
- Bundle pricing adalah strategi mengelompokkan beberapa produk/layanan dalam satu paket dengan harga diskon, bertujuan utama untuk menarik minat pelanggan dan meningkatkan nilai transaksi.
- Bundle pricing terbagi menjadi Pure Bundling, Mixed Bundling, dan New Product Bundling.
- Kelebihan utama bundle pricing adalah peningkatan volume penjualan lintas produk dan pengurangan biaya pemasaran.
- Kekurangan utama bundle pricing adalah risiko penurunan margin keuntungan dan persepsi nilai produk yang lebih rendah di mata pelanggan.
- Strategi bundle pricing yang efektif digunakan di berbagai industri seperti Restoran, Ritel, dan Perusahaan Kabel atau Internet.
Setiap bisnis tentu berusaha untuk mengoptimalkan kepuasan pelanggan dan meningkatkan margin keuntungan. Salah satu pendekatan yang mereka pilih adalah menggunakan bundle pricing.
Bundle pricing menjadi salah satu upaya menarik minat pelanggan dengan menjual sejumlah produk sebagai satu paket. Harga yang ditawarkan akan terlihat lebih murah daripada beli produk satuan.
Ulasan blog Mekari Qontak kali ini akan membantu Anda mengenali definisi, jenis, kelebihan dan kekurangan, hingga contoh penggunaan bundle pricing dalam bisnis.

Apa itu Bundle Pricing?
Bundle pricing adalah strategi pendekatan bisnis dengan mengelompokkan beberapa produk dan menjualnya dalam satu harga.
Tujuan bisnis menggunakan bundle pricing untuk menjual beberapa produk atau layanan dengan harga diskon yang lebih murah daripada jika dijual secara terpisah.
Dengan demikian, diharapkan dapat menarik minat pelanggan untuk membeli. Terlebih biasanya produk yang ditawarkan dalam bundling saling melengkapi yang bisa menambah nilai produk tersebut.
Baca juga: Product Bundling: Definisi, Jenis, dan Strategi Efektifnya
Jenis-Jenis Bundle Pricing
Strategi penetapan bundle pricing terbagi menjadi dua jenis utama, dengan satu turunan penting yang sering digunakan saat peluncuran produk baru, sebagai berikut.
1. Pure Price Bundling
Pure bundling adalah strategi di mana produk atau layanan hanya tersedia dalam bentuk paket dan tidak dapat dibeli secara terpisah.
Tujuannya murni untuk menjual produk-produk yang saling melengkapi (ketergantungan fungsional) atau memastikan pembelian produk pendamping. Strategi pure bundling memiliki dua turunan, diantaranya.
- Joint bunding: Menawarkan dua produk atau lebih yang memiliki satu harga utama dan hanya bisa didapatkan dalam satu kali pembelian.
- Leader bundling: Mengkombinasikan produk populer dan kurang populer menjadi satu paket dengan satu harga.
Contoh pure price bundling yang sering Anda temui adalah produk permainan game konsol. Mereka menjual konsol video dan beberapa kontroler dalam satu paket. Dengan begitu, pembeli dapat langsung memainkan produk tersebut.
2. Mixed Price Bundling
Mixed price bundling memberikan pelanggan pilihan untuk membeli produk secara paket atau terpisah. Namun, biasanya produk paket akan dijual dengan harga yang lebih murah daripada total harga semua item yang dijual secara individual.
Contoh mixed price bundling banyak diadopsi oleh restoran cepat saji. Mereka menawarkan beberapa paket makanan dan Anda dapat membeli paket hidangan utama, minuman, dan makanan pendamping dengan harga yang lebih murah dibandingkan membeli produk satu per satu.
3. New Product Bundle Pricing
Strategi yang dirancang khusus untuk peluncuran produk baru ini menggabungkan produk baru dengan produk yang sudah populer dan mapan menjadi satu paket dan ditawarkan dengan harga yang menarik.
Tujuannya adalah untuk secara efektif memperkenalkan item baru kepada konsumen, sambil meminimalkan risiko yang dirasakan saat mereka mencobanya.
