Perkembangan teknologi masa kini membuat dunia sales dan marketing senantiasa dituntut untuk melakukan penyesuaian. Tren-tren penggunaan teknologi dalam perkembangan dunia sales dan marketing dimaksudkan untuk membantu terjadinya peningkatan sales dan perbaikan strategi. Meski demikian, walaupun teknologi ada dengan tujuan pengembangan, tetap saja masih terdapat implementasi teknologi baru yang mengubah wajah praktek strategi lama namun berpotensi menciptakan bumerang bagi sales bisnis Anda.
Pada dasarnya, konsep teknologi sales yang berupa sales enablement sendiri memiliki tujuan utama membantu salesperson atau para pelaku marketing dan sales agar memiliki percakapan yang berbobot untuk maju ke tahapan terjadinya closing sales dan transaksi yang diharapkan. Dalam memanfaatkannya, berikut ini lima kesalahan yang masih sering terjadi dan sebenarnya bisa Anda hindari.
1. Hanya berfokus pada konten
Sirius Decisions melaporkan bahwa hanya ada sekitar 30 persen dari konten marketing yang benar-benar digunakan, sehingga lebih banyak konten yang sebenarnya percuma. Meskipun mudah bagi Anda untuk menemukan kontennya, namun pada kenyataannya hal ini tidak menuntun pada terjadinya deal dan transaksi. Yang berkuasa mendorong terjadinya closing tetap adalah orang-orang yang ada di baliknya. Konten adalah alat pendukung, dan konten yang disediakan haruslah membantu salesperson kapanpun diperlukan dan bagaimanapun isinya. Berikan training bagi sales people Anda sehubungan dengan konten brand Anda sehingga diskusi yang terjalin antara sales people Anda dengan prospek menjadi lebih baik dan terarah. Lakukan update dan rekomendasikan konten secara proaktif sehingga sejalan dengan fase di mana proses sales tengah berlangsung.
2. Menyepelekan proses sales karena bergantung sepenuhnya pada teknologi
Adanya konten bertujuan untuk mendukung proses sales, namun konten tersebut tidak akan menyelaraskan dirinya sendiri dengan tahapan salea. Diperlukan strategi untuk menyelaraskan hal ini, entah itu dengan sales team Anda maupun dengan prospek. Dalam menyusun konten, libatkanlah input dari tim sales agar pemahaman yang dibagi sama.
3. Terlalu memprioritaskan tahapan pelaporan
Laporan yang tampak profesional, rapi dan lengkap dengan tampilan yang ‘wah’ memang bagus, tapi tidak ada hubungannya dengan performa sales yang membaik. Jangan hanya berfokus pada penggunaan tools sales yang memastikan adanya pelaporan yang nyaris sempurna, namun tetapkanlah prioritas pada fitur-fitur yang memang akan membantu salesperson dari segi efektivitas pekerjaan dan perbaikan performa.
4. Berpikir bahwa penggunaan tools sales tertentu sudah membantu menghemat banyak waktu sales Anda.
Menyediakan tools sales yang memungkinkan tim sales Anda untuk membuat dan menyesuaikan sendiri konten presentasi sales mereka memang seharusnya baik bagi bisnis Anda, namun hal ini bukanlah yang terutama. Ketersediaan hal ini bahkan tidak akan membawa dampak signifikan apapun terhadap performa tim sales Anda. Pilihlah tools sales yang membantu mengingatkan tim sales Anda kapanpun terdapat konten atau informasi penting yang perlu mereka gunakan atau ketahui.
5. Mengukur metrics yang salah
Kebanyakan perusahaan memiliki tin sales dengan kelengkapan metrics hanya untuk mengukur efisiensinya dan bukan mengukur performa dari tin sales. Jangan hanya menggunakan metrics dan kelengkapan data di permukaan saja karena hal ini tidak akan memberikan manfaat yang efisien seperti apakah menghemat waktu proses sales malah menghasilkan lebih banyak lagi deal yang berhasil. Selalu lakukan pemantauan dan pengukuran sebelum dan sesudah implementasi startegi.
Prioritas Anda dalam mengimplementasi strategi penjualan Anda haruslah tim sales Anda dan apakah mereka merasa didukung dan cukup terlengkapi dengan tools-tools sales pilihan bagi bisnis Anda.