8 mins read

Emotional Marketing: Pengertian, Manfaat dan Strategi Membangunya

Tayang 09 Juni 2025
Ditulis oleh:
Emotional Marketing Pengertian, Manfaat dan Strategi Membangunya
Emotional Marketing: Pengertian, Manfaat dan Strategi Membangunya
Mekari Qontak Highlights
  • Emotional marketing memanfaatkan emosi seperti bahagia, haru, atau bangga untuk membangun kedekatan personal dan loyalitas pelanggan.
  • Strategi ini efektif karena pelanggan lebih mudah mengingat dan terhubung dengan brand yang menyentuh emosi mereka.
  • Konten emosional lebih mudah viral, mendorong pembelian, dan membangun advokasi pelanggan secara alami.
  • Brand seperti Marjan, Bear Brand, dan Dove sukses menciptakan ikatan emosional lewat kampanye yang autentik dan menyentuh nilai-nilai personal audiens.

Emotional marketing banyak bisnis manfaatkan untuk membangun kedekatan dengan pelanggan secara personal. Dalam jangka panjang upaya tersebut dapat menciptakan loyalitas pelanggan dan word of mouth marketing.

Tidak hanya bisnis kecil, emotional marketing juga banyak diadopsi oleh brand besar karena terbukti keefektifannya. Simak tips dan aspek apa saja yang mempengaruhi strategi pemasaran tersebut apa artikel berikut.

Apa itu Emotional Marketing?

Emotional marketing adalah pendekatan pemasaran yang bertujuan membangkitkan emosi tertentu pada audiens seperti bahagia, haru, bangga, atau bahkan takut. Tujuannya agar pelanggan lebih mudah mengingat brand dan terdorong untuk mengambil tindakan, seperti membeli atau ikut mempromosikan produk.

Emosi yang disisipkan dalam pemasaran meninggalkan makna mendalam pada pelanggan terhadap suatu produk atau layanan, serta menciptakan koneksi yang kuat dengan perusahaan.

Maka sebab itu, ikatan emosional ini dapat menghasilkan keterlibatan dan loyalitas pelanggan jangka panjang jika dijalankan konsisten.

Dengan kata lain, emotional marketing berusaha menciptakan ikatan emosional yang kuat antara pelanggan dan brand, bukan sekadar promosi produk.

Baca juga: Cara Menjadi Marketing Handal, Pemula Wajib Tahu!

Apa Komponen Penting Emotional Marketing?

Dalam penerapan strategi emotional marketing, ada lima elemen utama yang perlu diperhatikan agar pesan emosional tidak hanya menyentuh hati, tapi juga mendorong tindakan nyata dari konsumen. Kelima elemen ini saling berkaitan yaitu sebagai berikut:

1. Kemudahan Akses (Energy)

Emosi positif bisa terbangun dari pengalaman yang mudah dan nyaman. Jika pelanggan merasa proses pembelian cepat, tidak ribet, dan tersedia kapan pun mereka butuh, mereka akan lebih puas dan cenderung kembali membeli.

Pastikan alur transaksi di berbagai saluran baik di website, aplikasi, atau toko fisik dibuat seefisien mungkin. Semakin ringan usaha yang dikeluarkan pelanggan, semakin kuat keterikatan mereka pada brand Anda.

2. Pengalaman Pelanggan (Experience)

First impression dan pengalaman selama berinteraksi dengan brand sangat memengaruhi emosi pelanggan. Mulai dari tampilan situs bisnis, layanan pelanggan, cara Anda menulis copy, hingga promo, semuanya berdampak pada persepsi pelanggan.

Bangun pengalaman yang konsisten, menyenangkan, dan penuh perhatian karena pelanggan akan lebih mengingat apa yang mereka rasakan, bukan sekadar apa yang mereka beli.

3. Nilai Merek (Equity)

Kepercayaan dan loyalitas dibangun melalui ekuitas merek. Brand yang secara emosional dekat dengan pelanggannya akan lebih mudah menciptakan identitas yang kuat di benak audiens.

Gunakan strategi emotional marketing untuk meningkatkan brand image dan brand identity Anda. Ketika pelanggan merasa terhubung secara emosional, mereka akan lebih percaya dan cenderung membela brand Anda.

Baca juga: Cara Membangun Brand Equity Bisnis yang Baik

4. Kualitas Produk (Product)

Tak ada strategi emosional yang berhasil tanpa produk atau layanan yang benar-benar layak. Pastikan solusi yang Anda tawarkan relevan, berkualitas, dan bisa menyelesaikan masalah pelanggan.

Produk yang baik akan memperkuat cerita emosional yang Anda sampaikan karena pelanggan tidak hanya membeli dengan hati, tapi juga berharap hasil nyata.