Baca juga: Mengenal Strategi Penetapan Harga yang Menguntungkan Bisnis
Kelebihan dari Strategi Bundle Pricing
Strategi bundle pricing menawarkan beberapa keuntungan signifikan bagi bisnis, terutama dalam hal peningkatan efisiensi penjualan dan pemasaran, sebagai berikut.
- Meningkatkan volume penjualan lintas produk: Secara efektif membantu menjual produk yang kurang populer atau menghilangkan stok yang tidak bergerak (dead stock) dengan menggabungkannya dengan produk leader.
- Meningkatkan nilai transaksi dan customer spending: Pelanggan akan cenderung membelanjakan uang lebih banyak karena merasa mendapatkan penawaran yang bernilai tinggi.
- Mengurangi biaya pemasaran: Daripada mengiklankan dua atau tiga produk secara terpisah, tim marketing hanya perlu fokus mempromosikan satu paket bundel.
- Menarik target pasar baru: Bundle harga diskon sangat menarik bagi pelanggan yang selektif atau sensitif harga, menjangkau segmen pasar yang mungkin sebelumnya belum pernah membeli produk Anda.
- Membangun loyalitas pelanggan: Memberikan nilai tambahan dan diskon khusus meningkatkan kepuasan pelanggan, yang mendorong pembelian berulang dan loyalitas jangka panjang.
Baca juga: Apa itu Customer Lifetime Value? Jenis, Rumus, dan Cara Menghitungnya
Kekurangan dari Strategi Bundle Pricing
Meskipun menawarkan banyak manfaat, strategi bundle pricing juga membawa sejumlah risiko dan kerugian yang harus diperhitungkan dengan cermat sebelum diterapkan.
- Potensi penurunan margin keuntungan (profit): Product bundling dijual dengan harga yang didiskon, margin keuntungan per unit penjualan cenderung menurun. Hal ini menuntut perhitungan biaya dan harga yang sangat cermat agar bisnis tetap menghasilkan laba.
- Risiko persepsi nilai lebih rendah: Pelanggan mungkin berasumsi bahwa produk-produk yang disertakan dalam paket bundle memiliki nilai atau kualitas yang lebih rendah karena harganya yang murah dibandingkan jika dibeli secara satuan.
- Menunda atau membatalkan pembelian: Dalam kasus pure bundling, jika konsumen hanya tertarik pada sebagian kecil item dalam paket, mereka mungkin menunda pembelian atau memilih mencari alternatif di kompetitor yang menawarkan produk tersebut secara terpisah.
Baca juga: Mengenal Monthly Recurring Revenue (MRR) dan Cara Mengukurnya
Contoh Penggunaan Bundle Pricing yang menarik
Bisnis dari berbagai industri menggunakan pendekatan bundle pricing untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan nilai produk mereka. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan bundle pricing.
1. Restoran
Banyak restoran menyediakan paket makanan yang berisi kombinasi hidangan saling melengkapi dalam satu harga.
Strategi ini tidak hanya berhasil meningkatkan total pembelanjaan setiap pelanggan tetapi juga memberikan pengalaman bersantap yang lebih memuaskan.
Selain itu, restoran memanfaatkan bundle pricing untuk memberikan diskon pada produk dengan umur simpan pendek, jika dibeli bersama produk utama. Hal ini akan meningkatkan penjualan dan menekan pengeluaran.
2. Industri Ritel
Ritel atau toko eceran juga menggunakan bundle pricing untuk meningkatkan pendapatan dan memberikan nilai tambah kepada pelanggan.
Contohnya, mereka menggabungkan produk berharga tinggi seperti kamera dengan aksesori seperti tali kamera, rol film, atau kartu memori.
Strategi ini memberikan opsi penghematan bagi konsumen sekaligus meningkatkan penjualan produk yang mungkin kurang diminati.
3. Perusahaan Internet dan Kabel
Penyedia layanan internet dan kabel secara rutin menggunakan strategi bundle pricing untuk menghadirkan opsi media yang beragam dengan struktur harga dan nilai yang bervariasi.
