Daftar isi
9 mins read

Experiential Marketing: Pengertian, Manfaat, Tips dan Contohnya

Tayang 10 Januari 2025
Diperbarui 15 Januari 2025
Experiential Marketing Pengertian, Manfaat, Tips dan Contohnya
Experiential Marketing: Pengertian, Manfaat, Tips dan Contohnya

Experiential marketing merupakan bentuk pemasaran yang memberikan pengalaman secara langsung kepada pelanggan. Strategi kampanye marketing ini menjadi lebih menarik orang untuk membeli produk yang ditawarkan.

Artikel ini akan mengulas tentang pengertian experiential marketing, manfaat, dan jenis-jenisnya. Yuk, kenali lebih dekat tentang experiential marketing di bawah ini.

CTA Banner Experimental Marketing

Apa Itu Experiential Marketing ?

Experiential marketing adalah salah satu strategi marketing dengan membangun pengalaman langsung dan mendalam bagi pelanggan, sehingga tercipta hubungan emosional antara merek dan pelanggan.

Menurut Hermawan Kertajaya, experiential marketing merupakan suatu pendekatan pemasaran dengan tujuan membangun basis pelanggan yang setia melalui interaksi emosial dan pengalaman positif terhadap produk atau layanan.

Hal senada juga diungkapkan Bernd Schmitt yang menyatakan bahwa experiential marketing berfokus pada pendekatan di mana pemasar merangsang aspek emosional pelanggan untuk menciptakan beragam pengalaman melalui penawaran produk dan jasa mereka.

Baca juga: Marketing 101: Panduan Lengkap Pemasaran untuk Semua Bisnis

Apa Manfaat Experiential Marketing bagi Bisnis?

Experiential marketing menawarkan lebih dari sekadar promosi produk, tapi membangun pengalaman yang tak terlupakan bagi pelanggan. Berikut beberapa mafaat yang akan bisnis dapatkan:

1. Meningkatkan Brand Awareness

Experiential marketing berperan penting untuk membangun awareness atau kesadaran pelanggan pada merek. Caranya dengan pengalaman langsung yang menarik dan kreatif, sehingga merek lebih menonjol dibanding kompetitor dan tersimpan di ingatan pelanggan lebih baik.

Baca juga: Pengertian Brand Awareness, Manfaat, dan Cara Meningkatkannya

2. Membangun Loyalitas Pelanggan

Pengalaman unik yang ditawarkan dalam experiential marketing juga mampu membangun rasa keterikatan dan loyalitas yang lebih tinggi.

Saat pelanggan merasakan nilai dan manfaat langsung dari produk atau merek, mereka cenderung tetap setia dan kembali untuk bertransaksi di masa depan.

3. Mendorong Word-of-Mouth Marketing

Pengalaman langsung yang dirasakan pelanggan dapat memicu pemasaran word-of-mouth. Pelanggan yang terkesan dan terhubung dengan merek cenderung berbagi pengalaman tersebut dengan teman, keluarga, atau melalui platform media sosial.

Strategi pemasaran word-of-mouth lebih efektif. Sebuah riset menunjukkan sekitar 92% orang lebih mempercayai rekomendasi orang lain daripada iklan dari suatu brand tersebut.

Apa saja Jenis-Jenis Experiential Marketing?

Experiential marketing memiliki berbagai jenis. Berikut ini jenis-jenis experiential marketing:

1. Event Marketing

YouTube video

Event marketing merupakan salah satu jenis experiential marketing yang paling populer.Tujuan pemasaran ini agar perusahaan bisa terlibat berinteraksi langsung dengan calon pelanggan atau pelanggan. Misalnya, acara pameran produk hingga launching produk terbaru.

Baca juga: Pengertian Event Marketing, Jenis, Strategi dan Contohnya

2. Pop-Up Store

Experiential Marketing - Pop up Store Oppo di Grand Indonesia
Pop up Store Oppo di Grand Indonesia

Event marketing dalam bentuk pop-up store tak kalah populer dan menyebar di mana-mana. Pop-up store merupakan sebuah toko fisik yang dibuka dadakan dalam jangka waktu terbatas. Konsep ini semakin populer karena fleksibilitas dan daya tariknya.