5. Penawaran Finansial (Money)

Meski mengandalkan emosi, harga tetap berperan besar dalam pengambilan keputusan. Tawarkan harga yang masuk akal dan sepadan dengan manfaat, serta kompetitif dibanding pesaing.

Keseimbangan antara pendekatan emosional dan strategi harga akan membuat pelanggan merasa terpikat sekaligus rasional. Akibatnya, konversi meningkat, dan bisnis pun lebih menguntungkan.

Apa Manfaat Emotional Marketing Pada Bisnis?

Emotional marketing tidak hanya meningkatkan visibilitas merek, tetapi juga memperkuat loyalitas dan mendorong penjualan.

Studi menunjukkan bahwa iklan dengan elemen emosional menghasilkan konversi 23% lebih tinggi daripada iklan biasa. Pasalnya pelanggan cenderung membuat keputusan bukan semata berdasarkan logika, melainkan dari perasaan yang ditimbulkan oleh sebuah brand.

Selain itu, alasan penting mengapa emotional marketing perlu bisnis bangun karena

1. Lebih Diingat Dibanding Kompetitor

Konten yang menyentuh emosi seperti kebahagiaan, haru, atau inspirasi akan lebih mudah membekas di benak audiens. Hal ini membuat brand Anda menonjol dan lebih mudah dikenali.

2. Mudah Viral

Emosi positif mendorong orang untuk membagikan konten secara organik. Secara tidak langsung hal ini memperluas jangkauan audiens Anda tanpa biaya iklan tambahan.

Baca juga: Apa itu Viral Marketing?: Strategi, Manfaat, dan Contoh Sukses di Media Sosial

3. Mendorong Pembelian

Ketika pelanggan merasa terhubung secara emosional, maka mereka cenderung memilih produk tersebut meski ada alternatif lain dengan kualitas dan harga serupa.

4. Call to Action

Kampanye yang menyentuh hati dapat mendorong audiens untuk bertindak mulai dari donasi hingga bergabung dalam gerakan sosial yang pada akhirnya memperkuat citra brand.

5. Membangun Loyalitas

Pelanggan yang merasa dihargai dan dipahami akan lebih setia dan menjadi advokat merek. Ini menciptakan hubungan jangka panjang yang bernilai bagi bisnis.

Bagaimana Strategi Mengoptimalkan Emotional Marketing?

Emotional marketing bekerja dengan cara membangun hubungan emosional antara brand dan audiens. Tujuannya bukan hanya agar produk terlihat menarik, tetapi agar pelanggan merasa terhubung secara personal dengan pesan yang disampaikan.

Ikuti tips berikut untuk menerapkan strategi emotional marketing secara optimal:

1. Pahami Emosi Target Audiens

Langkah pertama adalah mengenali emosi dominan yang mempengaruhi audiens, seperti rasa aman, harapan, empati, atau nostalgia. Setiap segmen pasar merespons emosi yang berbeda, sehingga pemahaman mendalam tentang siapa audiens Anda sangat krusial.

Sebagai contoh, pelanggan dari kalangan generasi muda mungkin lebih responsif terhadap pesan yang menggugah semangat, sementara generasi tua lebih tersentuh oleh nilai kebersamaan dan kehangatan.

2. Bangun Cerita yang Menyentuh

Daripada menampilkan produk secara langsung, kisah nyata dari pelanggan, perjalanan brand, atau peristiwa menyentuh lebih efektif dalam membangun kedekatan emosional. Sebab emosi paling kuat muncul dari cerita yang autentik.

Sebuah cerita sederhana, seperti perjuangan seorang ibu membangun usaha dengan bantuan produk Anda, bisa jauh lebih berdampak daripada sekadar menampilkan fitur teknis.

3. Sampaikan Pesan dengan Visual dan Bahasa yang Relevan

Pemilihan gambar, warna, dan nada bicara berperan besar dalam menciptakan respon emosional. Gunakan elemen visual seperti foto yang kuat atau video singkat yang menyentuh perasaan.

Visual membantu audiens “merasakan” pesan Anda lebih cepat daripada teks semata. Hal ini perlu didukung dengan penggunaan bahasa yang inklusif dan penuh empati. Hindari stereotip dan generalisasi.

4. Ciptakan Koneksi yang Personal

Koneksi emosional semakin kuat jika pelanggan merasa brand berbicara langsung kepada mereka. Hal ini bisa dilakukan melalui kampanye yang disesuaikan dengan momen spesifik, email personal, atau respons interaktif di media sosial.

Upayakan untuk terlihat selalu tulus dan transparan. Kejujuran dalam menyampaikan pesan membuat audiens merasa dihargai dan membangun kepercayaan jangka panjang.

5. Dorong Aksi Lewat Emosi

Saat emosi tersentuh, pelanggan lebih cenderung untuk bertindak seperti membeli, berbagi, hingga menjadi pendukung brand. Namun, penting untuk menjaga keseimbangan agar konten tidak terasa manipulatif atau terlalu sentimental.

