
- API (Application Programming Interface) adalah interface perantara perangkat lunak yang memungkinkan dua aplikasi untuk bertukar data.Â
- Penggunaan API memberikan berbagai keuntungan strategis bagi bisnis, seperti mengintegrasikan sistem yang berbeda (CRM, ERP, pemasaran), mengotomatisasi proses bisnis hingga mempercepat pengembangan produk dan layanan baru.
- Ada beberapa jenis API yang umum digunakan, yaitu Open API, Internal API, dan Composite API.
- Beberapa contoh implementasi API, seperti WhatsApp API, Instagram API, dan Maps API.
Anda mungkin pernah mendengar istilah API (Application Programming Interface) di beberapa aplikasi atau software. Namun, apa itu API?
API adalah salah satu aspek penting yang dapat membantu web developer maupun mobile developer untuk menyederhanakan program yang dibuat.
Untuk lebih jelasnya, Mekari Qontak akan mengupas tuntas tentang pengertian API, cara kerja, arsitektur, dan contohnya di artikel berikut ini!
Apa Itu API?
API (Application Programming Interface) adalah interface perantara perangkat lunak yang memungkinkan dua aplikasi untuk berhubungan satu sama lain. Singkatnya, istilah API merujuk pada implementasi yang menghubungkan dua atau lebih perangkat.
Saat ini, API menjadi bagian penting dari ekosistem software yang luas. Di mana API mampu mendukung integrasi berbagai perangkat. Namun, tidak semua integrasi perangkat lunak sama. Oleh karena itu, tidak semua API sama. Ada berbagai kategori API yang berbeda.
Anda dapat menemukan API di berbagai aplikasi atau software yang sering Anda gunakan, misalnya seperti WhatsApp API, Instagram API, Facebook, dan masih banyak lagi.
Baca juga: WhatsApp Business API: Panduan Lengkap API WhatsApp
Bagaimana Cara Kerja API?
Setelah mengetahui apa itu API, kini saatnya untuk mengetahui bagaimana cara kerja API. API bekerja dengan cara berkomunikasi melalui seperangkat aturan yang menentukan bagaimana komputer, aplikasi, atau mesin dapat berbicara satu sama lain.
API akan bertindak sebagai perantara antara dua perangkat atau aplikasi yang ingin terhubung satu sama lain untuk melakukan tugas tertentu.
Proses ini dimulai ketika sebuah permintaan dikirim ke API yang kemudian memproses, mengambil, dan memanipulasi data yang relevan, lalu mengembalikan hasilnya kepada klien.
Setidaknya terdapat 4 cara kerja API berdasarkan waktu dan alasan dibalik pembuatannya.
1. API SOAP (Simple Object Access Protocol)
API SOAP merupakan arsitektur yang mengandalkan XML sebagai format standar untuk pertukaran pesan antara klien dan server.
Meskipun SOAP mampu menyediakan standar keamanan dan keandalan yang ketat, arsitektur ini cenderung memiliki kompleksitas implementasi yang lebih tinggi dan fleksibilitas yang terbatas dibandingkan dengan arsitektur yang lebih kontemporer.
2. API RPC (Remote Procedure Calls)
Dalam arsitektur RPC, fokus utamanya adalah memungkinkan klien untuk menyelesaikan sebuah fungsi atau prosedur yang dihosting pada server.
Klien mengirimkan permintaan untuk menjalankan fungsi spesifik di server, dan server kemudian akan mengembalikan output atau hasil dari eksekusi prosedur tersebut kepada klien.
3. API WebSocket
API WebSocket mendukung komunikasi dua arah antara klien dan server. Setelah koneksi WebSocket terhubung, server dapat mengirimkan data atau update kepada klien tanpa perlu adanya permintaan awal dari klien.
Biasanya, API WebSocket menggunakan format data JSON.
4. API REST (Representational State Transfer)
API REST merupakan arsitektur yang paling dominan dan fleksibel di kalangan web saat ini. REST API beroperasi dengan prinsip dengan klien mengirimkan permintaan yang merepresentasikan data atau instruksi ke server.
Selanjutnya, server memproses input ini untuk menjalankan fungsi internal dan mengembalikan data yang relevan sebagai respons.
Manfaat API Untuk Kesuksesan Bisnis
1. Mengintegrasikan Sistem yang Mulus
API memungkinkan berbagai sistem perangkat lunak yang Anda gunakan, dari CRM, ERP, hingga platform pemasaran untuk saling terhubung. Ini memungkinkan data pelanggan baru yang masuk dari situs web langsung tersinkronisasi ke sistem penjualan.
