Apa hubungan antara kegiatan sales dan marketing dengan kepolosan anak SD kelas 6? Jawabannya banyak dan di luar dugaan sangat berpengaruh. Kejujuran dan sikap apa adanya dalam diri anak-anak ternyata mewakili sesuatu yang hilang dari praktek sales selama ini. Bagaimana bisa?
1. Menekankan kelebihan dan sisi positif dari produk serta jasa yang Anda tawarkan tapi tidak lupa berpendapat jujur
Banyaknya berita palsu dan pemasaran berlebihan membuat mereka yang mengonsumsi konten dan mengetahui keberadaan Anda di jagad digital cenderung berpikiran skeptis dan susah percaya terhadap informasi yang beredar. Karenanya, seperti anak berusia sebelas tahun, kredibilitas yang diperoleh dari kejujuran harulah ditegaskan di awal, bahwa jasa atau produk yang Anda tawarkan memang tidak sempurna dengan kekurangannya sendiri sebagai bahan pertimbangan pembeli. Hanya dengan cara inilah kepercayaan dari prospek dapat diperoleh. Salespeople harus siap mengakui adanya kekurangan dalam produk dan tidak menjual kesempurnaan semata. Hal ini dapat dilakukan sediplomatis mungkin sambil tetap menekankan kelebihan dari produk yang ditawarkan tersebut. Sisanya, biar pilihan ditentukan oleh customer Anda sendiri sesudah Anda menunjukkan Anda berada di pihak customer Anda.
2. Koneksi sosial ala anak kelas 6 SD
Hal lain lagi yang dapat dipelajari dari anak kelas 6 SD adalah adanya jiwa sosialisasi yang lebih tinggi dibandingkan orang yang lebih dewasa. Hal ini dapat pula Anda terapkan dalam berbisnis. Membangun jalur sosial di dunia digital sedini mungkin memperbesar kemungkinan keberhasilan bisnis mencapai kuota hingga 79 persen. Koneksi merupakan segalanya, dan kepolosan anak-anak serta apa adanya mereka dalam membangun koneksi bisa ditiru dalam berbisnis.
Meski begitu, perlu diingat bahwa koneksi memang krusial dan diperlukan, namun belum pasti menjamin kesuksesan. Salespeople tetap tidak memiliki keputusan akhir hanya berdasarkan network sosial. Network sosial hanya merupakan kendaraan untuk melakukan evaluasi demi menargetkan customer yang sesuai secara personal. Keputusan akhir untuk bertransaksi tetap ada pada tangan orang-orang yang ada di dalam network tersebut, sehingga “mengunjungi” mereka satu demi satu secara personal haruslah menjadi cara terefektif.
Kegiatan penjualan yang sukses biasanya diawali dengan dibangunnya fondasi kepercayaan. Adanya kejujuran, koneksi dan pengalaman yang sifatnya positif juga menjadi hal yang tidak bisa ditawar dari formula penjualan yang sukses, sesuatu yang bisa kita pelajari dari anak yang duduk di kelas 6 SD.