8 mins read

Metrik Penjualan: Jenis, Rumus, dan Cara Ukur Kinerja Bisnis

Tayang 25 Juni 2025
Diperbarui 29 Juni 2025
Ditulis oleh:
Metrik Penjualan Jenis, Rumus, dan Cara Ukur Kinerja Bisnis
Metrik Penjualan: Jenis, Rumus, dan Cara Ukur Kinerja Bisnis
Mekari Qontak Highlights
  • Metrik penjualan bukan hanya angka penjualan, tapi meliputi aktivitas, prospek, dan kepuasan pelanggan juga krusial untuk diukur.
  • Terdapat tujuh kategori metrik penting yang mencerminkan kinerja sales secara menyeluruh.
  • Analisis metrik membantu mengidentifikasi masalah dan peluang dengan lebih akurat.
  • Penggunaan teknologi seperti Mekari Qontak membuat pengukuran metrik lebih cepat, akurat, dan efisien.

Bagi sebagian bisnis menganggap menilai kinerja tim sales adalah tantangan besar. Pasalnya mereka hanya melihat angka penjualan sebagai indikator utama penilaian. Padahal banyak faktor lainnya yang mempengaruhi kinerja tim sales.

Padahal pengukuran kinerja penjualan harus disesuaikan dengan struktur organisasi dan kebutuhan spesifik perusahaan. Oleh sebab itu, setiap perusahaan harus memiliki metrik penjualan yang memudahkan untuk pengukuran kinerja tim sales mereka.

Lalu metrik apa saja yang perlu ada pada KPI penjualan? Bagaimana juga cara mengukurnya? Temukan jawabannya pada artikel berikut.

CTA Banner

Apa Itu Metrik Penjualan?

Metrik penjualan adalah data kuantitatif yang digunakan untuk mengukur performa aktivitas penjualan dalam suatu periode tertentu. Metrik ini mencakup berbagai aspek, mulai dari jumlah prospek yang dihasilkan hingga biaya untuk mengakuisisi pelanggan.

Tujuan utama penggunaan metrik penjualan ini adalah memberikan gambaran menyeluruh dan objektif tentang efektivitas strategi dan proses penjualan yang sedang berjalan.

Dengan demikian, perusahaan bisa memprediksi pertumbuhan bisnis dan menyesuaikan strategi secara lebih akurat.

Perbedaan Metrik Penjualan dan KPI Penjualan

Metrik penjualan memberikan gambaran luas tentang proses dan aktivitas yang terjadi di lapangan, seperti jumlah follow up yang tim sales lakukan atau rata-rata durasi penyelesaian tugas dalam siklus penjualan. Metrik ini berfungsi dalam pemantauan performa tim sales sehari-hari dan mengidentifikasi area yang perlu peningkatkan.

Sementara itu, KPI penjualan lebih bersifat strategis. KPI dipilih secara selektif sebagai indikator kunci keberhasilan yang harus dicapai, misalnya mencapai target penjualan bulanan sebesar Rp1 miliar atau menurunkan churn rate hingga di bawah 5%.

Maka sebab itu, KPI seringkali menjadi tolok ukur utama dalam laporan ke manajemen atau investor.
Simak penjelasan perbedaan metrik penjualan dan KPI sales pada tabel berikut ini.

PerbedaanMetrik PenjualanKPI Penjualan (Key Performance Indicator)
TujuanMemberikan data kuantitatif untuk analisisMenentukan indikator utama keberhasilan target
FokusMengukur berbagai aspek proses penjualanFokus pada hasil akhir atau sasaran bisnis
Tingkat KepentinganPenting untuk evaluasi harian/mingguanPenting untuk evaluasi strategis jangka panjang
Kerangka & Jangka WaktuLebih fleksibel dan bisa jangka pendekUmumnya jangka menengah hingga panjang
Peran dalam Pengambilan KeputusanPendukung keputusan taktis dan operasionalDasar utama untuk pengambilan keputusan strategis

Mengapa Metrik Penjualan Penting untuk Bisnis?