Misalnya, Anda bisa membuka toko dadakan dengan demonstrasi produk yang menyenangkan dan menarik yang bisa menyita perhatian pelanggan.

Berbagai kreasi dan eksperimen contohnya memberikan kesempatan calon pelanggan mencicipi produk yang ditawarkan agar menarik.

3. Workshop atau Seminar

Experiential Marketing - Workshop Fuzz x Mekari Jurnal - Cara Jualan yang Auto Cuan
Workshop Fuzz x Mekari Jurnal – Cara Jualan yang Auto Cuan

Seminar atau workshop merupakan jenis experiential marketing di mana merek mengadakan acara pendidikan atau pelatihan bagi pelanggan.

Melalui seminar, merek dapat berbagi pengetahuan dan keahlian yang relevan dengan produk mereka, sehingga pelanggan dapat mempelajari dan merasakan manfaat yang ditawarkan oleh merek tersebut.

4. Pengalaman Imersif

Experiential Marketing - Teknologi AR dan VR - Aplikasi IKEA
Teknologi AR dan VR – Aplikasi IKEA

Strategi experiential marketing ini menciptakan pengalaman langsung dan mendalam bagi konsumen. Mereka bisa merasakan, berinteraksi, dan terlibat dalam merek secara lebih personal dan emosional.

Pengalaman imersif yang didukung dengan teknologi augmented reality (AR), virtual reality (VR) dapat menciptakan kenangan kuat dalam benak konsumen.

Pengalaman imersif ini tidak hanya fokus pada penjualan langsung tapi pada penguatan hubungan jangka panjang dengan audiens.

5. User Generated Content

Experiential Marketing - User Generated Content - Lushcosmetics
User Generated Content – Lushcosmetics

User Generated Content (UGC) merupakan beragam konten baik dalam bentuk video, foto, tulisan ulasan yang dibuat oleh pengguna dari produk perusahaan.

UCG berfokus pada keterlibatan konsumen secara langsung dalam pemasaran produk. Ini sekaligus merupakan pengalaman berharga karena menghargai konsumen dan membuat mereka menjadi bagian dari merek kita.

Baca juga: Mengenal Pentingnya User Generated Content dalam Dunia Bisnis

Bagaimana Strategi Menerapkan Experiential Marketing yang Efektif?

Menerapkan experiential marketing tidak bisa dilakukan begitu saja. Agar tepat sasaran, Anda bisa mengikuti langkah-langkah menerapkan experiential marketing berikut:

1. Tentukan Tujuan yang Jelas

Sebelum melakukan experiential marketing, perama tentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai. Misalnya, ingin meningkatkan kesadaran merek, menghasilkan penjualan langsung atau memperkuat hubungan dengan pelanggan.

Penetapan tujuan yang jelas memungkinkan Anda dapat merancang pengalaman yang sesuai dan dapat mengukur keberhasilannya.

2. Mengenali Target Audiens

Menentukan target audiens menjadi langkah pertama yang perlu dilakukan sebelum mulai merencanakan experiential marketing. Pada tahap ini, Anda bisa menentukan dengan mempertimbangkan kelompok usia yang ingin dijangkau, jenis kebutuhan, dan minat mereka.

Setelah mengidentifikasi target audiens, Anda bisa mulai merencanakan cara yang efektif untuk terhubung dengan mereka.

3. Merancang Pengalaman yang Unik

Pengalaman yang unik akan menciptakan kesan berbeda pada benak pelanggan. Ini juga membuat merek Anda terlihat lebih menonjol daripada merek lain.

Dampaknya, calon pelanggan bisa mengingat merekmu dan mempertimbangkan untuk melakukan pembelian di masa mendatang.

