Jika Anda merupakan orang yang sudah cukup lama berkecimpung di dunia sales, maka Anda pasti tahu sulitnya membangun hubungan dari nol dengan tujuan menciptakan sales. Ketika hubungan sudah berhasil terjalin meskipun baru lewat email saja, sedikit kesalahan strategi dalam berkomunikasi dapat membuat Anda kehilangan kesempatan berjualan karena prospek yang sudah terlebih dahulu menjauh.
Untuk memastikan hal ini tidak terjadi dan untuk meminimalisir kegagalan deal dengan prospek, berikut ini hal-hal yang harus Anda pertimbangkan.
- Pastikan email Anda tidak terlalu panjang dan bertele-tele
Saat seseorang menerima email, besar kemungkinan mereka terlebih dahulu akan memeriksa secara garis besar atau melakukan scanning terhadap email Anda sebelum memutuskan apakah mereka mau melanjutkan percakapan atau memberikan respon, atau malah menghapus email tersebut. Anda harus strategis dalam menulis email, dan sebisa mungkin menempatkan bagian terpenting di awal email. Jika memang email tersebut harus panjang, gunakanlah poin-poin agar isinya lebih mudah dicerna. Selalu cek ulang email sebelum Anda kirimkan.
- Isi email Anda haruslah benar-benar fokus
Anda tidak bisa menanyakan banyak hal dalam satu email karena fokus orang yang menerima email Anda biasanya cenderung hanya pada satu hal saja. Karena itu, jika ingin membangun komunikasi yang berhasil, pastikan email Anda terfokus pada satu topik saja agar target Anda yang menerima email juga akan lebih responsif dan termotivasi untuk membalas.
- Pastikan isi email Anda spesifik
Apapun pertanyaan atau keperluan Anda di dalam email tersebut, pastikan Anda memaparkannya secara lebih spesifik. Isi email yang terlalu umum dengan maksud yang kurang tersampaikan secara jelas dapat membuat prospek bingung dan akhirnya melewatkan email Anda karena dianggap tidak penting. Anda tentu ingin menghindari hal ini. Pastikan isi email membuat orang yang membacanya tidak perlu melakukan hal-hal yang merepotkan seperti melakukan riset terlebih dahulu. Pastikan email tersebut memicu respon yang instan dan memberikan wawasan dengan jawaban yang juga nantinya akan lebih spesifik.
- Jika isi email Anda meminta mereka melakukan sesuatu, minimalisir permintaan Anda
Semakin minimal hal yang harus mereka lakukan, semakin mungkin Anda mendapat respon yang Anda harapkan. Mengingat jenis relasi yang Anda bangun masih ada di tahap yang sangat awal dan dini, jangan bergerak terlalu cepat dan secara perlahan bangun kredibilitas dan kepercayaan sebagai buah dari relasi tersebut. Hal ini juga berlaku dalam hal mempermudah dan tidak merepotkan prospek dengan permintaan Anda. Andalkan pemikiran “terima beres” untuk membangun hubungan awal yang baik.
- Semuanya tetap bergantung kepada timing yang tepat
Salah satu hal yang separuhnya berada di luar kontrol Anda adalah timing atau waktu yang tepat. Anda bisa saja terus-menerus mengirimkan email serta secara rajin melakukan follow up. Tapi jika memang target Anda belum ingin merespon Anda, maka Anda hanya bisa menunggu sambil mencoba peruntungan Anda di prospek berikutnya. Untuk memperbesar kesempatan mendapatkan respon, Anda dapat mengira-ngira waktu orang tersebut membalas email dari jam aktif mereka di dunia maya, dan melakukan penjadwalan pengiriman email otomatis pada jam yang sesuai.
Semoga email sales Anda kali ini membuahkan hasil!
Selain menggunkan email untuk menyampaikan intensi sales dengan tepat, Anda juga dapat menggunakan platform seperti WhatsApp API untuk menyampaikannya secara efektif langsung kepada prospek atau pelanggan. WhatsApp API dilengkapi berbagai fitur canggih seperti WhatsApp blast yang dapat memaksimalkan penjualan bisnis Anda.