6. Uji dan Evaluasi Secara Teratur

Untuk mengetahui pendekatan mana yang paling efektif, lakukan A/B testing atau eksperimen konten. Pelajari jenis cerita, visual, dan gaya komunikasi mana yang paling beresonansi dengan audiens Anda.

Emotional marketing yang sukses tidak datang dari tebakan, tetapi dari pengujian yang konsisten dan evaluasi yang objektif.

Baca juga: Integrated Marketing Communication (IMC): Pengertian, Manfaat, dan Strateginya

Contoh Kampanye Emotional Marketing yang Sukses

Strategi emotional marketing telah di adopsi banyak brand, baik lokal maupun global, untuk membangun ikatan mendalam dengan pelanggan. Berikut beberapa contoh suksesnya:

Marjan

Contoh Strategi Emotional Marketing - Marjan
Sumber: Facebook Marjan

Brand sirup Marjan sukses membangun emotional marketing karena membuat pelanggan mengaitkan produknya dengan perasaan nostalgia dan kedekatan keluarga.

Marjan secara rutin merilis iklan bernuansa emosional setiap bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran. Iklan-iklannya selalu mengangkat tema kebersamaan keluarga yang hangat dan relevan dengan momen spesial tersebut.

Misalnya, adegan kebahagiaan saat berbuka puasa bersama segelas sirup Marjan, atau keindahan kumpul keluarga besar di hari raya dengan Marjan sebagai pelengkap di meja makan.

Pendekatan seasonal marketing yang mengaitkan produk dengan momen emosional ini berhasil menjadikan Marjan lebih dari sekadar minuman, tapi melekat sebagai simbol kehangatan dan kebersamaan di setiap acara keluarga istimewa.

Baca juga: Nostalgia Marketing: Pengertian, Strategi, dan Contohnya

Bear Brand

Iklan susu Bear Brand pernah viral dengan menampilkan seekor naga yang keluar dari kemasan susu (padahal isinya susu sapi). Konsep unik ini membangkitkan rasa penasaran dan emosi terkejut pada penonton, sehingga iklannya diingat banyak orang.

Melalui storytelling yang tidak biasa, Bear Brand sukses menanamkan citra produknya sebagai susu murni berkualitas tinggi. Bahkan di masa pandemi, Bear Brand menjadi salah satu produk yang paling diburu konsumen berkat persepsi positif tersebut.

Kekuatan emotional marketing Bear Brand terletak pada cerita yang memicu emosi curiosity (penasaran) dan membuat iklan mereka menonjol serta melekat di benak pelanggan.

Dove

Dove merupakan contoh brand global yang konsisten menjalankan emotional marketing lewat kampanye Real Beauty-nya. Alih-alih mempromosikan fitur produk secara langsung, Dove menyampaikan pesan emosional tentang penerimaan diri dan kecantikan alami.

Iklan-iklannya menampilkan wanita dari berbagai latar belakang apa adanya, dengan tujuan membuat setiap perempuan merasa dihargai dan percaya diri dengan kecantikannya sendiri. Pendekatan ini sukses menyentuh emosi audiens yang merasa diwakili dan terhubung dengan nilai positif yang diusung Dove.

Hasilnya, Dove berhasil membangun hubungan emosional yang kuat dengan pelanggannya, di mana produknya dipersepsikan sebagai sumber rasa percaya diri, kenyamanan, dan self-love.

Kesimpulan

Emotional marketing adalah pendekatan strategis yang mengutamakan emosi dalam membangun hubungan antara merek dan konsumen. Teknik ini mampu menciptakan ikatan yang lebih kuat dan mendalam karena melibatkan sisi psikologis manusia, bukan hanya logika semata.

Bahkan, dalam konteks bisnis di Indonesia, strategi yang menekankan empati, keaslian, dan nilai lokal terbukti lebih efektif dalam menciptakan keterikatan emosional yang berdampak langsung pada kesuksesan jangka panjang.

Dengan kata lain, emotional marketing bukan hanya tentang menyentuh hati, tetapi juga tentang membangun hubungan bermakna yang menghasilkan loyalitas, konversi, dan pertumbuhan brand yang berkelanjutan.

Kelola strategi pemasaran Anda lebih baik dengan solusi Omnichannel yang Mekari Qontak tawarkan. Hubungi Kami untuk Coba Demo produk Mekari Qontak Sekarang!

Refrensi

Researchgate. “Consumers’ awareness and loyalty in Indonesia banking sector: does emotional bonding effect matters?
Mdpi. “Building Customer Loyalty Through Emotional Connection

Funnelorbit. “Emotional Marketing Statistics

Kategori : Marketing
WhatsApp WhatsApp Sales