Daftar isi
8 mins read

Apa Itu Autentikasi? Pengertian, Jenis, dan Pentingnya dalam Keamanan Data

Tayang 13 Desember 2024
Diperbarui 16 Desember 2024
Apa Itu Autentikasi
Apa Itu Autentikasi? Pengertian, Jenis, dan Pentingnya dalam Keamanan Data

Autentikasi menjadi salah satu upaya untuk mengamankan dari pencurian data dan kejahatan siber lainnya. Teknologi ini akan verifikasi identitas bahwa hanya pengguna yang berizin yang bisa mengakses perangkat atau aplikasi terkait.

Kemampuan tersebut sangatlah penting di tengah tingginya kejahatan siber di indonesia. Oleh sebab itu, penting juga bagi Anda untuk mengenal jenis autentikasi, cara kerja dan contoh penggunaanya, sehingga tidak menjadi korban.

Semua hal tersebut akan diulas secara lengkap pada artikel di bawah ini.

Apa itu Autentikasi?

Autentikasi adalah langkah penting untuk mengidentifikasi pengguna. Jika pengguna tidak melalui proses otentikasi, mereka akan dianggap sebagai pengguna anonim atau tamu.

Proses ini biasanya dilakukan dengan meminta kombinasi nama pengguna dan kata sandi, atau melalui email. Namun, beberapa platform juga menawarkan opsi otentikasi pihak ketiga, seperti menggunakan akun media sosial Twitter atau Facebook.

Selain identifikasi pengguna, proses autentikasi juga berfungsi sebagai keamanan siber yang membantu menjaga kerahasiaan data pribadi. Khususnya untk menjalankan aktivitas sensitif seperti perbankan atau investasi secara online.

Apa saja Jenis-Jenis Autentikasi?

Autentikasi dibedakan menjadi beberapa jenis sesuai metode yang digunakan untuk verifikasi identitas pribadi. Berikut jenis-jenisnya:

1. Autentikasi berbasis kata Sandi

Metode paling umum yang digunakan untuk mengamankan akses adalah menggunakan kata sandi. Metode ini meminta pengguna untuk memasukkan kombinasi unik berupa kata sandi yang telah mereka buat sebelumnya.

Sayangnya, autentikasi berbasis kata sandi relatif lemah, terlebih jika kata sandi yang digunakan lemah atau mudah diteba. Hal ini membuat potensi pencurian melalui serangan phishing atau brute force lebih tinggi.

2. Autentikasi Dua Faktor (2FA)

Autentikasi dua faktor adalah menambahkan lapisan keamanan tambahan selain kata sandi. Pengguna harus memberikan verifikasi tambahan, seperti kode OTP (One-Time Password) yang dikirimkan ke perangkat mereka, atau menggunakan aplikasi autentikator.

Metode ini membuat akses ‘penyerangan’ siber menjadi lebih sulit, meskipun kata sandi pengguna telah diketahui.

Baca juga: Apa Itu Kode OTP dan Bagaimana Cara Kerjanya?

3. Autentikasi Biometrik

Metode ini menggunakan karakteristik unik, seperti sidik jari, pemindaian wajah, atau pengenalan suara. Oleh sebab itu, autentikasi biometrik sangat sulit untuk diretas karena didasarkan pada atribut fisik atau biologis seseorang yang unik.

Teknologi seperti ini banyak digunakan di perangkat modern, seperti ponsel dan sistem keamanan perusahaan.

4. Autentikasi berbasis Sertifikat

Metode ini melibatkan penggunaan sertifikat digital yang dikeluarkan oleh otoritas terpercaya (Certificate Authority). Sertifikat ini digunakan untuk mengidentifikasi pengguna atau perangkat secara aman.

Autentikasi berbasis sertifikat sering digunakan dalam lingkungan bisnis atau jaringan internal untuk memastikan komunikasi yang terenkripsi dan aman.

Baca juga: Mengenal Pentingnya Standar ISO Pada Perusahaan Multi Nasional

Apa Perbedaan Autentikasi dan OTP?

Secara garis besar, autentikasi adalah proses keseluruhan, sedangkan OTP (One-Time Password) adalah salah satu cara yang digunakan untuk mendukung proses tersebut.

Autentikasi memverifikasi identitas pengguna sebelum memberikan akses ke sistem atau layanan, menggunakan kata sandi, biometrik, atau autentikasi berbasis sertifikat.

Sementara itu, OTP (One-Time Password) memberikan kode unik yang dikirimkan ke perangkat pengguna melalui SMS, email, atau aplikasi autentikator.