Coba untuk berkreasi dengan berbagai tren kekinian untuk merancang pengalaman yang unik agar semakin terhubung dengan calon pelanggan.

Baca juga: Contoh Iklan Penawaran Menarik & Efektif untuk Bisnis Anda

4. Memanfaatkan Teknologi Digital

Pemasaran eksperimental yang memanfaatkan teknologi digital menawarkan cara yang inovatif untuk menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi pelanggan.

Misalnya, dengan menggabungkan dunia fisik dan digital, seperti melalui augmented reality (AR) dan virtual reality (VR), merek dapat memberikan pengalaman produk yang lebih mendalam dan interaktif.

Selain itu, platform digital seperti media sosial, website, dan aplikasi juga dapat dioptimalkan untuk meningkatkan keterlibatan pelanggan.

5. Follow Up Konsumen

Melakukan follow up pada konsumen dapat menjadi strategi memperpanjang interaksi lebih dalam. Hal ini sekaligus membantu menjaga keterlibatan mereka dan memperkuat hubungan dengan pelanggan.

Misalnya, dengan mengirim email ucapan terima kasih, menawarkan diskon khusus hingga mengundang mereka dalam program loyalitas.

Baca juga: Follow Up: Pengertian, Tujuan, Cara, dan Tantangannya

6. Minta Feedback dari Konsumen

Umpan balik atau feedback sangat berarti bagi bisnis untuk mengetahui respon dari konsumen atas pengalaman yang mereka alami.

Misalnya, melalui survei hingga platform media sosial. Respon dari konsumen ini dapat digunakan sebagai evaluasi produk dan pengalaman konsumen.

Kemudian jadikan feedback sebagai bahan evaluasi melakukan perbaikan pada strategi experiential marketing. Terus beradaptasi untuk mengembangkan strategi experiential marketing agar menarik hati para konsumen.

Tantangan dalam Implementasi Experiential Marketing

Experiential marketing seringkali melibatkan produksi acara hingga pengembangan teknologi. Semua ini membutuhkan investasi yang cukup besar. Berikut ini penjelasannya:

1. Biaya Produksi yang Tinggi

Konsep pemasaran yang mengutamakan pengalaman langsung ini memang menjanjikan hasil yang luar biasa, namun juga membutuhkan investasi yang cukup besar. Ini bergantung pada kerumitan konsep, penggunaan teknologi digital, lokasi, hingga talent yang dibutuhkan.

Meskipun biaya produksi tinggi, namun keuntungan jangka panjang yang diperoleh, seperti meningkatkan brand awareness, loyalitas pelanggan, dan word-of-mouth marketing, dapat jauh melebihi biaya awal yang dikeluarkan.

2. Pengukuran Efektivitas

Mengukur efektivitas experiential marketing memang menjadi tantangan tersendiri. Berbeda dengan metrik digital yang mudah dilacak, seperti klik dan konversi, dampak dari pengalaman langsung ini lebih sulit diukur secara kuantitatif.

Pengalaman yang bersifat subjektif dan dampak jangka panjang menjadikannya kompleks untuk dianalisis. Namun, dengan menggunakan kombinasi metode seperti survei, analisis media sosial, tracking code, dan pengukuran sales lift, kita dapat memperoleh data yang berharga.

3. Ketepatan dalam Menjangkau Audiens

Menyampaikan pengalaman yang relevan kepada audiens yang tepat menjadi tantangan tersendiri. Jika pengalaman tidak sesuai dengan preferensi atau minat target pasar, maka efektivitas kampanye bisa berkurang, dan tujuan pemasaran mungkin tidak tercapai.

Sebagai upaya pencegahan, Anda bisa melakukan segmentasi audiens yang lebih mendalam berdasarkan demografi, perilaku, dan preferensi mereka. Gunakan data yang ada, seperti analitik media sosial, survei, atau data pelanggan.

Selain itu, manfaatkan teknologi analitik dan platform CRM (Customer Relationship Management) untuk memahami lebih dalam perilaku audiens dan memprediksi preferensi mereka.

