Scarcity marketing mungkin terdengar asing bagi sebagian orang. Tapi metode pemasaran ini telah banyak digunakan untuk menciptakan urgensi dalam pemasaran.
Pendekatan scarcity menciptakan rasa ketakutan pada konsumen dengan penawaran terbatas. Metode ini seringkali dibaringi dengan penawaran diskon besar untuk meningkatkan minat konsumen.
Lalu apalagi yang triks yang biasa digunakan dalam strategi scarcity marketing? Apa saja keuntungan yang bisa bisnis dapatkan? Temukan jawabannya di bawah ini.
Apa itu Scarcity Marketing?
Scarcity Marketing adalah strategi pemasaran yang memanfaatkan rasa takut ketinggalan (Fear of Missing Out/FOMO) dengan tujuan agar pelanggan segera melakukan pembelian.
Strategi pemasaran ini memanfaatkan respon psikologis konsumen yang tidak ingin ketinggalan apa yang dimiliki orang lain. Ketika suatu produk dianggap berharga dan banyak dibeli, konsumen cenderung bertindak cepat untuk membeli sebelum kehabisan.
Apa Manfaat Penerapan Scarcity Marketing?
Pada dasarnya, penerapan strategi scarcity bertujuan untuk meningkatkan penjualan dengan menonjolkan kelangkaan produk atau diskon. Pendekatan pemasaran ini memberikan manfaat lainnya untuk bisnis, seperti berikut:
1. Peningkatan pendapatan
Dengan menciptakan urgensi, scarcity marketing mendorong pelanggan membeli lebih cepat. Hal ini berdampak pada meningkatkan konversi yang berdampak pada pendapatan bisnis.
Bahkan Anda juga bisa mendapatkan keuntungan lebih dengan menaikkan harga untuk produk terbatas, tanpa khawatir tidak laku.
2. Keterlibatan dan loyalitas pelanggan
Pendekatan pemasaran ‘scarcity’ menciptakan rasa eksklusivitas, yang tidak semua orang bisa miliki. Ketika konsumen merasa mendapatkan ‘produk eksklusif’, mereka cenderung lebih loyal dan melakukan promosi dari mulut ke mulut secara sukarela.
3. Keuntungan kompetitif
Ekslusivitas yang scarcity marketing tawarkan juga dapat memberi bisnis keunggulan dibandingkan kompetitor. Pendekatan ini efekrif menarik pelanggan untuk membeli sebelum kesempatan hilang.
4. Membangun citra merek
Scarcity juga dapat menciptakan citra eksklusif yang membuat merek dianggap premium. Penggunaan penjualan terbatas atau edisi khusus misalnya, dapat meningkatkan perasaan eksklusivitas dan memperkuat citra brand.
Apa saja Jenis-Jenis Scarcity Marketing?
Secara umum, scarcity marketing dapat dibagi menjadi empat kategori utama, seperti berikut:
1. Limited-Time Scarcity (Kelangkaan Waktu)
Strategi ini menciptakan rasa urgensi dengan membatasi waktu penawaran. Tujuannya agar konsumen merasa harus segera bertindak agar tidak kehilangan kesempatan mendapatkan produk atau layanan yang ditawarkan.
Sebagai contoh, program flash sale yang seringkali e-commerce adakan. Program ini menawarkan diskon besar yang hanya berlangsung dalam waktu terbatas. Hal ini mendorong konsumen untuk membeli dengan cepat sebelum kesempatan itu hilang.
Baca juga: Apa Itu Flash Sale? Pengertian, Manfaat, dan Cara Efektif Menerapkannya
2. Limited-Quantity Scarcity (Kelangkaan Jumlah)
Kategori ini membatasi jumlah produk yang tersedia. Dengan demikian, konsumen merasa harus segera membeli sebelum produk habis terjual, karena mereka tidak ingin ketinggalan.
Sebagai contoh, kartu membership yang memberikan akses khusus (VIP Access) kepada pelanggan setia atau anggota untuk membeli produk sebelum produk tersebut dijual secara umum. Ini memberikan rasa eksklusivitas dan kelangkaan kepada pelanggan.