OTP sering digunakan sebagai bagian dari autentikasi dua faktor (2FA) untuk menambah lapisan keamanan. Oleh sebab itu, metode ini lebih banyak diterapkan untuk transaksi sensitif, login dari perangkat atau lokasi baru, serta pemulihan akun, guna memastikan identitas pengguna sebelum melanjutkan.

Pelajari perbedaan lebih jelasnya perbedaan antara Autentikasi dan OTP pada tabel di bawah ini:

Perbedaan Autentikasi dan OTP

Bagaimana Cara Kerja Proses Autentikasi?

Alur Proses Autentikasi

Berikut adalah cara kerja autentikasi dalam verifikasi identitas sebelum memberikan akses ke pengguna:

1. Pengaturan akun pengguna

Langkah pertama dimulai dengan mengatur akur seperti: pemilihan nama pengguna, kata sandi hingga metode autentikasi. Dalam hal ini, Anda bisa menggunakan metode pemindaian wajah, sidik jari, atau PIN.

2. Mengamakan data sensitif

Kemudian, untuk menjaga keamanan identitas pengguna, informasi sensitif, seperti kata sandi, tidak akan disimpan langsung di database.

Sebagai gantinya, kata sandi diubah menjadi “hash.Hash merupakan bentuk data yang tidak dapat dibaca kembali menjadi kata sandi asli. Hash inilah yang kemudian disimpan di database.

3. Proses login

Saat pengguna mencoba masuk, mereka harus mengisi nama pengguna dan kata sandi. Selanjutnya, kata sandi yang akan diubah menjadi hash menggunakan algoritma yang sama dengan yang digunakan saat penyimpanan pertama kali.

4. Perbandingan ‘Hash’

Hash yang berasal dari kata sandi yang dimasukkan akan dibandingkan dengan hash yang ada di database. Jika keduanya cocok, pengguna diberikan akses ke sistem.

5. Penggunaan biometrik

Sementara untuk metode autentikasi biometrik seperti sidik jari atau pemindaian wajah, data biometrik pengguna tidak disimpan dalam bentuk mentah.

Sebaliknya, data tersebut dikodekan, dienkripsi, dan disimpan dengan aman hanya di perangkat pengguna, bukan di server.

6. Akses Diberikan

Setelah kata sandi atau data biometrik berhasil diverifikasi, akses ke sistem atau layanan akan diberikan kepada pengguna.

Apa Tantangan dan Risiko dalam Autentikasi?

Autentikasi penting untuk melindungi data, namun memiliki beberapa tantangan dan risiko, terutama pada metode berbasis kata sandi dan biometrik. Berikut beberapa resiko dari proses autentikasi:

1. Kerentanan pada Autentikasi Berbasis Kata Sandi

Sebagian besar pengguna memilih kata sandi yang lemah atau sama di berbagai akun. Padahal hal ini mempermudah peretasan, seperti serangan brute force dan kebocoran data.

Solusinya adalah menggunakan kata sandi yang kuat, unik, dan mengaktifkan autentikasi multi-faktor (MFA).

2. Ancaman Keamanan pada Autentikasi Biometrik

Autentikasi biometrik, seperti sidik jari atau pemindaian wajah, juga dapat diretas jika data biometrik disalin atau dipalsukan. Data biometrik yang tidak terenkripsi juga rentan dicuri.

Solusi kasus ini dibutuhkan penggunaan enkripsi yang kuat dan penyimpanan data biometrik secara lokal di perangkat pengguna.

3. Serangan Phishing

Sebagian pengguna seringkali menjadi target serangan phishing yang mencoba mengecoh mereka untuk memberikan kredensial login atau data pribadi.

Agar terhindar dari situasi tersebut, pengguna harus dilatih untuk mengenali tanda-tanda serangan ini dan selalu memeriksa keaslian pesan yang diterima.

Baca juga: Aplikasi untuk Mengetahui Nomor WhatsApp Diblokir

4. Risiko penyalahgunaan oleh Pihak Ketiga

Data autentikasi, baik itu kata sandi atau data biometrik, sering disimpan oleh penyedia layanan pihak ketiga. Maka ketika penyedia layanan tersebut tidak mengamankan data dengan baik, data autentikasi ini bisa disalahgunakan atau dicuri.

Resiko tersebut dapat dihindari dengan penggunaan enkripsi dan kebijakan privasi yang ketat oleh penyedia layanan sangat penting untuk melindungi data pengguna.

4. Keamanan Jaringan yang Rentan

Proses autentikasi seringkali memerlukan koneksi jaringan untuk memverifikasi identitas pengguna. Jika jaringan yang digunakan tidak aman atau rentan terhadap serangan, data autentikasi yang dikirim bisa disadap oleh peretas.