Penggunaan metrik penjualan sangat penting untuk bisnis modern karena memberikan keuntungan sebagai berikut:

1. Mengukur Kesehatan Finansial dan Kinerja Bisnis

Dengan memantau metrik seperti revenue growth, average deal size, atau CAC (Customer Acquisition Cost), Anda bisa menilai seberapa sehat bisnis secara keuangan dan operasional.

2. Mengidentifikasi Peluang untuk Keputusan Strategis

Metrik membuka wawasan tentang pola pembelian, pasar potensial, atau produk/jasa mana yang paling diminati, sehingga membantu perencanaan strategi jangka panjang.

3. Membantu Mengidentifikasi Masalah Lebih Awal

Penurunan konversi atau pipeline coverage yang rendah dapat menjadi sinyal dini atas masalah dalam tim, proses, atau strategi penjualan. Hal ini bisa dilihat jika Anda memantau metrik penjualan.

4. Mengoptimalkan Strategi Penjualan dan Pemasaran

Data metrik bisa menunjukkan mana pendekatan yang efektif dan mana yang perlu diubah. Hal ini memungkinkan iterasi yang cepat dan terarah.

5. Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas Tim Penjualan

Dengan metrik produktivitas dan aktivitas, Anda bisa mengalokasikan sumber daya lebih bijak dan memberi insight untuk pelatihan tim.

Baca juga: Rekomendasi Aplikasi Laporan Sales Terbaik untuk Optimalkan Penjualan Bisnis

Jenis-Jenis Metrik Penjualan

Untuk memahami performa penjualan secara menyeluruh, penting bagi bisnis untuk mengelompokkan metrik penjualan berdasarkan fungsi dan tujuan pengukuran. Berikut ini tujuh jenis metrik penjualan yang umum digunakan dalam berbagai skala bisnis:

1. Metrik Aktivitas Penjualan (Sales Activity Metrics)

Metrik ini mengukur intensitas dan konsistensi aktivitas harian yang dilakukan oleh tim sales. Sangat berguna untuk mengevaluasi usaha yang dikeluarkan, bukan hanya hasil akhir.

Contoh metrik yang diukur:

  • Jumlah panggilan telepon harian
  • Jumlah email yang dikirim
  • Jumlah pertemuan tatap muka atau demo yang dilakukan
  • Follow-up yang berhasil dilakukan
  • Jumlah proposal yang dikirim

2. Metrik Lead Generation (Lead Generation Sales Metrics)

Lead generation berfokus pada efektivitas dalam menarik dan mengumpulkan prospek baru yang berpotensi menjadi pelanggan. Metrik ini berguna untuk menentukan saluran mana yang paling efektif dalam mendatangkan prospek.

Contoh metrik yang diukur:

  • Jumlah prospek baru (qualified leads)
  • Lead conversion rate (persentase prospek yang menjadi pelanggan)
  • Cost per lead (CPL)
  • Sumber prospek terbaik (channel breakdown)

3. Metrik Outreach Penjualan (Outreach Sales Metrics)

Metrik ini mengukur efektivitas komunikasi outbound yang dilakukan tim sales, baik melalui telepon, email, atau media lainnya. Dengan demikian, Anda dapat menilai pendekatan komunikasi dan menyesuaikan strategi untuk meningkatkan engagement.

Contoh metrik yang digunakan:

  • Response rate (tingkat respons dari calon pelanggan)
  • Jumlah rata-rata touchpoints hingga deal terjadi
  • Open rate dan click rate dari email penjualan

4. Metrik Kinerja Penjualan (Sales Performance Metrics)

Metrik ini mengevaluasi hasil yang dicapai oleh tim sales atau individu, dan sering dijadikan indikator utama keberhasilan penjualan. Hal ini memberikan gambaran langsung tentang kontribusi dan efektivitas tenaga penjual.

