Mekari Qontak
Artikel Unggulan Bisnis lain

Performance Review: Tingkatkan Budaya Perusahaan

Performance Review

Dalam suatu organisasi maupun perusahaan, adanya sekumpulan orang-orang yang bekerja sebagai karyawan dan anggota tim mengharuskan adanya review performansi pekerjaan setahun sekali demi memperbaiki kinerja masing-masing dan pada akhirnya, kinerja perusahaan. Dilakukan hanya setahun sekali, review performansi menjadi kurang efektif dan peningkatan secara signifikan baik secara kolektif maupun secara individual. Karenanya, haruslah manajer mempertimbangkan adanya pengawasan dan review bulanan secara umum tanpa bermaksud melakukan micro-managing. Terbukti para karyawan memiliki performa yang lebih maksimal dengan adanya review dan pemberian masukan secara rutin lewat meeting atau percakapan satu lawan satu.

Pemberian masukan yang baik berpotensi menjadi kekuatan tambahan bagi budaya perusahaan yang membangun secara positif dan berhasil ditanamkan. Selain dengan menggunakan bantuan teknologi, pemberian masukan oleh perusahaan dalam bentuk review performansi perlu memperhatikan hal-hal berikut  agar maksimal.

  1. Hindari pemberian masukan yang terlalu panjang dan makan waktu lama

Menjelang musim pemberian review performansi, kebanyakan karyawan merasa malas karena adanya pemberian masukan yang memakan waktu terlalu lama. Alhasil, pesan dan inti dari feedback yang diberikan berpotensi gagal mencapai tujuannya, yaitu untuk memperbaiki performansi karyawan. Dengan rutin mengadakan percakapan tatap muka satu dengan yang lain, respon secara lebih efektif dapat langsung disampaikan oleh manajer ke karyawan maupun sebaliknya.

  1. Berikan masukan diikuti dengan saran yang dapat diaplikasikan

Tidak hanya frekuensi yang dibuat lebih rutin, memberikan feedback diikuti dengan panduan untuk memperbaiki diri bagi setiap individu juga sangatlah penting. Berikan petunjuk apa saja aspek-aspek yang wajib diperbaiki dan bisa diperbaiki dengan mengambil langkah apa. Jangan menjaga jarak dengan membiarkan karyawan yang diberikan feedback memikirkan sendiri bagaimana mereka harus menyelesaikan kondisinya, namun jadilah partner untuk melakukan perbaikan bersama.

  1. “Bungkus” percakapan dalam nuansa dan pendekatan informal

Bercakap-cakap dan berdiskusi secara formal membuat manajer dan karyawan tidak bisa berbicara secara lebih terbuka meskipun terfokus. Pastikan percakapan untuk memberikan feedback berlangsung dalam nuansa yang tidak formal namun tetap fokus dengan menjauhkan sejenak handphone dan laptop dari pandangan. Anda dapat juga berjalan-jalan berkeliling saat berdiskusi untuk menyegarkan pikiran dan membuat suasana lebih santai. Jadwalkan meeting dari jauh-jauh hari dan pastikan meeting tetap berjalan sesuai jadwal.

  1. Memahami yang dicari oleh karyawan dari performance review

Secara keseluruhan, tidak hanya frekuensi yang meningkat dan waktu meeting yang singkat serta efektif dalam memberikan feedback, karyawan pun mengharapkan adanya pengukuran performansi dengan gol yang objektif serta indikator performansi yang jelas secara kuantitatif dan kualitatif. Berikan kesempatan untuk pemberi feedback dan penerima feedback untuk saling menyampaikan masukan.

  1. Teknologi untuk mendukung review performansi

Pemanfaatan teknologi seperti yang sudah disebutkan sebelumnya mungkin dinilai sedikit membatasi sisi personal dan keakraban antara manajer dan karyawan. Namun, adanya dukungan dari teknologi membuat meeting lebih efektif karena feedback dapat direkam dan dikunjungi kembali, serta untuk mendetailkan indikator performansi yang harus menjadi target perbaikan bagi setiap individu.

Dengan secara konsisten melakukan hal-hal yang sudah disebutkan di atas, revolusi sistem pemberian masukan dapat dicapai untuk ditanamkan menjadi budaya yang aplikatif dan bertahan di sebuah perusahaan. Adanya budaya yang baik dalam sebuah tim membuat kekompakan terjaga dan motivasi untuk mencapai kesuksesan bersama juga ada.

Artikel terkait

WhatsApp WhatsApp Sales