaimana frekuensi pengukuran dan pelaporan KPI yang optimal?
Bagaimana frekuensi pengukuran dan pelaporan KPI yang optimal?
Frekuensi optimal pengukuran KPI sangat tergantung pada jenis metrik dan tujuan yang ingin dicapai. KPI yang bersifat operasional dan cepat berubah, seperti Traffic atau Cost Per Click, idealnya dipantau setiap hari atau mingguan untuk deteksi masalah dan penyesuaian cepat. Sementara itu, KPI strategis yang memerlukan data terakumulasi dan analisis lebih mendalam, seperti Return on Investment (ROI) dan Retention Rate, cukup diukur dan dilaporkan setiap bulan untuk menilai efektivitas jangka panjang.
Apa langkah pertama yang harus dilakukan untuk melakukan testing ulang dan perbaikan terhadap KPI dengan hasil buruk?
Apa langkah pertama yang harus dilakukan untuk melakukan testing ulang dan perbaikan terhadap KPI dengan hasil buruk?
Langkah pertama setelah KPI menunjukkan hasil buruk adalah melakukan analisis mendalam untuk mengidentifikasi akar masalah. Tim harus segera meninjau data di level yang lebih rinci (granular data), misalnya melihat segmen audiens atau saluran spesifik mana yang gagal, bukan hanya melihat angka total. Setelah penyebab utama teridentifikasi, kembangkan hipotesis tunggal tentang perbaikan apa yang akan memberikan dampak terbesar, kemudian rancang A/B testing yang terfokus untuk menguji hipotesis tersebut.
Adakah perbedaan utama dalam pemilihan KPI antara bisnis B2C dengan bisnis B2B?
Adakah perbedaan utama dalam pemilihan KPI antara bisnis B2C dengan bisnis B2B?
Ya, terdapat perbedaan mendasar. Bisnis B2C cenderung memprioritaskan KPI yang berfokus pada volume, kecepatan konversi, dan Conversion Rate tinggi karena nilai transaksi biasanya lebih rendah. Sebaliknya, bisnis B2B lebih menekankan pada KPI yang mengukur kualitas prospek (Qualified Leads) dan efisiensi proses sales, seperti Average Time of Conversion dan Customer Lifetime Value, mengingat siklus penjualan mereka yang panjang dan nilai kontrak yang besar.