8 mins read

Brand Guideline Adalah: Manfaat, Elemen, Cara Membuat, dan Contohnya

Tayang
Brand Guideline Adalah: Manfaat, Elemen, Cara Membuat, dan Contohnya
Mekari Qontak Highlights
  • Brand guideline adalah seperangkat aturan baku yang menetapkan representasi visual dan verbal suatu merek di semua saluran, memastikan konsistensi dan integritas brand identity.
  • Brand guideline menjadi acuan krusial bagi tim internal maupun eksternal untuk menciptakan branding yang kuat dan profesional serta melindungi aset merek dari penggunaan yang tidak sesuai.
  • Elemen brand guideline meliputi Logo, Palet Warna, Tipografi, Gaya Komunikasi, serta panduan untuk Pencitraan, dan Social Media Style Guide.
  • Pembuatan guideline harus dimulai dengan mempelajari nilai inti perusahaan dan  diakhiri dengan uji coba serta sosialisasi yang efektif.

Istilah brand guideline mungkin telah dikenal oleh sebagian besar bisnis dan perusahaan, sebab hal ini menjadi panduan krusial yang memastikan konsistensi tampilan dan komunikasi suatu merek.

Selain itu, dokumen ini bertindak sebagai acuan utama bagi tim internal dan eksternal, yang sangat penting untuk menciptakan branding yang kuat, profesional, dan mudah dikenali oleh publik.

Pelajari selengkapnya tentang manfaat, komponen, hingga cara membuatnya dalam ulasan blog Mekari Qontak di bawah ini.

Manfaat fitur utama CRM Omnichannel Mekari Qontak

Apa itu Brand Guideline?

Brand guideline adalah seperangkat aturan dan instruksi baku yang menetapkan representasi visual dan verbal suatu merek di semua saluran komunikasi.

Pedoman ini bertindak sebagai acuan tunggal yang harus dipatuhi oleh tim internal maupun pihak eksternal untuk memastikan setiap materi pemasaran yang dihasilkan selalu konsisten dan sesuai dengan brand identity.

Baca juga: Branding: Pengertian, Jenis, Komponen, dan Contoh Strateginya untuk Bisnis

Manfaat Brand Guideline bagi Bisnis

Penerapan brand guideline yang konsisten memberikan manfaat strategis yang jauh lebih dalam daripada sekadar keseragaman visual, sebagai berikut.

1. Menjaga Konsistensi Brand

Manfaat pertama dari brand guideline adalah sebagai acuan atau standar dalam menghasilkan suatu karya yang berhubungan dengan merek. Terlebih karya yang dibagikan secara online melalui Instagram, Twitter, atau Blog.

Dengan begitu, karya yang dihasilkan memiliki keseragaman yang berfungsi sebagai sarana branding. Keseragaman yang dimaksud bisa saja dalam hal warna, font, logo hingga tone of voice yang digunakan.

2. Meningkatkan Brand Recognition

Konsistensi penggunaan elemen visual, seperti palet warna khas, dapat meningkatkan brand recognition hingga 80%.

Ketika pelanggan berulang kali melihat merek dengan tampilan yang seragam di berbagai platform, merek tersebut akan lebih mudah dikenali dan diingat.

Pengalaman yang mulus ini secara langsung berkontribusi pada peningkatan loyalitas pelanggan terhadap merek Anda.

3. Membangun Kredibilitas Merek

Merek yang tampak konsisten, profesional, dan terstruktur akan terlihat lebih kredibel di mata konsumen. Hal ini akan meningkatkan perceived value, yakni nilai yang dirasakan oleh pasar dari merek Anda.

Pelanggan cenderung lebih percaya dan termotivasi melakukan pembelian dari merek yang dipersepsikan kuat dan stabil.

Baca juga: Mengenal Customer Trust: Faktor Pengaruh dan Cara Meningkatkannya

4. Meningkatkan Efisiensi Kinerja Tim

Dengan adanya guideline yang berfungsi sebagai standar baku, tim tidak perlu membuat keputusan dari awal untuk setiap aset baru yang akan meningkatkan produktivitas mereka.

Aturan ini mempercepat proses kerja secara keseluruhan dan meminimalkan revisi yang tidak perlu. Hasilnya, setiap aset baru, seperti logo pada kartu nama atau iklan, selalu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan.

5. Media Komunikasi Internal dan Eksternal

Panduan ini memastikan bahwa pesan dan kepribadian merek atau brand voice yang ingin disampaikan kepada publik selalu selaras di semua saluran.

Konsistensi pesan ini berlaku mulai dari email formal, artikel blog yang santai, hingga postingan media sosial yang ceria.

6. Perlindungan Merek dari Penggunaan yang Tidak Sesuai

Brand guideline mendefinisikan cara penggunaan yang benar dan salah untuk semua aset merek, terutama logo dan aset visual.

Dengan adanya aturan yang ketat, perusahaan dapat mencegah pihak internal atau eksternal melakukan modifikasi atau penggunaan logo yang merusak citra merek.