Jika pelanggan menginginkan saluran tertentu yang tidak dijual terpisah, mereka didorong untuk membeli bundel yang mencakup semua saluran yang diminati, sehingga perusahaan mendapatkan pendapatan lebih tinggi.
Di samping itu, perusahaan juga dapat memasukkan saluran kurang populer ke dalam paket bersama saluran unggulan, memperluas pilihan pelanggan sekaligus meningkatkan exposure saluran tersebut.
Baca juga: Mengenal Customer Value untuk Meningkatkan Kepuasan Pelanggan
Gunakan Solusi Mekari Qontak untuk Optimalkan Strategi Bundle Pricing!
Penetapan strategi bundle pricing yang salah tanpa didukung data dapat merugikan bisnis. Di sinilah peran teknologi seperti Customer Relationship Management (CRM) menjadi krusial.
Mekari Qontak menawarkan solusi Sales Suite resmi di Indonesia yang terintegrasi dengan sistem CRM untuk memberikan bisnis wawasan mendalam terkait perilaku dan preferensi pelanggan yang esensial untuk merancang bundle pricing yang sukses.
Solusi Mekari Qontak ini dilengkapi dengan berbagai fitur canggih, salah satunya adalah fitur personalisasi report yang memungkinkan tim bisnis untuk membuat laporan yang sangat spesifik dan detail sesuai dengan kebutuhan analisis mereka,
Mekari Qontak telah tersertifikasi ISO 27001 untuk menjamin keamanan informasi data pelanggan dan ada lebih dari 3000+ perusahaan di Indonesia yang telah membuktikannya.
Dapatkan uji coba gratis solusi Sales Suite Mekari Qontak atau konsultasikan strategi pricing Anda terlebih dahulu dengan para ahlinya tanpa dipungut biaya sekarang!

Pertanyaan yang Sering Diajukan Tentang Bundle Pricing (FAQ)
Apa perbedaan utama antara bundle pricing dengan value-added selling?
Apa perbedaan utama antara bundle pricing dengan value-added selling?
Perbedaan utamanya terletak pada fokus penetapan harga. Bundle Pricing adalah strategi taktis yang fokus pada harga diskon untuk mendorong volume, di mana beberapa produk digabungkan menjadi satu penawaran. Sementara itu, Value-Added Selling adalah strategi yang fokus pada nilai tambah (seperti layanan purna jual, konsultasi gratis, atau garansi), yang tujuannya membenarkan harga premium atau normal, bukan sekadar diskon.
Jenis produk apa yang sebaiknya dihindari untuk dimasukkan ke dalam strategi bundle pricing?
Jenis produk apa yang sebaiknya dihindari untuk dimasukkan ke dalam strategi bundle pricing?
Sebaiknya hindari memasukkan produk inti (core product) yang memiliki margin tinggi dan permintaan yang sangat stabil ke dalam skema pure bundling diskon. Produk yang ideal untuk dibundel adalah produk dengan permintaan rendah (laggard), produk pelengkap, atau produk yang memiliki biaya storage tinggi (seperti stok yang akan kedaluwarsa).
Apakah ada periode musiman atau siklus bisnis tertentu, dimana bundle pricing cenderung lebih sukses?
Apakah ada periode musiman atau siklus bisnis tertentu, dimana bundle pricing cenderung lebih sukses?
Ya, bundle pricing cenderung lebih sukses selama periode musiman dan siklus bisnis tertentu karena adanya peningkatan permintaan atau tekanan penjualan. Misalnya, menjelang akhir kuartal atau akhir tahun fiskal, banyak bisnis B2B dan jasa menawarkan bundle diskon besar untuk mencapai target penjualan dan menghabiskan inventaris. Selain itu, selama musim liburan atau saat terjadi kontraksi ekonomi, konsumen secara aktif mencari nilai terbaik, membuat penawaran bundel yang menghemat uang menjadi sangat menarik.