Fleksibilitas ini menciptakan ekosistem bisnis terpadu sehingga informasi mengalir bebas antar departemen. Anda dapat mengambil keputusan yang lebih tepat berdasarkan data yang terintegrasi dan akurat.
2. Mengotomatisasi Proses Bisnis
Anda dapat mengambil keputusan yang lebih tepat berdasarkan data yang terintegrasi dan akurat. Ini berarti bisnis dapat mengurangi intervensi manusia dalam alur kerja harian, meminimalkan kesalahan, dan mempercepat eksekusi proses bisnis yang penting.
Sebagai contoh, ketika pelanggan melakukan pembayaran melalui platform e-commerce Anda, API pembayaran akan secara otomatis memproses transaksi tersebut.
Pada saat yang sama, API lain memperbarui status pesanan di sistem inventaris dan mengirimkan notifikasi konfirmasi ke pelanggan.
3. Mengembangkan Produk & Layanan Baru dengan Cepat
Kemampuan untuk berinovasi dan meluncurkan produk atau layanan baru dengan cepat menjadi salah satu penentu kesuksesan. Alih-alih harus membangun semuanya dari nol, API memungkinkan developer untuk memanfaatkan fungsi yang sudah ada dari pihak ketiga.
Contohnya, jika Anda ingin menambahkan fitur peta atau layanan lokasi ke aplikasi Anda, Anda tidak perlu mengembangkan sistem pemetaan sendiri. Cukup gunakan Maps API yang sudah tersedia.
4. Meringankan Beban Server
Meskipun terdengar kontradiktif, penggunaan API dalam arsitektur terdistribusi, seperti microservices justru dapat membantu meringankan beban pada server inti. API memungkinkan beberapa fungsi dipecah sehingga tidak semua permintaan membebani satu server pusat.
Ketika aplikasi Anda berinteraksi dengan API eksternal, sebagian besar pemrosesan data dan logika bisnis dilakukan oleh server penyedia API. Ini mengurangi resource komputasi (CPU, RAM, bandwidth) yang diperlukan oleh server.
5. Memiliki Keamanan Data yang Lebih Baik
API dirancang dengan protokol keamanan yang canggih untuk melindungi informasi sensitif. Meskipun memfasilitasi pertukaran data, API melakukannya melalui jalur yang terotorisasi dan terenkripsi.
API menerapkan mekanisme otentikasi (misalnya, kunci API, token OAuth) dan otorisasi yang ketat. Ini memastikan bahwa hanya aplikasi atau pengguna yang memiliki izin valid yang dapat mengakses data atau fungsi tertentu.
Jenis-Jenis API
Secara umum, terdapat 4 (empat) jenis API yang biasa digunakan dalam aplikasi berbasis web, antara lain:
1. Open API
Open API atau dikenal juga sebagai public API adalah salah satu jenis API yang populer digunakan oleh para developer. Biasanya, public API digunakan oleh perusahaan dengan strategi bisnis yang melibatkan berbagai aplikasi dan datanya dengan bisnis lain.
Adapun keuntungan terbesar penggunaan API publik adalah kemampuan untuk berbagi data secara terbuka, yang mampu mendorong setiap bisnis untuk berintegrasi dengan aplikasi API lainnya.
2. Partner API
Partner API biasanya hanya tersedia untuk pengembang luar atau konsumen API yang dipilih dan disahkan secara khusus. Di mana mitra memiliki hak dan lisensi yang jelas untuk mengakses API tersebut.
Dengan demikian, tindakan keamanan cenderung menjadi lebih kuat. Sehingga tidak heran apabila beberapa bisnis menyukai partner API yang satu ini.
Bisnis yang menggunakan API mitra umumnya menginginkan kontrol yang lebih besar atas siapa yang dapat mengakses sumber daya mereka, dan kontrol atas pendapat tentang bagaimana sumber daya tersebut digunakan.
3. Internal API
Berbeda dengan dua jenis API sebelumnya, internal API hanya tersedia untuk kebutuhan internal, seperti penggunaan di dalam perusahaan untuk menghubungkan sistem dan data dalam bisnis.
Dalam penerapannya, pengembang yang bekerja untuk perusahaan pengguna internal API dapat menggunakan API, tetapi pengembang eksternal tidak bisa menggunakannya.
4. Composite API
Jenis API yang terakhir adalah composite API, yaitu beberapa gabungan API yang memungkinkan pengembang untuk menggabungkan panggilan atau permintaan dan menerima satu tanggapan terpadu dari server yang berbeda.