Baca juga: Brand Positioning: Definisi dan Strategi Penerapannya

Elemen-Elemen dalam Brand Guideline

Untuk membuat brand guideline yang efektif, dokumen Anda harus mencakup panduan terperinci untuk elemen-elemen sebagai berikut

Logo merupakan elemen visual utama yang menjadi identitas merek. Panduan harus menjelaskan berbagai varian logo yang diizinkan (vertikal, horizontal, ikon saja) serta aturan clear space di sekitarnya.

Yang tak kalah penting, sertakan contoh tegas mengenai penggunaan yang salah seperti tidak boleh diputar atau diubah warnanya, untuk memastikan integritas visual logo terjaga.

2. Color Palette

Warna harus mewakili perusahaan Anda karena akan digunakan di setiap bagian konten visual yang dibuat seperti pada logo, desain web, iklan, dan konten lainnya.

Buatlah komposisi warna yang tidak hanya warna utama, tapi juga termasuk warna sekunder, tersier, dan netral.

Hal ini akan memungkinkan Anda menciptakan desain yang lebih dinamis dan bervariasi dalam menghasilkan konten menarik.

3. Tipografi

Selanjutnya, ada tipografi atau font yang digunakan dalam keperluan branding seperti konten blog atau website, link dan tagline.

Umumnya perusahaan akan memasukkan font primer, sekunder dan menggabungkan bobot dan gaya font berbeda dalam brand guideline yang dibuat. Tujuannya agar secara visual lebih menarik dan mudah dibaca.

4. Pencitraan (Brand Image)

Komponen pencitraan adalah panduan visual yang mencakup penggunaan gambar, ilustrasi, foto, dan ikon.

Tentukan secara spesifik gaya fotografi yang disetujui misalnya, playful atau minimalis, serta filter atau tema gambar yang boleh digunakan.

Anda juga harus menyertakan kumpulan ikon khusus merek untuk penggunaan di website atau produk Anda.

Baca juga: Pengertian Brand Image, Indikator dan Pentingnya untuk Usaha

5. Gaya Komunikasi (Brand Voice)

Elemen ini mendefinisikan kepribadian merek saat berinteraksi dengan audiens, misalnya bersifat ramah dan santai (seperti Gojek) atau formal dan otoritatif.

Panduan harus mencakup pilihan kata (diksi), tone yang digunakan, serta cara memanggil audiens. Hal ini memastikan gaya bahasa yang seragam di semua konten tertulis, mulai dari blog, PR, hingga email.

Baca juga: Brand Voice: Definisi, Contoh, dan Cara Mengembangkannya

6. Social Media Style Guide

Social media style guide memberikan panduan khusus untuk menjaga konsistensi merek di platform media sosial yang dinamis.

Panduan ini mencakup penggunaan template grafis yang disetujui, aturan tentang hashtag dan emoji, serta standar untuk Instagram story atau feed.

Tujuannya adalah memastikan layout profil dan foto sampul di setiap channel diatur agar tetap selaras dengan identitas merek secara keseluruhan.

7. Brand Stationery

Bagian ini mengatur panduan visual yang berlaku untuk materi kantor dan aset yang dicetak. Anda perlu merinci tata letak kop surat, amplop, dan kartu nama agar sesuai dengan identitas visual.

Komponen ini juga mengatur desain dan format standar untuk materi presentasi dan invoice perusahaan.

Baca juga: Social Media Branding: Pengertian, Manfaat, & Tips Penerapannya

Cara Membuat Brand Guideline

Setelah mengetahui komponennya, kini saatnya Anda membuat brand guideline sendiri. Berikut langkah-langkah yang perlu Anda ikuti, antara lain:

1. Pelajari Nilai Inti dan Tujuan Perusahaan

Langkah fundamental ini melibatkan diskusi mendalam bersama stakeholder untuk menetapkan visi, misi, dan nilai yang ingin direpresentasikan oleh merek Anda.

Anda harus mengidentifikasi target pasar serta menganalisis posisi pesaing untuk menentukan bagaimana merek dapat tampil berbeda (stand out).

2. Kumpulkan Aset Branding yang Ada

Kumpulkan semua materi promosi, iklan, email, atau brosur yang sudah dimiliki perusahaan Anda. Tujuan dari audit ini adalah untuk menilai sejauh mana tingkat konsistensi merek yang telah tercapai saat ini.

Proses ini juga membantu mengidentifikasi elemen visual atau verbal yang sudah melekat pada konsumen, sehingga elemen baru yang dirancang tetap selaras dengan historis brand.

3. Tentukan Komponen Inti dan Rancang Secara Detail

Setelah inspirasi dan hasil audit terkumpul, Anda dapat mulai merancang elemen utama seperti logo, palet warna, dan brand voice secara spesifik.

Pastikan untuk mengisi kerangka komponen esensial yang dibutuhkan dengan aturan yang jelas dan detail, termasuk kode warna yang akurat dan definisi tone of voice.