Baca juga: Panduan Lengkap Penerapan Sistem Kartu Member untuk Bisnis
3. Edisi Terbatas dan Eksklusivitas
Edisi terbatas dan eksklusivitas menciptakan rasa kelangkaan dengan menghadirkan produk yang hanya tersedia dalam jumlah sangat terbatas atau hanya dapat diakses oleh kelompok tertentu.
Hal tersebut mendorong konsumen untuk segera membeli agar tidak kehilangan kesempatan mendapatkan produk yang tidak bisa ditemukan di tempat lain.
Misalnya produk yang dihasilkan dari kolaborasi merek ternama atau selebriti tertentu.
Produk tersebut dapat membuat konsumen merasa mendapatkan sesuatu yang langka dan istimewa, sehingga mendorong mereka untuk membeli lebih cepat.
4. Social Proof (Bukti Sosial)
Social proof menggunakan pengaruh orang lain untuk mendorong pembelian. Dengan menunjukkan bahwa banyak orang sudah membeli atau tertarik pada produk, calon pembeli merasa lebih yakin dan terdorong untuk ikut membeli.
Dengan menampilkan ulasan atau testimoni dari pelanggan yang puas bisa dijadikan contoh nyata bahwa produk tersebut sangat diminati dan mendapatkan perhatian banyak orang.
Bagaimana Cara Menerapkan Scarcity Marketing dalam Bisnis Anda?
Meskipun efektif meningkatkan konversi penjualan, penerapan strategi scarcity marketing harus hati-hati agar tidak terkesan manipulatif. Ikuti langkah berikut untuk menciptakan Fear of Missing Out (FOMO) dalam scarcity marketing:
1. Tentukan produk yang tepat
Langkah awal dimulai dengan memilih produk unggul yang memiliki permintaan tinggi atau produk baru yang sangat dinantikan, seperti gadget terbaru, sangat cocok untuk strategi ini.
Selain itu, produk musiman, seperti pakaian musim dingin atau barang yang terkait dengan perayaan tertentu, juga efektif digunakan untuk menciptakan rasa urgensi.
Ketika konsumen melihat produk yang mereka inginkan dan butuhkan sedang dalam penawaran terbatas, mereka lebih cenderung untuk bertindak cepat.
2. Batasi ketersediaan
Selanjutnya, Anda bisa mengurangi jumlah produk yang tersedia, misalnya dengan menawarkan “Hanya 100 pcs pertama yang mendapatkan harga spesial.”
Hal tersebut dapat memberi kesan bahwa produk tersebut cepat habis dan memotivasi konsumen untuk segera membeli.
Selain itu, Anda juga bisa menawarkan produk eksklusif dalam edisi terbatas, yang hanya bisa dibeli oleh pelanggan tertentu, misalnya anggota atau pelanggan VIP. Hal ini membuat mereka merasa lebih istimewa dan terdorong untuk membeli lebih cepat.
3. Ciptakan urgensi
Selain membatasi stocks, tambahkan timer hitung mundur di halaman produk yang menunjukkan waktu yang tersisa hingga penawaran berakhir. Ini akan terus mengingatkan konsumen untuk segera bertindak.
Selain itu, tampilkan pemberitahuan ketika stok produk hampir habis, seperti “Hanya tersisa 5 item lagi!”, yang memberikan dorongan tambahan untuk segera membeli.
4. Bagikan social proof
Tambahkan pula bukti sosial dengan menampilkan testimoni dari pelanggan yang sudah membeli produk yang ditawarkan. Tujuannya menunjukkan bahwa produk tersebut sangat diminati dan populer di kalangan konsumen.
Disisi lain, ulasan positif dan testimoni pelanggan dapat meningkatkan kepercayaan dan mendorong pembelian. Dalam hal ini, Anda bisa menampilkan rating bintang dan ulasan produk dari pelanggan di halaman produk untuk meningkatkan kepercayaan dan konversi.
5. Manfaatkan psikologi pelanggan
Kemudian, cobalah untuk memanfaatkan FOMO (Fear of Missing Out) atau rasa takut konsumen untuk ketinggalan kesempatan. Gunakan kalimat seperti “Jangan sampai kehabisan!” atau “Promo terbatas, jangan sampai menyesal!” untuk membangkitkan perasaan ini.