Composite API biasanya digunakan untuk mengatasi perilaku API yang kompleks atau terkait erat, dan terkadang dapat meningkatkan kecepatan dan kinerja dibandingkan API individual.
Arsitektur API
Teknologi API bekerja dengan cara bertukar perintah dan data, di mana ini membutuhkan protokol dan arsitektur yang jelas untuk mengatur operasi API.
Saat ini, setidaknya terdapat tiga kategori arsitektur API yang memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda, antara lain:
1. REST
Sebagian besar API berbasis web dibangun di atas arsitektur REST, yang merupakan singkatan dari representational state transfer atau transfer status representasional. REST ini sendiri adalah seperangkat pedoman untuk API yang dapat diskalakan, ringan, dan mudah digunakan.
Sederhananya REST API adalah API yang mengikuti panduan REST dan digunakan untuk mentransfer data dari server ke klien dengan cepat, mudah, dan aman. Sehingga tidak heran apabila REST menjadi pilihan arsitektur API yang populer di kalangan pengembang.
2. SOAP
SOAP (Simple Object Access Protocol) adalah arsitektur API yang bertujuan untuk mentransmisikan data melalui jaringan dan dapat digunakan untuk membangun API.
Dalam penerapannya, SOAP secara ketat mendefinisikan bagaimana pesan harus dikirim dan apa yang harus disertakan di dalamnya. Sehingga, membuat arsitektur SOAP menjadi lebih aman.
Sementara itu, SOAP sering diimplementasikan untuk transfer data internal yang membutuhkan keamanan tinggi, dan mampu bekerja di atas protokol komunikasi apa pun.
3. RPC
RPC (Remote Procedural Call) adalah arsitektur API yang paling mudah dari tiga jenis arsitektur sebelumnya. Dalam hal ini, RPC merupakan memanggil tindakan atau proses yang dapat dieksekusi di server.
RPC memiliki arsitektur atau protokol yang ketat, namun tetap menjadi cara yang relatif sederhana dan mudah untuk mengeksekusi kode pada jaringan jarak jauh.
Contoh Penggunaan API
Setelah mengetahui pengertian API, cara kerja, jenis, dan arsitekturnya, kini kami akan membahas contoh API guna membantu Anda untuk lebih memahami apa itu API.
1. WhatsApp API
Berbeda dengan aplikasi WhatsApp Business biasa, API ini memungkinkan integrasi langsung dengan sistem bisnis lain seperti CRM, ERP, atau platform e-commerce.
Berikut adalah beberapa contoh penerapannya:
a. Layanan Pelanggan Otomatis (Chatbot)
- Banyak perusahaan menggunakan WhatsApp API untuk mengimplementasikan chatbot cerdas.
- Pemesanan dan Reservasi: Pelanggan bisa memesan tiket pesawat, meja restoran, atau jadwal appointment langsung melalui chat WhatsApp dengan panduan chatbot.
- FAQ Otomatis: Chatbot dapat menjawab pertanyaan umum pelanggan 24/7, seperti jam operasional, lokasi toko, atau informasi produk, mengurangi beban kerja agen customer service.
b. Notifikasi dan Pembaruan Transaksional
- WhatsApp API sangat efektif untuk mengirimkan notifikasi penting yang bersifat personal dan real-time.
- Konfirmasi Pesanan/Pembayaran: Pelanggan menerima konfirmasi instan setelah berhasil melakukan pembelian atau pembayaran.
- Status Pengiriman Barang: Notifikasi otomatis tentang pembaruan status pengiriman, dari barang dikemas hingga tiba di tujuan.
c. Kampanye Pemasaran Personal dan Bertarget
- Segmentasi Pelanggan: Data dari sistem CRM Anda (yang terintegrasi dengan WhatsApp API) mengidentifikasi pelanggan yang sering membeli gaun, atau mereka yang pernah melihat sepatu tetapi belum melakukan pembelian.
- Pesan Blast Terpersonalisasi: Anda bisa mengirimkan pesan blast otomatis kepada pelanggan, contohnya menawarkan diskon khusus untuk koleksi terbaru dan menginformasikan kedatangan koleksi baru.
- Peningkatan Penjualan: Personalisasi ini meningkatkan kemungkinan konversi karena pesan yang diterima sangat sesuai dengan minat dan preferensi individu pelanggan, membuat mereka merasa dihargai dan dipahami.
Baca juga: 6 Cara Menggunakan WhatsApp API untuk Tingkatkan Penjualan Bisnis!