4. Uji Coba dan Sosialisasikan Dokumen Guideline

Proses uji coba internal sangat penting untuk memastikan panduan tersebut jelas dan mudah diterapkan oleh tim desain dan marketing.

Setelah finalisasi, permudah akses dokumen (misalnya dalam format PDF atau cloud storage) dan sosialisasikan kepada seluruh karyawan dan mitra kreatif.

Baca juga: Tips Social Media Marketing yang Efektif untuk Tingkatkan Engagement & Penjualan

Contoh Penerapan Brand Guideline

Untuk mengetahui bagaimana output dari penerapan brand guideline, berikut beberapa contoh bisnis yang sukses menerapkan brand guideline.

1. Mekari Qontak

Contoh Brand Guideline_Mekari Qontak

Mekari Qontak menerapkan brand guideline sebagai acuan dalam pembuatan konten pemasaran mereka. Salah satunya adalah Mekari Qontak yang memadukan tulisan, ikon dan warna dasar.

Pada guideline Mekari Qontak dijabarkan mengenai template yang mengatur penempatan. Misalnya ketentuan untuk memastikan terdapat ruang kosong yang cukup agar logo dapat bernafas.

Sementara untuk penggunaan warna primer, Mekari Qontak memadukan antara biru, hitam dan abu-abu. Ada juga warna sekunder kuning dan orang yang boleh digunakan untuk menambah minat visual.

2. Telkom Indonesia

Contoh Brand Guideline_Telkom Indonesia

Selain Mekari Qontak, Telkom Indonesia juga memiliki brand guideline yang menjadi panduan untuk menggunakan logo salah satu BUMN ini.

Pada panduan merek, Telkom Indonesia memisahkan logo tulisan dalam dua baris. Selain itu, ada juga ikon lingkaran asimetris sebagai simbol dunia dan lambang kedinamisan. Sementara, tangan sebagai representasi tagline “the world in your hand”.

Pada bagian bawah, ada tulisan kecil yang merupakan tagline Telkom Indonesia yaitu “Font Corporate Telkom Indonesia”. Elemen-elemen tersebut harus dimasukkan pada setiap logo yang dibuat sebagai identitas dari Telkom Indonesia.

Baca juga: Strategi Pemasaran Produk yang Efektif untuk Bisnis

Wujudkan Konsistensi Merek dengan Solusi Omnichannel Mekari Qontak!

Implementasi panduan merek ini harus konsisten di setiap saluran pemasaran yang Anda gunakan. Jika Anda merasa kesulitan mengelola banyaknya saluran pemasaran yang berbeda-beda, Mekari Qontak menawarkan solusi Omnichannel terpercaya di Indonesia.

Aplikasi ini mampu menghubungkan berbagai saluran komunikasi (WhatsApp API, email, media sosial, dll.) dalam satu platform terpadu, memudahkan tim Anda memastikan konsistensi pesan dan brand voice di semua interaksi.

Mekari Qontak telah dipercaya oleh 3500+ perusahaan terkemuka di Indonesia untuk meningkatkan layanan pelanggan dan telah tersertifikasi ISO 27001 untuk menjamin keamanan data pelanggan.

Dapatkan uji coba gratis solusi Omnichannel Mekari Qontak atau konsultasikan strategi layanan bisnis Anda dengan tim ahlinya tanpa dipungut biaya!

Manfaat fitur utama CRM Omnichannel Mekari Qontak
Kategori : Bisnis

Pertanyaan yang Sering Diajukan Tentang Brand Guideline (FAQ)

Apa perbedaan utama antara Brand Guideline dan Brand Identity?

Apa perbedaan utama antara Brand Guideline dan Brand Identity?

Brand Identity adalah keseluruhan elemen unik yang membentuk merek (seperti logo, nilai, dan kepribadian). Sementara itu, Brand Guideline adalah dokumen yang berisi aturan praktis (how-to) tentang cara menggunakan dan merepresentasikan elemen-elemen Brand Identity tersebut secara konsisten.

Seberapa sering Brand Guideline harus ditinjau atau diperbarui?

Seberapa sering Brand Guideline harus ditinjau atau diperbarui?

Brand Guideline idealnya ditinjau minimal setiap 1-3 tahun, atau segera setelah terjadi perubahan signifikan pada strategi bisnis, produk, atau target audience merek. Perubahan kecil pada tren visual atau peluncuran platform media sosial baru juga bisa memicu pembaruan selektif.

Bagaimana cara mengukur keberhasilan penerapan Brand Guideline?

Bagaimana cara mengukur keberhasilan penerapan Brand Guideline?

Keberhasilan dapat diukur melalui Brand Awareness (peningkatan pengenalan merek), survei internal (menilai seberapa mudah tim menggunakan guideline), dan analisis Brand Consistency (melakukan audit visual untuk melihat seberapa sering aset yang dipublikasikan melanggar aturan).