6. Gunakan CTA yang kuat
Sebagai penutup, gunakan kata-kata kunci yang menegaskan kelangkaan, seperti “terbatas”, “eksklusif”, “segera habis”, atau “hanya untuk hari ini”.
Kalimat Call to Action (CTA) yang jelas dan mendesak, seperti “Beli sekarang sebelum kehabisan!” juga bisa mendorong pelanggan untuk segera melakukan pembelian, karena mereka merasa waktu mereka terbatas.
Baca juga: Contoh Call to Action untuk Tarik Banyak Pelanggan!
Contoh Sukses Penerapan Scarcity Marketing
Sudah banyak brand yang sukses menerapkan scarcity marketing. Mereka memanfaatkan momen spesial dan kolaborasi dengan influencer untuk mendukung strategi pemasaran ini.
Berikut beberapa contoh sukses yang bisa Anda ikuti dalam mengimplementasikan scarcity marketing:
1. Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas)
Hampir semua e-commerce di Indonesia memanfaatkan harbolnas untuk meraih keuntungan lebih. Platform e-commerce seperti Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee menawarkan diskon besar-besaran dalam waktu terbatas pada hari tersebut.
Seakan telah menjadi ‘tradisi’ konsumen Indonesia juga teredukasi bahwa pada hari tersebut hampir semua brand menawarkan diskon besar untuk jumlah yang terbatas. Oleh sebab itu, mereka sudah siap berbelanja.
Kedua elemen tersebut membuat Harbolnas efektif menjadi momen yang sangat dinantikan oleh brand dan konsumen Indonesia. Pada momen tersebut brand bisa mendulang pendapatan lebih besar.
2. Peluncuran produk terbaru Smartphone
Berbeda dengan e-commerce, Perusahaan smartphone seperti Apple dan Samsung sering kali menggunakan scarcity marketing saat meluncurkan produk terbaru mereka.
Biasanya, brand tersebut akan membuka pre-order dengan jumlah unit yang terbatas. Termasuk diantaranya menawarkan memberikan akses early bird atau bundling dengan aksesori eksklusif.
Kesempatan eksklusif tersebut tidak bisa didapatkan oleh semua orang. Hal ini membuat antusiasme konsumen terhadap produk baru meningkat pesat.
Misalnya, peluncuran iPhone terbaru sering kali membuat produk habis terjual dalam waktu singkat, menciptakan permintaan yang tinggi.
3. Produk Kolaborasi dengan Influencer
Strategi berikutnya yang banyak digunakan adalah brand berkolaborasi dengan influencer untuk menciptakan produk terbatas yang hanya dapat dibeli oleh pengikut setia mereka. Hal ini seringkali efektif untuk meningkatkan rasa FOMO (Fear of Missing Out) di kalangan pengikut setia mereka.
Testimoni dari influencer yang didukung dengan pemanfaatan sosial media untuk menciptakan hype dan buzz menjadi kunci utama konsumen merasa perlu memiliki produk tersebut sebelum kehabisan.
Misalnya fashion koleksi Adidas x Kanye West (Yeezy) yang selalu ludes terjual dalam waktu singkat berkat buzz dari influencer dan penggemar.
Baca juga: Influencer Marketing: Definisi, Manfaat, Tips, dan Contohnya
Kesimpulan
Scarcity marketing adalah strategi pemasaran yang memanfaatkan rasa takut ketinggalan (Fear of Missing Out/FOMO) untuk mendorong konsumen segera bertindak, seperti membeli produk sebelum habis. Pendekatan ini memanfaatkan kelangkaan waktu, jumlah, edisi terbatas, dan bukti sosial untuk menciptakan urgensi.
Sementara untuk penerapan yang efektif, bisnis perlu membatasi ketersediaan produk, menciptakan urgensi dengan hitung mundur, dan menambahkan bukti sosial seperti ulasan pelanggan. Hal ini terbukti ampuh meningkatkan penjualan dan menciptakan hype di kalangan konsumen.