Daftar isi
3 min read

Penyebab Brand Gagal Memanfaatkan Influencer Marketing

Tayang 19 Agustus 2016
Diperbarui 17 Februari 2024
Influencer Marketing
Penyebab Brand Gagal Memanfaatkan Influencer Marketing

Di era social media yang mengagungkan penampilan dan apa yang tampak secara visual, begitu banyak orang yang tidak berprofesi sebagai selebriti yang sanggup mengumpulkan banyak followers entah itu di Instagram, Twitter, Snapchat hingga bermacam-macam media sosial lainnya. Mereka pun akhirnya mendapatkan status selebriti yang membuka jalan baru untuk dunia marketing dan para pelakunya. Followers yang banyak memungkinkan adanya praktek influencer marketing di ranah media sosial. Namun sayangnya, tidak semua brand memahami cara memanfaatkan peluang marketing yang satu ini.

Berikut alasan umum yang menjadi penyebab kegagalan brands dalam memasukkan strategi influencer dalam praktek marketing.

1. Memilih influencer yang salah

Influencer yang salah biasanya diperoleh hanya karena mempertimbangkan jumlah followers dan aktivitas seleb media sosial tanpa mempertimbangkan apakah sosok tersebut relevan dengan target market sebuah brand dan apakah mereka memahami brand Anda. Untuk menghindari hal ini, pastikan Anda dan tim Anda melakukan riset dan memilah di antara beberapa kandidat yang memang sesuai dengan brand Anda. Anda akan membayar influencer tersebut dengan biaya yang tidak sedikit, karenanya, pastikan apa yang mereka lakukan untuk merepresentasi brand Anda tepat sasaran. Pahami siapa target market Anda sebelum memilih influencer yang akan dibayar untuk menciptakan conversation di sekitar brand Anda.

2. Kebiasaan brand dalam menganggap dan memperlakukan influencers layaknya penembak bayaran

Influencer seringkali dianggap sebagai peluang untuk mendapatkan kesuksesan dengan prospek jangka pendek. Alhasil, brand hanya melakukan kerjasama dengan influencers ini untuk satu kali kesempatan saja dan melupakan peluang jangka panjang yang sebenarnya tersedia untuk dieksplor lebih lanjut. Membangun relasi dari nol dan menjaganya agar saling menguntungkan dalam rentang waktu yang lama, sehingga banyak brand yang merasa bahwa influencer tidak perlu ada dalam daftar relasi jangka panjang.

Pandangan inilah yang menjadi akar yang salah dalam melakukan interaksi dengan influencers untuk strategi marketing sebuah brand. Untuk mengatasinya, yang dapat brand Anda lakukan adalah mempercayakan kerjasama yang sudah terjalin dengan influencers tanpa mengontrol bagaimana sebaiknya mereka berbicara mengenai brand Anda terhadap audiens mereka. Jangan juga paksakan isu yang menurut mereka memang tidak relevan dengan audiens mereka agar dipostingkan.

Anda mungkin berpikir hal ini cukup merepotkan dengan kontrol yang Anda bagi dua dengan para influencer ini. Namun, influencer marketing merupakan strategi yang menjanjikan karena mereka sanggup menjadi suara dari customer Anda, dan menunjukkan pengalaman menggunakan brand Anda secara lebih otentik.

3. Adanya ketergantungan berlebih pada metrics yang sebenarnya kurang berarti

Kebanyakan brand mengajak influencer bekerja sama dalam sebuah kampanye semata-mata hanya untuk mencapai angka yang akan membuat manajemen terkesan tanpa ada objektif yang pasti. Angka impresi yang tinggi memang memberikan kesan berhasil, namun hal ini tidak menjamin akan tercapainya goals dari bisnis Anda, yaitu terciptanya awareness akan brand Anda yang kemudian akan mendatangkan audiens yang tepat dan membentuk pandangan mereka mengenai brand Anda sehingga membuat mereka ingin bertransaksi dengan Anda. Jangan menyia-nyiakan kesempatan bekerja dengan influencer hanya demi angka metrics semata tanpa mendapatkan leads dan audiens yang memang potensial.

Kebanyakan brand mengambil langkah yang salah dalam bekerja sama dengan influencer karena berpindah dengan cepat dari satu kampanye ke kampanye lainnya tanpa pernah mengakui dan benar-benar melakukan introspeksi mengenai apa yang salah dan melanjutkannya dari sana. Jangan hanya melihat angka dan demografik audiens semata, pastikan bahwa terdapat interaksi antara influencers dengan audiens yang Anda targetkan.

Kategori : Marketing
WhatsApp WhatsApp Sales