2. Instagram API
Instagram API memungkinkan bisnis untuk membangun aplikasi atau layanan yang berinteraksi dengan platform Instagram guna memperluas fungsionalitas sehingga lebihd ari sekadar Instagram biasa.
a. Manajemen dan Analisis Konten
- Penjadwalan Posting: Memungkinkan pengguna menjadwalkan postingan Instagram (gambar, video, reels, dan stories) secara otomatis di masa mendatang.
- Analisis Kinerja Konten: Menyediakan dashboard dengan metrik mendalam seperti engagement rate, jangkauan, impresi, demografi pengikut, dan performa hashtag untuk membantu strategi konten.
- Manajemen Komentar dan DM: Memusatkan dan menyederhanakan pengelolaan komentar dan pesan langsung (DM) dari berbagai akun Instagram dalam satu interface.
b. Integrasi E-commerce dan Aplikasi Pihak Ketiga
API Instagram memungkinkan integrasi yang lebih dalam antara akun bisnis Instagram dan platform lain.
- Shopping di Instagram: Memungkinkan integrasi produk dari toko online langsung ke postingan atau stories Instagram untuk pengalaman belanja yang mulus.
- Integrasi CRM: Menangkap interaksi pelanggan (misalnya, DM atau komentar) dan menyinkronkannya dengan sistem CRM untuk melacak lead atau masalah layanan pelanggan.
c. Pemantauan Brand dan Influencer
- Pemantauan Sebutan Brand: Melacak semua sebutan atau tag akun brand di postingan atau stories lain.
- Pelacakan Kinerja Kampanye Influencer: Mengukur jangkauan dan engagement dari postingan yang dibuat oleh influencer sebagai bagian dari kampanye pemasaran.
- Identifikasi Tren: Menganalisis hashtag populer atau jenis konten yang sedang tren untuk strategi pemasaran yang lebih relevan.
Baca juga: 15 Tools Instagram Marketing Terbaik untuk Tingkatkan Bisnis
3. Maps API
Seperti Google Maps Platform, Maps API memungkinkan pengembang untuk mengintegrasikan fitur-fitur peta, lokasi, dan geolokasi langsung ke dalam aplikasi atau website mereka.
- Aplikasi Transportasi dan Pengiriman (Ride-Sharing & Food Delivery): Ini mungkin contoh paling jelas. Aplikasi seperti Gojek dan Grab sepenuhnya mengandalkan Maps API.
- Penentuan Lokasi Pengguna: Menggunakan geolokasi untuk secara akurat menemukan posisi pengguna dan pengemudi/kurir.
- Perhitungan Rute dan Waktu Tempuh: Menentukan rute tercepat atau terpendek dari titik A ke titik B, lengkap dengan estimasi waktu tiba (ETA) berdasarkan kondisi lalu lintas real-time.
- Pelacakan Real-time: Menampilkan posisi pengemudi atau kurir di peta secara live kepada pengguna, memberikan transparansi dan mengurangi kecemasan.
- Penentuan Harga Dinamis: Menghitung biaya perjalanan atau pengiriman berdasarkan jarak dan waktu tempuh yang diestimasi.
- Situs E-commerce dan Retail: Toko online maupun fisik memanfaatkan Maps API untuk meningkatkan pengalaman belanja.
- Pencari Lokasi Toko (Store Locator): Memungkinkan pelanggan menemukan toko fisik terdekat berdasarkan lokasi mereka saat ini atau memasukkan alamat. Pengguna bisa melihat detail toko, jam buka, dan mendapatkan petunjuk arah.
- Estimasi Biaya Pengiriman: Menghitung biaya pengiriman barang ke alamat tujuan berdasarkan jarak dari gudang atau toko terdekat.
Dapatkan API Terbaik untuk Bisnis Anda Sekarang!
Itu dia pembahasan lengkap tentang apa itu API. Dapat disimpulkan, API adalah perantara perangkat lunak yang memungkinkan dua aplikasi untuk terhubung satu sama lain.
API juga dapat membantu meningkatkan performa aplikasi Anda, terlebih apabila Anda memiliki bisnis yang membutuhkan dukungan lebih. Misalnya seperti open API, WhatsApp Business API, dan Instagram API.
Mekari Qontak menyediakan Open API terbaik yang memungkinkan Anda untuk mengintegrasikan berbagai aplikasi ke dalam sistem Qontak. Dengan demikian, Anda dapat mengakses dan mengelola semua aplikasi Anda secara mudah dalam satu platform terpadu.
Sementara itu, Mekari Qontak telah dipercaya lebih 3000+ perusahaan untuk mengotomatiskan seluruh tahapan penjualan mereka. Tak hanya itu saja, Qontak juga telah tersertifikasi ISO 27001 untuk memastikan keamanan informasi data pelanggan.