Sementara untuk mengurangi risiko ini, selalu pastikan bahwa jaringan yang digunakan untuk autentikasi aman, misalnya dengan menggunakan koneksi VPN atau protokol HTTPS yang terenkripsi.

Contoh Penerapan Autentikasi yang Dianjurkan

Berikut adalah beberapa contoh terbaik dalam menerapkan autentikasi untuk meningkatkan keamanan sistem:

1. Autentikasi Multi-Faktor (MFA)

Mengaktifkan MFA adalah salah satu cara terbaik untuk meningkatkan keamanan autentikasi. Dengan menambahkan lapisan keamanan tambahan, seperti kode yang dikirim melalui SMS atau aplikasi autentikator. Hal ini menghindari risiko akses tidak sah secara signifikan.

Metode autentikasi multi-faktor banyak diterapkan untuk akses platform populer, seperti Google, Facebook, dan Apple. Setelah memasukkan kata sandi untuk login akun, pengguna akan diminta untuk memasukkan kode yang dikirim melalui SMS atau email.

2. Pendeteksian anomali

Pengamanan autentikasi juga banyak digunakan untuk mendeteksi mendeteksi aktivitas login yang mencurigakan. Sistem ini menjaga dari upaya login dari lokasi yang tidak biasa atau perangkat yang tidak dikenali.

Platform berlangganan seperti Netflix dan Spotify menerapkan pemantauan akun yang mendeteksi aktivitas login yang mencurigakan, seperti login dari negara yang tidak biasa.

Jika aktivitas yang mencurigakan terdeteksi, pengguna akan diberitahu dan diminta untuk memverifikasi identitasnya lewat email.

3. Verifikasi identitas pengguna secara berkala

Sementara untuk sistem dengan tingkat risiko tinggi, lakukan verifikasi identitas pengguna secara berkala sangatlah penting. Terutama untuk transaksi penting atau perubahan akun, seperti mengubah kata sandi atau informasi pribadi.

PayPal dan Apple Pay mengharuskan pengguna untuk melakukan verifikasi identitas secara berkala, terutama saat pengguna melakukan transaksi besar atau mengubah informasi akun. Verifikasi ini bisa dilakukan melalui email, SMS, atau autentikasi biometrik seperti Face ID atau Touch ID.

4. Autentikasi Biometrik dengan keamanan yang kuat

Jika menggunakan autentikasi biometrik, pastikan data biometrik dienkripsi dan disimpan secara lokal di perangkat pengguna, bukan di server yang dapat menjadi target serangan.

Misalnya, jika Anda menggunakan perangkat Apple, maka gunakan autentikasi biometrik seperti Face ID dan Touch ID untuk membuka kunci perangkat dan mengautentikasi pembelian di App Store. Data biometrik ini dienkripsi dan disimpan hanya di perangkat pengguna, bukan di server Apple.

5. Terapkan pembaruan dan peningkatan keamanan secara berkala

Selalu perbarui sistem autentikasi dan perangkat lunak yang digunakan untuk melindungi akun dan data pengguna. Pembaruan ini penting untuk menanggapi kerentanannya yang baru ditemukan dan memperkuat perlindungan terhadap ancaman baru.

Microsoft secara rutin mengeluarkan pembaruan keamanan untuk Windows dan Office yang mencakup peningkatan autentikasi.

Selain itu, mereka juga memperkenalkan fitur keamanan baru, seperti Windows Hello, yang memungkinkan autentikasi dengan wajah atau sidik jari, untuk menggantikan kata sandi yang lebih rentan.

Kesimpulan

Autentikasi adalah langkah penting untuk melindungi data dari kejahatan siber dengan memverifikasi identitas pengguna sebelum memberikan akses pengguna.

Sayangnya, setiap metode autentikasi memiliki risiko peretasan, serangan phishing, dan kerentanan jaringan. Namun resiko tersebut dapat diminimalisir dengan penggunaan autentikasi multi-faktor, penggunaan enkripsi, dan pemantauan anomali dapat meningkatkan keamanan.

Sebagai penyedia layanan SaaS, Produk Mekari Qontak tersertifikasi ISO 27001 untuk menjamin keamanan data dan informasi pengguna. Selain itu, Mekari Qontak juga menerapkan autentikasi multi-faktor untuk melindungki dan pengguna.

Hubungi kami untuk konsultasi lebih jauh kebutuhan bisnis Anda dengan tim ahli secara gratis.

 

Kategori : Bisnis Tools
WhatsApp WhatsApp Sales