Contoh metrik penjualan yang diukur:

  • Revenue per sales rep
  • Total deal closed per bulan
  • Quota attainment (persentase target yang tercapai)
  • Win rate (persentase deal yang berhasil ditutup dibandingkan yang masuk pipeline)

5. Metrik Kepuasan & Retensi Pelanggan (Customer Satisfaction & Retention Metrics)

Mengukur loyalitas dan kepuasan pelanggan yang berdampak langsung pada retensi dan pertumbuhan bisnis jangka panjang. Data ini berfungsi untuk memprediksi kemungkinan upsell/cross-sell, serta memperpanjang lifetime value pelanggan.

Contoh metrik yang diukur:

  • Net Promoter Score (NPS)
  • Customer satisfaction score (CSAT)
  • Customer retention rate
  • Churn rate (persentase pelanggan yang berhenti)

6. Metrik Produktivitas Penjualan (Sales Productivity Metrics)

Metrik ini mengukur efisiensi tim dalam menghasilkan penjualan, terutama berkaitan dengan waktu dan sumber daya yang digunakan. Dengan demikian, Anda bisa mengidentifikasi proses internal yang bisa diotomatisasi atau disederhanakan agar tenaga sales lebih fokus pada aktivitas  yang menghasilkan nilai.

Contoh metrik yang diukur:

  • Revenue per jam kerja
  • Jumlah deal yang ditutup per bulan per rep
  • Waktu yang dihabiskan untuk aktivitas non-penjualan
  • Deal per aktivitas (misalnya, berapa banyak deal dihasilkan dari 100 panggilan)

7. Metrik Pipeline Penjualan (Sales Pipeline Metrics)

Pengukuran metrik ini bertujuan untuk memantau kekuatan dan stabilitas pipeline penjualan, serta memprediksi pendapatan yang akan datang. Dengan demikian, sales manager menilai kelayakan pencapaian target serta mengatur prioritas follow-up.

Contoh metrik pipeline penjualan:

  • Pipeline coverage ratio (nilai pipeline dibanding target penjualan)
  • Pipeline velocity (kecepatan pergerakan prospek dalam funnel)
  • Average deal size dalam pipeline
  • Jumlah prospek di setiap tahapan funnel

Baca juga: Contoh Template Sales Pipeline Gratis untuk Konversi Penjualan

Bagaimana Cara Mengukur Metrik Penjualan?

Agar lebih mudah dipahami dan relevan untuk diterapkan di dunia nyata, berikut ini adalah cara mengukur setiap metrik penjualan utama:

1. Conversion Rate

Metrik ini berfungsi untuk mengukur persentase prospek yang berhasil dikonversi menjadi pelanggan. Semakin tinggi nilai yang didapatkan menunjukkan strategi penjualan Anda berjalan dengan baik.

Rumus:
Conversion Rate = (Jumlah Deal Ditutup / Jumlah Prospek Masuk) x 100

Contoh perhitungan:

PT Sukses Digital menjalankan kampanye digital marketing selama bulan Maret dan berhasil mengumpulkan 500 prospek baru. Dari jumlah tersebut, tim sales menutup 75 transaksi.

Maka tingkat konversi yang dihasilkan menjadi:

Conversion Rate = (75 / 500) x 100 = 15%

Jadi, tingkat konversi PT Sukses Digital sebesar 15% menunjukkan efektivitas yang cukup baik dalam mengubah prospek menjadi pelanggan, namun masih bisa ditingkatkan dengan strategi follow-up yang lebih personal.

Baca juga: Apa itu Conversion Rate, Jenis, dan Cara Menghitungnya?

2. Average Revenue Per Account (ARPA)

ARPA merupakan rata-rata pendapatan yang dihasilkan dari setiap pelanggan. Rata-rata tersebut diperoleh dari total pendapatan yang dibagi dengan jumlah akun.

Rumus:
ARPA = Total Pendapatan / Jumlah Akun

Contoh perhitungan:

SaaS company bernama SolusiCerdas meraih pendapatan bulanan sebesar Rp600 juta dari 100 pelanggan berbayar di bulan Mei.