CTA Banner Experimental Marketing

4. Kompleksitas Logistik dan Operasional

Menyelenggarakan pengalaman fisik atau digital yang melibatkan banyak elemen, seperti lokasi acara, teknologi, atau interaksi langsung, sehingga membutuhkan perencanaan yang matang dan eksekusi yang sempurna.

Tanpa koordinasi yang baik, acara bisa gagal memberikan dampak yang diinginkan. Oleh sebab itu, diperlukan rencana operasional yang komprehensif dengan jadwal yang jelas dan pembagian tugas yang terperinci sangat penting.

5. Ketergantungan pada Teknologi

Pengalaman imersif sering kali bergantung pada teknologi canggih. Jika teknologi ini gagal berfungsi dengan baik selama acara atau interaksi, hal ini bisa merusak keseluruhan pengalaman dan merugikan citra merek.

Antisipasi perlu dilakukan dengan menggunakan teknologi yang telah teruji dan memiliki rekam jejak keberhasilan dalam berbagai event atau kampanye. Jika memungkinkan, buat teknologi yang digunakan semudah mungkin untuk digunakan, baik oleh tim acara maupun audiens.

Contoh Penerapan Experiential Marketing di Indonesia

Sudah banyak perusahaan yang sukses menjalankan experiential marketing. Berikut adalah beberapa contoh bisnis yang sukses menjalankan experiential marketing:

1. Starbucks Indonesia: Kelas Brewing Kopi

Starbucks Indonesia seringkali mengadakan Kelas Brewing Kopi yang interaktif. Pada event ini, pelanggan diajak untuk belajar tentang berbagai jenis kopi, cara menyeduhnya, dan menikmati hasil seduhan mereka sendiri.

Melalui Kelas Brewing Kopi, Starbucks tidak hanya memberikan pengetahuan tentang kopi, tetapi juga menciptakan pengalaman yang menyenangkan dan mendalam bagi pelanggan.

2. Dulux: Dulux Visualizer

Dulux merupakan merk cat ternama di Indonesia. Untuk meningkatkan pengalaman pelanggan, Dulux menciptakan aplikasi augmented reality (AR) bernama Dulux Visualizer.

Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk melihat bagaimana warna cat akan terlihat pada dinding rumah mereka secara virtual. Dengan demikian, pelanggan dapat lebih mudah memilih warna cat yang sesuai dengan preferensi mereka.

3. Indomie: Indomie Fest

Sebagai merek mie instan yang sangat populer di Indonesia, Indomie sering mengadakan acara yang diberi nama Indomie Fest. Acara ini biasanya menampilkan berbagai macam varian rasa Indomie, pertunjukan musik, dan kegiatan seru lainnya.

Indomie Fest berhasil menciptakan pengalaman yang menyenangkan bagi para penggemar Indomie dan memperkuat ikatan emosional antara merek dan pelanggan.

Kesimpulan

Experiential marketing adalah pendekatan pemasaran yang menempatkan pengalaman konsumen di garis depan. Alih-alih hanya memberikan informasi produk, strategi ini bertujuan menciptakan interaksi yang mendalam dan mengesankan antara merek dan konsumen.

Dengan melibatkan konsumen secara langsung dalam berbagai aktivitas, experiential marketing berhasil membangun hubungan emosional yang kuat, meningkatkan kesadaran merek, dan mendorong loyalitas pelanggan.

Pemanfaatan teknologi seperti aplikasi CRM Mekari Qontak bisa membantu bisnis memahami minat dan kebutuhan pelanggan berdasarkan interaksi mereka di berbagai platform. Hal ini bisa dimanfaatkan oleh bisnis untuk mengadakan experimental marketing yang lebih efektif.

Coba Demo Gratis Produk Mekari Qontak dengan Hubungi Kami Sekarang!

Kategori : BisnisMarketing
WhatsApp WhatsApp Sales