ARPA = Rp600.000.000 / 100 = Rp6.000.000

Maka, metiap pelanggan menghasilkan rata-rata Rp6 juta per bulan. Nilai ini bisa menjadi dasar untuk menghitung potensi pendapatan dan strategi pricing di masa mendatang.

3. Lifetime Value (LTV)

LTV adalah estimasi pendapatan total dari satu pelanggan selama masa mereka menggunakan produk/jasa.

Rumus:
LTV = ARPA x Rata-rata Lama Hubungan Pelanggan

Contoh perhitungan:

Dengan ARPA sebesar Rp6 juta, tim keuangan SolusiCerdas menganalisis bahwa rata-rata pelanggan mereka bertahan selama 18 bulan.

LTV = Rp6.000.000 x 18 = Rp108.000.000

Setiap pelanggan diperkirakan memberikan kontribusi pendapatan sekitar Rp108 juta selama masa langganan. Ini dapat menjadi acuan dalam menentukan batas maksimal biaya akuisisi (CAC).

Baca juga: Mengenal Pentingnya Customer Lifetime Value dan cara Hitungnya

4. Sales Cycle Length

Sales Cycle Length adalah rata-rata waktu dari awal prospek hingga deal ditutup. Semakin panjang siklus yang dilalui pelanggan, menunjukkan proses penjualan Anda kurang efektif. Dengan demikian, Anda perlu melakukan perbaikan.

Rumus:
Sales Cycle Length = Total Durasi Semua Deal / Jumlah Deal

Contoh perhitungan:

Perusahaan logistik B2B bernama LogiFast mencatat bahwa 20 deal terakhir yang berhasil ditutup memakan total waktu 960 hari (terhitung sejak prospek masuk ke pipeline).

Sales Cycle Length = 960 / 20 = 48 hari

Jadi, siklus penjualan rata-rata 48 hari menunjukkan bahwa keputusan pembelian di sektor B2B memang memerlukan waktu lebih panjang. Strategi nurture dan edukasi prospek bisa dimaksimalkan di fase ini.

5. Pipeline Coverage

Pipeline coverage merupakan perbandingan antara nilai total pipeline dan target penjualan. Setiap industri memiliki pipeline coverage masing-masing yang bisa dijadikan patokan untuk mengukur tingkat efisiensi siklus sales Anda.

Rumus:
Pipeline Coverage = Nilai Pipeline / Target Penjualan

Contoh perhitungan:

Tim sales perusahaan software edukasi EduTech.id memiliki target penjualan sebesar Rp1 miliar untuk kuartal ini. Sementara itu, total nilai deal yang ada di pipeline saat ini mencapai Rp1,4 miliar.

Maka:

Pipeline Coverage = Rp1.400.000.000 / Rp1.000.000.000 = 1,4

Dengan pipeline coverage sebesar 1,4 (140%), tim berada di zona aman untuk mengejar target. Umumnya, angka ideal pipeline coverage adalah antara 3x hingga 5x target, tergantung tingkat win rate masing-masing industri.

Dorong Pertumbuhan Penjualan Anda dengan Mekari Qontak!

Mengelola metrik penjualan secara manual bisa sangat memakan waktu dan rentan kesalahan. Oleh sebab itu, Anda bisa menggunakan Qontak Sales Suite untuk membantu bisnis memantau, mengukur, dan mengoptimalkan metrik penjualan secara otomatis.

Dengan visualisasi data real-time, integrasi omnichannel, Qontak Sales Suite bisa mengelola prospek, menutup deal lebih cepat, dan mendorong pertumbuhan penjualan secara konsisten.

Hubungi kami untuk Coba Demo Qontak Seles Suite atau konsultasi gratis dengan tim Mekari Qontak Sekarang!

CTA Banner

Refrensi

Lutpub. “Sales Performance Measurement and Steering

Researchgate. “Sales & Marketing Management Trends In 2025

Kategori : Sales
WhatsApp WhatsApp Sales